Bright

2K 237 19
                                    

"Pergi dan istirahatlah. Ayah rasa kau butuh waktu sendiri."

Bright semakin memeluk bundanya dengan erat, dirinya mencoba menyembunyikan wajahnya yang dipenuhi air mata tidak ingin ayah dan bundanya merasa kasihan dengan keadaannya. Bright berakhir duduk diruang keluarga kedua orangtuanya setelah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga kecilnya. Awalnya Bright tidak ingin orangtuanya tahu, namun dirinya perlu seseorang untuk bersandar dan kedua orangtuanya adalah jawaban nya. Sungguh Bright semakin terluka setelah menceritakan kejadian paling mengerikan itu kepada orangtuanya.

Davika pun membalas pelukan Bright, ia juga turut merasakan penderitaan putranya itu. Sunny, sang ayah hanya mampu menghela napas melihat istri dan anaknya saling berpelukan dan menangis.

"Bun, apa sesakit ini dikhianati orang tercinta ? Disini, disini bun. Disini rasanya sakit sekali." Bright meremas dadanya dengan kuat sembari menatap mata Davika yang entah sejak kapan juga mulai basah karna air mata.

Rasa bersalah menyerang Bright, niat hati ingin mengurangi beban pikirannya tapi ternyata rasa bersalah melihat bundanya menangis karna dirinya membuat Bright kalut.

Bright tidak mampu menatap mata bundanya "Menangislah nak agar kau tenang." Davika kembali menarik Bright dalam pelukan.

"Bun, sakit sekali." Bright kembali menangis dengan suara yang mulai terdengar lebih keras sambil memukul dadanya.

Sunny berdiri dari duduknya dan menghampiri Bright dan Davika yang duduk diseberang dirinya, merengkuh mereka dalam pelukan hangat seorang ayah "Tenanglah."

Bright melepas pelukan mereka dan menatap wajah ayahnya.

Bright mencoba mengkontrol dirinya agar bisa sedikit lebih tenang dihadapan ayahnya. Namun, rasanya sulit. Air matanya kembali menetes.

"Aku tidak sanggup bertemu Win lagi." Ayahnya yang mendengar itu lagi-lagi menghela napas kemudian menepuk bahu Bright pelan.

"Dulu kau datang pada kami untuk memohon, meminta pada kami untuk merestui hubungan kalian, kau terus menyakinkan kami untuk menerima Win, kau bilang kalian saling mencintai, kau akan terus bersama dengan Win apapun yang terjadi. Lalu sekarang kau datang pada kami dan mengatakan hal itu ? Bukankah itu artinya kau berniat menceraikan Win ?"

"Bright! Sayang, apa yang kau pikirkan ?" Davika menangkup pipi Bright dan memaksa anaknya untuk menatap matanya.

Bright menggenggam tangan Davika yang ada di pipinya "Maaf bun. Tapi hanya itu yang bisa kupikirkan."

"Bagaimana dengan Titan ? Kasihan dia nak. Apa, apa kau sudah tidak mencintai Win ?"

Bright membisu. Tidak membalas perkataan bunda. Saat ini pikirannya dipenuhi dengan wajah Titan.

"Kembalilah kerumahmu dan bicara dengan Win, tidak dengan emosi nak. Coba untuk menerima kenyataan Bright, jika memang bisa dimaafkan dan diterima kembali, kenapa tidak kau pertahankan. Kau juga tidak tahu kan apa alasan Win melakukan itu ? Sekarang hapus air matamu dan pergilah, temui suami dan anakmu."

Bright mendengarkan ayahnya, mencoba meresapi semua perkataannya. Jujur saja, Bright juga tidak ingin rumah tangganya hancur. Jauh dilubuk hatinya rasa ingin memaafkan juga ada walau tidak banyak. Bright sadar untuk pertama dan terakhir saat berbicara dengan Win hanya dipenuhi dengan teriakan emosi satu sama lain tanpa menemukan titik terang dari permasalahan mereka. Bright juga sadar, dia tidak tahu apa yang membuat Win tega menduakannya.

Bright kemudian menghapus sisa air mata di wajahnya dan berdiri dari duduknya.

"Aku akan pulang." Matanya bergantian melirik Sunny dan Davika.

Davika ikut berdiri dan memberikan senyuman menenangkan sembari menepuk lembuk tangan Bright. Sunny hanya menganggukkan kepala tanda setuju.

Langkah kaki Bright terhenti setelah mendengar suara ayahnya. Bright memutar badan dan melihat ayahnya yang berjalan mendekatinya, merasakan tepukan ringan dibahunya.

"Ayah tahu ini berat untukmu, tapi ayah liat rasa cintamu pada Win sangat besar nak." Ayahnya tersenyum dan Bright sekali lagi hanya terdiam kemudian kembali melangkahkan kakinya untuk meninggalkan kediaman orangtuanya.

Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan Bright terhadap Win sekarang.

. . . .

Bakal lanjut kalo banyak yang voment 😜

Sleep BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang