Prompt. 4
Hidup terasa membosankan, jadi kamu berencana melakukan bungee jumping di salah satu tempat tertinggi dunia bersama pemandangan daun yang menguning di sekelilingmu.
[Selamat Membaca]“Bang Chan? Sampai kapan akan terus tersenyum di depan kamera?”
Pertanyaan dari sebuah surat itu membuat si empunya nama tersenyum. Pertanyaan itu agaknya menggelikan untuk seorang Christopher Bang. Sudah lewat tiga tahun sejak fanmeet itu berlangsung. Namun, masih tidak bisa mengartikan ungkapan itu.
Perjalanan menuju sebuah penghargaan musik akan segera tiba. Gedung mewah menyambut kedatangan koloni SKZ, kaki Bang Chan lebih dulu menjajaki karpet merah yang melintas di depannya. Seluruh kamera tak hentinya menyoroti dirinya, segudang pertanyaan berdesak mengisi kepalanya. Kaki Bang Chan berhenti tepat di sebuah poster mengenai dirinya.
Seluruh orang berbaris meminta tanda tangannya. Berteriak histeris bahkan saling dorong menyebabkan insiden yang melukai. Banyak yang berebut tangannya, merasakan dada berdebar-debar bahagia. Namun, mencelakai tanpa sadar.
“Aku akan mengambil waktu liburku untuk mengunjungi Verzasca Dam,” ucapnya pada seorang pria di depan pintu ruang ekslusif.
Piagam penghargaan terus mendarat di tangannya, melihat tahun ini adalah tahun emas SKZ juga Bang Chan setelah menjajal diri mengalahkan terjalnya dunia pencaharian bakat musik.
Bulan ini, sejak hari di penghargaan selesai. Verzasca Dam menguning, air yang bergemuruh membuat kedua bola matanya membelalak. Burung yang bermigrasi memenuhi langit. Bang Chan berdiri di sebuah tempat yang begitu tinggi hampir menyentuh wajah langit.
Tubuh juga kakinya diikat oleh tali yang panjang nan kokoh. Tubuhnya yang berdiri menghadap angin kosong sementara di bawahnya ada sungai yang indah dengan luruhan dahan yang kuning, jingga kemerahan. Seorang pria mendorong tubuh Bang Chan meluncur dari atas tempatnya berpijak. Melayang-layang didekap angin di antara dingin dan hangat.
Bang Chan tertawa tanpa sadar. Suara itu terdengar sangat tulus. Wajahnya memerah, kedua sudut matanya berair. Ada rasa sedih yang menyeruak dalam bilik dadanya. Tangis luruh bersamaan daun yang berjatuhan ke atas pemukaan air.
Aroma daun kering itu, percikan air dan wajah langit membuat dirinya tak sadar, menggapai alam bawah sadar. Tali itu masih mengancul bersentuhan dengan permukaan air yang hangat sebab matahari yang bersinar, meski angin berembus agaknya kecang. Burung-burung berterbangan membawa ketenangan. Kelopak mata yang terbuka itu menyapu pandang.
Bang Chan mengangguk lega.
Manusia tidak bisa hidup monoton sepanjang tahun. Satu kali dalam seumur hidup menangis dan merasa lelah tidak masalah. Sebab, dunia pun akan gugur sebelum semi muncul kembali. Ada gelombang panas, juga badai salju. Dan itu tidak sesingkat terlihatnya. Sekali dalam hidup mungkin menangis juga harus. Tidak ada yang salah dengan bintang yang kehilangan cahaya. Sebab, tidak ada rasa lelah yang bisa ditanggung orang lain.
“Bang Chan, jika kau lelah, bosan tidak ada yang salah dengan menikmati dunia. Aku tahu, kau tetap bintang. Kau tidak akan pernah tersesat meski merasa hancur dalam kesibukanmu yang penuh,” ucap Christopher Bang menyemangati dirinya.
Seluruh tubuh pemuda itu masing melayang-layang di atas pemukaan air. Sebuah dahan tertiup angin mendarat tepat di wajahnya, lalu hersemayam di serat pakaiannya.
“Terima kasih, siapa pun kau yang menulis itu. Kau juga tetap harus tertawa dan bahagia. Seperti musim gugur ini. Meski banyak dahan yang berubah warna, tetapi tetap indah adanya. Meski langit mungkin akan gelap, kau tetap bintang; yang butuh waktu untuk menikmati ketenangan.”
[Selesai]
Hai, untuk kamu Wolfchan. Stay always love you.
493 kata without cuap-cuap.
270921
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M (not) STAR (lost) ✔ | [Fanfic-Oneshoot]
FanfictionPemenang pertama Kontes Musim Gugur WattpadFanfictID. Cerita ini untuk Christopher Bang. Diikutsertakan dalam kontes musim gugur WattpadFanficID. "Sekali dalam seumur hidup. Waktu memang harus dilalui entah dengan cara apa pun. Sebab bintang pun te...