FOR INFORMATION!
Ini cerita pertama aku yang kutulis dalam beberapa chapter (meskipun tidak akan banyak chapter nantinya). Mohon kerja sama kalian semuanya para readers untuk bantu support story ini, biar aku makin rajin nulis dengan cara tekan tombol bintang di pojok kiri bawah. Kalian nggak akan rugi kok^^.
Selamat membaca. I hope You like this story.
Enjoy the story please >w<.
****
Pria itu bernama lengkap Kim Jongdae. Laki-laki yang menjadi idola perempuan satu sekolah. Dia bukan kapten basket dengan tinggi badan bak model pria dalam majalah BAZAAR, bukan juga ketua OS-SOPA* yang selalu mendapat perhatian oleh para guru-guru dan kepsek. Kim Jongdae hanya ketua ekstrakurikuler musik dengan pembawaan yang selalu tenang juga sabar. Dan jangan lupakan kelebihannya yang istimewa, point utama yang membuat para wanita di SOPA* jatuh hati padanya, adalah suara merdu yang dapat menguasai hampir segala genre musik. Mulai dari musik klasik hingga musik populer seperti; metal, jazz, blues hingga pop dan raggae.
Di SOPA, penggemar Kim Jongdae selalu ada hampir di tiap sudut sekolah. Bahkan para senior membuat club penggemar khusus untuknya. Setiap akhir pekan, para penggemar selalu mengikuti tour yang di adakan oleh kelompok ekstrakurikuler musik. Mereka biasanya mengadakan guerilla street show (busking) di tempat yang ramai pengunjung saat weekend, seperti; jalanan Hongdae, taman bermain juga Gwanghwamun Square.
Aku termasuk salah satu dari ribuan pengemar Kim Jongdae. Tapi aku tidak semaniak teman-temanku yang selalu menaruh coklat, susu pisang, yogurt, kimbab dan berbagai jenis makanan lainnya ke dalam loker pria itu. Aku hanya melakukan hal-hal wajar yang dilakukan para penggemar pada umumnya –ini dalam pandanganku.
Tidak menjadi penguntit, itu hal utama yang selalu aku larang keras pada diriku. Aku juga selalu menghindari berdiri dalam jangkauan pandangannya. Tidak seperti siswi lainnya yang selalu mencari perhatian Jongdae, hanya agar pria itu melihat ke arah mereka.
Aku lebih suka berdiri di koridor lantai dua dengan buku dalam genggaman untukku baca, seolah-olah tidak memperhatikan pria itu. Padahal aku dalam diam memperhatikannya yang sedang membuka loker di lantai satu, atau bersenda gurau dengan teman-temannya di anak tangga utama dari balik buku yang ku baca.
Hal lain yang aku suka adalah duduk di perpustakaan dengan berpura-pura membaca buku. Padahal, aku sedang memperhatikan Jongdae yang sedang membaca buku di mejanya, yang berjarak beberapa meja dari tempat dudukku.
Aku juga tidak seperti penggemar lain yang selalu membanjiri media sosialnya setiap pria itu memngunggah photo ataupun video. Kebiasaan yang aku lakukan adalah menanyakan kabarnya atau mengucapkan selamat malam sebelum aku terlelap dengan mengirim pesan ke akun instagram miliknya. Dan semua pesan-pesanku itu tidak pernah di baca olehnya selama hampir satu tahun aku melakukan hal tersebut. Mungkin dia langsung menghapus pesan itu tanpa membacanya begitu pesan tersebut muncul di bar notifikasi ponselnya.
Pada dasarnya, teman-temanku mengatakan jika aku belum bisa dikatakan sebagai penggemar Kim Jongdae, karena aku belum melakukan hal ekstrim yang membuat pria itu melihatku. Itu menurut mereka, dan aku dengan jelas menentang pendapat tersebut. Apa aku harus semaniak mereka, maka baru bisa dikatakan jika aku adalah penggemar Kim Jongdae? Yang benar saja. Aku masih punya harga diri dan rasa malu untuk berperilaku seekstrim itu.
Menurutku, untuk apa melakukan hal ekstrim yang dapat membahayakan diri sendiri juga menganggu privasi seseorang. Aku tidak segila itu sebagai penggemar. Lagi pula, aku tidak seperti mereka yang bercita-cita menikahi Kim Jongdae. Hayalan itu sudah ku buang jauh sebelum aku mengharapkan hal yang tidak akan pernah terjadi.
Aku lebih senang menjadi penggemar Jongdae dengan caraku sendiri. Seperti yang kulakukan saat ini, mengagumi pria itu yang sedang tertawa bersama teman-temannya di lapangan basket dari bangku stadion paling ujung. Tentu saja aku tidak melupakan buku yang selalu kubawa sebagai penyamaran.
Suara tawa mereka terdengar hingga ke tempatku duduk. Cara seorang Kim Jongdae tertawa, juga ukiran lekuk bibir tipisnya. Aku menyimpan hal itu baik-baik dalam ingatanku.
Jongdae memiliki bentuk bibir yang sangat jarang di miliki oleh orang lain. Bibirnya terlihat seperti bibir kartun hamtaro, yang dulu sering ku tonton sewaktu kecil. Jika pria itu sedang tersenyum atau tertawa, lekuk bibirnya akan terlihat sangat jelas.
"Hei, ini untukmu!" Seseorang di belakangku memberikan sebotol susu pisang dan sebungkus kimbab instan. Aku meletakkan buku yang ku pengang dan berbalik.
'Pria ini... bukankah dia temannya Jongdae sunbae.' Aku membatin seraya melirik ke arah lapangan. Lima orang pria di sana sedang melihat ke arahku. Oh tidak! aku ketahuan.
Aku dengan cepat mengambil tas juga bukuku, hendak bergegas pergi dari sana. Tapi, cengkraman tangan seseorang menghentikan gerakanku. Masih dengan pria yang sama. Kali ini dia memasukan susu pisang dan kimbab instan tadi kedalam tasku yang belum sempat ku tutup.
"Jangan lupa memakannya. Waktu istirahat akan segera berakhir. Kau mungkin akan tidak fokus belajar jika perutmu lapar." Pria jangkung itu tersenyum sangat lebar. Sepertinya dia akan tertawa karena perubahan rona wajahku. Aku benar-benar malu sekarang.
Aku mengambil langkah seribu untuk segera meninggalkan area lapangan basket. Ini yang terakhir. Aku tidak akan melakukan hal ini lagi. Mungkin selama ini Jongdae menyadari jika aku selalu melihatnya secara diam-diam seperti ini. Oh, sungguh memalukan!
'Rasanya, aku ingin menenggelamkan diri ke dasar Palung Mariana saat ini juga.'
****
*OS-SOPA; Organisasi Siswa School of Peforming Arts
*SOPA; School of Peforming Arts ( Merupakan sekolah para idol di Korea Selatan karena telah banyak melahirkan artis-astis berbakat, diantaranya; Kai dan Sehun EXO, Suzy ex-Miss A, Sulli ex-F(x), Lee Hi, Yuju dan Eunha Gfriend, Naeun dan Namjoo Apink, Hyeri Girl's Day, Joy Red Velvet, juga JungKook BTS).
__________________________
p.s; Di sini aku sengaja mengunakan singkatan SOPA, karena kalau di tulis secara lengkap akan terlalu panjang. Tapi kalau di Korea mereka nggak kenal yang namanya SOPA karena, di sana mereka menyebutnya School of Performing Arts.
Target untuk update chapter 1; 5 VOTE AND 5 COMMENT
Aku bakalan update Chapter pertama setelah target tercapai ^^
DON'T FORGET TO TOUCH VOTE AND COMMENT PLEASE!
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time
Fanfic"Sesuatu yang indah untuk seseorang yang juga tak kalah indah." -Kim Jongdae Ini hanya kisah manis sepasang remaja yang tidak menyadari jika mereka saling mencintai satu sama lain. Ini kisah sederhana yang coba penulis ceritakan dengan diksi penuh r...