17. DIA DATANG

132 53 74
                                    

Beberapa hari berlalu, Dara tidak terlihat seperti biasanya, akhir akhir ini dia lebih sering murung memikirkan kenapa Daniel bisa hadir lagi di kehidupannya. Tidak ada yang tau Dara kenapa kecuali Farel. Setelah pulang dari caffe saat itu, Dara langsung ke rumah Farel dan menceritakan semuanya.

Dara menatap kosong gelas berisi air es di mejanya, tatapanya begitu kosong dan hampa.

*Kemarin malam

Drrrttt...drttt..

Suara ponsel berdering, mengganggu aktivitas Dara yang sangat penting yaitu, menonton TV.

"Ishh" Decak nya dan menghampiri ponselnya yang berdering di atas kulkas.

Terlihat di layar HP nomor tidak dikenal menelpon Dara. Dara pun mengangkatnya.

"Iya Halo?" Sambut Dara.

"Hai Ra..." Suara di ujung panggilan.

Suara itu terdengar tak asing baginya, tubuhnya seakan bergetar dan panas dingin.

"Dan..iieell??" Ucapnya memastikan

"Iya, ini gue"

Degg...

"Dapet nomor gue dari mana?"

"Gak perlu tau"

Dara mendecak, ingin rasanya menghajar orang yang sudah memberikan nomornya ke Daniel.

"Ngapain telpon?" Tanya Dara ketus.

"Cuma rindu" balas Daniel memanja.

Kesal Dara berubah menjadi tangisan haru, matanya tanpa sadar meneteskan air mata setelah mendengar ucapan Daniel.

Situasi menjadi Dramatis seketika.

"Lebay!" Ucapnya menyadarkan dirinya sendiri yang meneteskan air mata.

"Gue mau kita ketemu, Minggu sore di caffe kenangan"

"Gue sibuk" kesal Dara.

"Bilang aja gak bisa move on" canda Daniel.

Tut..Tutt..

Langsung saja Daniel menutup telponnya, dia yakin Dara pasti akan datang.

"Doorr!!!" Suara Usi mengejutkan Dara dari belakang. Namun Dara tak terkejut sedikit pun, hanya saja lamunannya kacau.

"Lo akhir-akhir ini murung terus, kenapa sih? Cerita deh sama gue..." Ujar Usi.

"Gue gak papa" balas Dara.

Usi pun mengangguk, tak ingin mengikut campuri urusan Dara yang satu ini.

"Eh Dar, katanya besok si Farel ada balapan tuh, ciwi² heboh banget mau beli tiket buat nonton balapannya" Usi membuka suara.

Dara langsung terkejut, pandangannya tidak kosong lagi, "serius?" Kagetnya.

Usi pun mengangguk "iya...".

Tanpa pikir panjang, Dara pun langsung berlari panik untuk mencari sosok Farel.
Dia pergi ke kamar mandi, namun tidak menemukan sosok Farel di sana, dia kembali mencari di lapangan, namun tidak menemukan sosok pria itu, sudah beberapa menit dia mengelilingi sekolah untuk mencari Farel, namun tak kunjung bertemu.

"Sial" umpatnya dengan nafas tak beraturan. Dara berhenti sejenak, pandangannya terus mencari² sosok Farel yang tak kunjung bertemu.

Dara pun putus asa, dia membalikkan badannya dengan lemas hendak kembali ke kelas.

JUST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang