23

10.6K 2.3K 262
                                    

Minggu (19.15), 06 September 2020

Akhirnya setelah ribuan purnama, baby Bo comeback ^_^

-------------------------------

Seharusnya Zie langsung pergi begitu menyadari apa yang sedang direncanakan Leon. Tapi dia tidak bisa meninggalkan John. Apalagi beberapa menit setelahnya seseorang datang menjemput Ben. Kalau Zie pergi juga, John akan sendirian dan hanya Tuhan yang tahu apa yang akan dilakukannya mengingat kebiasaan mabuk yang dulu saja telah menghasilkan seorang anak yang tak pernah John ketahui.

Akhirnya Zie memilih membawa John kembali ke hotel sambil berharap akan menemukan Leon di sana. Namun tekadnya untuk menemukan Leon hanya sebatas dalam pikiran. Menyangga dan setengah menyeret John dari night club ke mobilnya saja sudah membuat Zie kewalahan. Ditambah melakukan itu dari mobilnya ke kamar hotel John. Walau sudah dibantu petugas hotel, Zie tetap kehabisan napas dan merasa tubuhnya pegal begitu John terbaring di atas ranjang.

Sejenak Zie masih mengatur napas lalu membuka sepatu dan jaket John. Setelahnya dia menyelimuti lelaki itu dan bersiap segera pergi. Namun langkahnya terhenti karena John mencekal lengannya.

"Jangan pergi," John memohon setengah sadar.

Zie menghela napas lalu memilih duduk di sisi ranjang. Mungkin sudah seharusnya dia menyelesaikan masalah ini. Sudah waktunya dia mengakhiri hubungan tak jelasnya dengan alam bawah sadar John.

"John, aku menyesal hubungan kita jadi sejauh ini," Zie memulai seraya menggenggam tangan John yang tadi mencekal lengannya. "Yang kita lalui sangat menyenangkan meski mungkin kau sama sekali tak mengingatnya dalam keadaan sadar. Itu adalah masa-masa yang membahagiakan. Seolah aku menemukan obat dari rasa sakitku.

"Tapi kurasa sudah waktunya kita mengakhiri segalanya. Sudah waktunya kita kembali ke jalan kita masing-masing." Zie tersenyum. "Kau selalu mengingatku di alam bawah sadarmu. Kurasa juga ingat bahwa kita menjalin hubungan. Jadi aku yakin kau juga pasti bisa mengingat kata-kataku ini walau hanya dalam keadaan mabuk.

"Aku mencintaimu, John. Tapi hubungan kita sudah berakhir sejak di rumah sakit dua tahun lalu. Hubunganmu dengan Arzie sudah selesai. Dia hanya akan menjadi wanita dalam kenanganmu."

Dada Zie sesak saat mengatakan itu. Air matanya menggenang. Seharusnya dia melakukan seperti yang diinginkan Leon. Menyadarkan John bahwa wanita di alam bawah sadar John adalah Zie yang saat ini disukai John. Tapi entah kenapa Zie tetap tidak sanggup. Mungkin ini keputusan bodoh. Tapi dia berharap John tahu tanpa Zie berusaha mengingatkannya.

Zie menunduk. Air mata yang sedari tadi berusaha ditahannya akhirnya bergulir lalu menetes di pipi John. Namun Zie sama sekali tak memedulikannya. Dia terus menunduk lalu menempelkan bibirnya dengan sangat lembut di bibir John. Hanya beberapa detik. Dengan John yang menatapnya setengah terpejam tanpa berusaha membalas ciuman Zie.

"Selamat tinggal," gumam Zie lalu melepas tangan John dan berdiri. Dia sudah berbalik menuju pintu dan berjalan dua langkah. Namun ucapan John berikutnya membuat Zie membeku.

"Zie... apa Keivan benar-benar anakku?"

DEG.

Butuh waktu cukup lama bagi Zie untuk bisa bergerak. Dia berbalik kembali ke arah ranjang dengan tatapan tak percaya. Tapi yang didapatinya di sana John sudah tertidur nyenyak. Seolah yang bertanya tadi adalah orang lain.

Zie memejamkan mata lalu menggeleng pelan. Mungkin dia hanya membayangkan pertanyaan itu. Mungkin dia terlalu berharap John bisa menyatukan kepingan kenangan di antara mereka hingga dirinya berhalusinasi demikian.

Faktanya John sama sekali tak mengingatnya. Tak bisa menggabungkan sosok Arzie di alam bawah sadarnya dengan Zie di kehidupan nyata. Jadi Zie tidak akan memaksa. Dia akan menunggu—entah kapanpun itu—sampai John bisa ingat segalanya sendiri.

The Baby's FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang