Love Letter

502 45 1
                                    

Baekhyun berdiri dengan gugup. Ia terus melirik dengan resah kesekitar. Sebuah benda pipih berwarna merah jambu dengan beberapa gambar hati dan strawberi tersemat dijari lentiknya. Ia diam disana, mengatur nafas supaya tenang. Damn! Dia benar-benar gugup sekarang ini


Huft!

Setelah tekadnya bulat, Baekhyun mulai melangkah pergi. Suasana disekitar begitu ramai dan bising, maklum lah hari ini wisuda untuk kelas 3. Banyak yang merayakannya dengan teman-teman maupun senior yang dekat dengan mereka. Baekhyun sendiri adalah anak kelas 3, jadi tak jarang beberapa orang bertukar kata dengan si mungil berambut hitam ini

Meski begitu, Baekhyun sepertinya tengah mencari seseorang. Sesekali mencuri pandang kekiri dan sesekali kekanan. Surat yang ia pegang telah tersiman aman dikantung, memastikan orang lain tak akan tahu. Sayangnya sang penerima entah menghilang kemana

Baekhyun sebernarnya menyimpan rasa cinta pada adik kelasnya. Bocah tampan dengan tubuh menjulang serta kulit agak gelap. Karena setelah ini dia akan berkuliah diluar negeri, Baekhyun memutuskan untuk menyatakan perasaannya. Namun sayang, yang dicari bahkan tak nampak sehelai rambutnya. Pundak Baekhyun menurun dengan kecewa, begitu juga dengan moodnya.


"Hyung!" Itu Vernon, adik kelas yang akrab dengan Baekhyun

Baekhyun menoleh dan tersenyum manis "Vernon" sapanya lembut

Yang disapa segera menghampiri, lalu menyodorkan sesuatu pada Baekhyun. "Thanks" Baekhyun menerima bunga dari Vernon

Vernon sendiri menghela nafas, sesuatu sepertinya membebani dirinya. "Mencari Mingyu?" Tanyanya to the point

Baekhyun tersenyum malu, kemudian mengangguk kecil. Vernon tertawa dan menunjukkan jalan

"This way"



Baekhyun berdiri disana, dibelakang dinding. Tubuhnya gematar dan kompleksi wajahnya buruk. Ia seperti akan menangis dalam beberapa detik. Surat ditangannya pun tanpa sedar telah diremas tak berbentuk. Yang dicari kini ada didepannya

Tapi! Tapi dia tengah memeluk seorang gadis!! Mingyu bahkan tanpa segan mengecup pucuk kepala gadis dalam dekapannya. Baekhyun tersenyum namun itu bukan senyum bahagia

'Kamu memang benar, aku cuma bermimpi'

Setitik air mata meluncur begitu saja, bersamaan dengan itu, dia berbalik pergi. Gumpalan kertas itu juga telah ia buang entah kemana. Berlari Baekhyun menjauh dari TKP

Tanpa ia tahu bahwa Mingyu berbalik, melihat kearah tempatnya tadi berdiri. Ia tersenyum, namun senyum itu tak mencapai hatinya sendiri

'Bukankah aku menyedihkan'

Mingyu mendongak menatap langit. Mengambil nafas dalam-dalam berharap dadanya lebih ringan

Fuck! No one said that it'll hurt so much

Kemudian dia tertawa, suaranya terdengar serak dan menyedihkan. Sementara gadis yang didekapnya tadi menatap Mingyu dengan khawatir

"Kau yakin dengan ini?" Tanya Joy

"Ini yang terbaik"

Joy tertawa

"Aku berharap kamu tidak akan menyesali ini dimasa depan. Belum tentu ada orang yang akan mencintaimu seperti dia"

Lalu Joy pergi, meninggalkan Mingyu sendiri. Bocah kidal itu masih mendongak, bibirnya pun masih menggaris senyum

"Aku pasti akan menyesali ini" ungkapnya pada diri sendiri. Suaranya lemah penuh dengan penyesalan




Sementara itu Barkhyun berlari menuju parkiran. Beberapa kali ia mengusap kasar air matanya. Untung saja suasana sudah tidak seramai tadi

Begitu sampai dalam mobil, tangisnya pecah

'Jadi seperti ini akhirnya?'

'Kau benar-benar tidak mencintaiku'

'Mingyu'

Baekhyun tertawa, betapa menyedihkan dirinya. Hanya karena kemarin mereka berciuman, ia berpikir Mingyu telah jatuh padanya, telah membalas perasaannya. Nyatanya bocah itu tak sedikitpun menaruh Baekhyun dihatinya

Argggg!!!

Baekhyun berteriak frustasi. Fine! Let's end it here















Mingyu meraba dengan hati-hati surat cintanya yang berharga. Berapa lama sudah berlalu? Bukankah sudah 12 tahun? Lalu kenapa? Kenapa bayang-bayang lelaki itu masih kuat bersama didirinya?

Mingyu menatap kerlip malam kota Seoul dari jendela ruangannya. Sekarang apa? Apa lagi? Kekuasaan sudah ada pada dirinya, kesuksesan sudah dia genggam. Lalu untuk apa semua ini?

Ia dulu melepaskan Baekhyun karena paksaan ayahnya, ia tidak ingin Baekhyun tersakiti. Tapi sekarang, saat tak ada lagi hal yang bisa menahannya, Baekhyun justru telah tiada. Apa ini semacam pembuktian diri?

'I Love You'

'I Love You'

'I Love You so Much'


Berapa kalipun Mingyu mengucapkannya ini terasa sia-sia. Jika saja ia tahu bahwa itu hari terakhir Baekhyun. Maka Mingyu tidak akan ragu untuk menghempaskan seluruh dunia, dia tidak akan ragu merengkuh Baekhyun dan menghujaninya dengan cinta sebanyak mungkin.

Sayangnya ia tidak tau dan sayangnya ia tidak berani. Apakah akhirnya sama saja jika dulu dia berlari kepelukan pencinta stroberi itu? Atau kah mereka harusnya kini hidup bahagia bersama??

Mingyu menutup matanya, menyenderkan tubuhnya pada sofa. Tangannya membawa surat usang dengan warna merah jambu itu kedadanya

'I LOVE YOU'

Bisiknya pada malam hampa




'Kim Mingyu~

I love you

I love you

I love you so much

Let's date??

                               Byun Baekhyun❤'











End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RandomuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang