💔1

27 10 7
                                    

Dunia ku gelap. Hidup ku hitam.
Apakah ada, makhluk hidup yang Sudi memberiku sedikit penerangan? agar aku dapat melihat kembali indahnya dunia

-Zara


Happy Reading🦋


"Haiiii! Bulan, Haiiii siksa, apa kabar? kali ini aku ga cerita apa-apa dulu ya sama kalian, aku cape mengeluhkan semua ini. Lagi pula, apa yang perlu aku keluhkan? Tidak membantu apapun juga kan. Terimakasih, kau dan bulan selalu menjadi saksi atas kepedihanku. Semoga suatu saat nanti aku memiliki seseorang yang senantiasa menerima keluh kesahku ."

Zara Zelita Artamazia.

Namaku.

Cantik jelita bukan? Sama seperti nama ku, Zara Zelita.

Tapi tidak. Aku tidak memiliki rupa yang cantik, jelita, bahkan manis sekalipun.

Bulan, dan siksa. Mereka lah temanku. Teman sejatiku.

Kau tahu bulan? Iya. Dia benda langit yang menyinari bumi dengan sinar indahnya. Memberi penerangan di malam gelap gulita. Memberi kedamaian pada kegundahan. Memberi semangat pada keputus-asaan.

Aku menyayanginya. Karna hanya dia lah yang setia menemani malam gelap ku.

Siksa. Kau kenal siksa?

Dia bukan manusia, bukan pula arwah. Lalu siapa siksa?

Siksa adalah nama buku curahan hatiku. Dear Diary orang menyebutnya.

Aku memberi nama siksa pada buku ku, karna itulah yang setiap hari nya aku dapatkan di dunia. Siksaan. Entah itu dari teman, keluarga, tetangga, atau orang asing sekalipun.

Aku selalu menulis di buku harianku, tentang bagaimana kejamnya dunia kepadaku. Tentang siapa penyebab atas kekacauan hidupku.

Menurut ku, aku jauh lebih baik bercerita pada bulan dan siksa. Walaupun dia tidak memiliki Indra pendengaran, setidaknya mereka tidak akan mengkhianati ku bukan?

Oleh karena itu, aku menjadikan mereka sebagai temanku. Ku harap mereka tidak keberatan dengan ini

Hidup ku dulu sangat bahagia. Tanpa kecacatan, dan tanpa kekurangan. Keluargaku juga sangat mencintai ku, teman-temanku pun sangat menyayangi ku.

Tapi kenapa sekarang aku seperti hidup sendirian?

Oiya, aku adalah anak kedua dari 2 bersaudara. Aku memiliki kakak perempuan yang sangat cantik. Dan adik perempuan yang tak kalah cantik. Jangan tanya bagaimana dengan ibuku, jelas dia juga sangat cantik melebihi anak-anaknya. Apalagi ayahku.

Hah? Ayahku cantik?

Tidakkkk. Ayah ku tampan, sangat tampan hingga tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Fisiknya sangat sempurna, dengan warna mata biru terang yang indah, hidung yang mancung, dan... Ah sudahlah aku bingung menjabarkannya.

Apa kalian sedang bertanya-tanya, mengapa aku tersiksa? Dan kenapa aku hanya berteman dengan buku dan bulan?

Oke baiklah, aku akan menceritakan nya sekarang juga.

******

Tok tok tok

Tunggu dulu. Sepertinya ada seseorang disana. Dia mengetuk jendela kamarku dari luar. Baiklah aku akan membukakannya sebentar.

Aku berjalan dari tempat ku menulis tadi, kali ini aku tidak sedang menulis isi hati ku dihadapan bulan, karna malam ini dia tidak menampakkan dirinya dihadapan ku. Aku merasa sedikit kecewa untuk hari ini.

I'm Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang