"Berawal dari sebuah pertolongan menjadi sebuah perasaan, kuharap kita tak berjumpa lagi agar aku tak merasa semakin sakit"
*****
Hari sudah mulai larut, namun tidak membuat seorang lelaki yang sedang mengendarai motor besar itu, ingin pulang.
Ia melajukan motornya sedang-sedang saja. Namun saat ia melewati sebuah gang kecil ia mendengar suara gaduh diiringi suara isakan seorang gadis.
Ia pun menghentikan motornya kemudian turun dan meninggalkan motor besar nya, lalu berjalan ke arah suara tersebut.
Betapa terkejutnya dia melihat para preman yang terkenal suka memalak orang lemah tengah menginjak tangan seorang gadis yang tampaknya cacat.
Lelaki itu tersenyum smirk, kemudian berjalan santai kearah para preman itu, setelah menurutnya agak dekat ia pun memanggil preman yang tengah menginjak tangan gadis itu.
"Hey hentikan menginjak jari-jari gadis itu dengan kakimu yang kotor bodoh!" Ucap lelaki itu, dilihatnya para preman itu menoleh ke arahnya mereka tersenyum remeh, lalu lelaki itu mengalihkan matanya ke arah gadis yang tengah tengkurap sambil meringis itu.
Gadis itu mendongakkan wajahnya, lelaki itu terpesona mata hitam legam yang sungguh cantik, pipi yang kemerahan dan juga bibir mungil nya.
Lelaki tersebut menggeleng, tidak ia harus fokus.
"Apa pantas segerombolan lelaki menindas seorang perempuan ditambah lagi perempuan itu punya kekurangan?" Tanya frontal lelaki tersebut.
"Hahahah kalian mana pantas disebut sebagai lelaki, Soalnya kalian kan Banci!" lanjutnya seraya menekankan kata banci.
Dilihatnya wajah para preman itu memerah.
Yes mereka marah, ah tampaknya tak sia-sia aku keluar malam ini. Batinnya seraya tersenyum smirk.
Well welcome to hell. Lanjutnya.
"DASAS BOCAH TENGIK!" Bentak salah seorang preman yang berdiri disamping si preman bergantung dibibir itu.
"Udah gausah banyak bacot," ujar lelaki tersebut.
Kemudian para preman itu berjalan dan mendekati lelaki itu, kemudian...
Bugh
Bugh
Bugh
BughDengan kesetanan lelaki tersebut memukul para preman itu, tak membiarkan celah sedikit untuk para penjahat itu untuk bergerak ataupun membalas.
Well lima lawan satu, ini tidak adil namun lelaki tersebut dengan mudah mengalahkan mereka, gadis itu melihat pertarungan tersebut tanpa mengedipkan matanya.
Wow. Puji gadis itu.
Hebat sekali. Lanjutnya.
Gadis itu terlalu tenggelam dalam lamunannya hingga.
Krekk
Suara patahan tulang di leher salah satu preman tersebut, gadis itu hanya meringis dan memegang lehernya.
Gadis itu melihat lelaki tersebut seperti membersihkan tangannya menggunakan tissue yang entah darimana asalnya, bahkan gadis itu sampai melupakan belanjaannya sendiri.
"Cihh menjijikkan," umpat lelaki itu.
Gadis itupun mengerjapkan matanya
Saat lelaki tersebut berjalan mendekatinya, kemudian lelaki itu mendirikan lagi kursi rodanya lalu mengendong gadis itu ala bridal style.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry i'm not Perfect (Hiatus)
Teen FictionHidup yang awalnya penuh suka sekejap berubah menjadi luka. Karena penyakit itu Hani harus kehilangan segalanya, semua hancur. Hingga takdir membawa mereka kembali, memporak-porandakan ketenangan yang sudah ia susun rapi. Akankah Hani mendapatkan k...