Author POV
"Itu tuh, dah aku setrika, tinggal pake aja," Mei sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
"Mana?" Athallah.
"Itu..., aku gantungin di gagang pintu lemari," Mei masih terus fokus dengan tatanan rambutnya.
Athallah pun beranjak ke arah lemari, iya, benar saja, di sana sudah ada setelan hem batik lengan pendek warna cokelat dominasi hijau.
Athallah tersenyum saat memegang kain hem tersebut, halus nan wangi. Memang Mei lah yang selalu di hati, tau aja kalo dia memang sangat suka dan nyaman apabila yang dikenakannya itu rapi. Saat Athallah sedang membuka kancing hem itu satu per satu untuk dipakainya...
"Athallah?" Mei.
Athallah pun menoleh ke sumber suara.
"Gimana-gimana? Bagus kan?" Mei sambil memutar tubuhnya, memperlihatkan dress dengan motif batik yang sama, yang akan dikenakan oleh Athallah.
Athallah malah seperti menahan tawanya.
"Ih, kok ketawa sih," kesal Mei.
Karena sudah terlanjur ketauan, ya sudah, pecahlah tawa Athallah.
"Ahahahahaa, perut kamu buncit," Athallah masih diiringi tawanya.
"Ih, aku kan lagi hamil, ya buncit lah, kamu ma," ngambek Mei.
"Iya-iya, ututututu..., cayang," Athallah sambil mendekat ke arah Mei dan mengelus perut perempuan itu yang mulai membuncit.
"Udahan sayang-sayangannya, ayo..., nanti keburu telat, ini kan hari istimewa buat Kakak aku," Mei.
"Iya-iya, bentar," Athallah sambil mengancingkan kancing hem nya yang terakhir dan menoleh sesaat ke arah cermin untuk membenarkan rambutnya.
"Ah, udah ganteng, yuk," Athallah sambil menggandeng tangan Mei untuk keluar rumah.
Mereka berdua memang sengaja datang lebih awal, karena, yaa...
Mei adalah adik dari seorang mempelai pria di pernikahan yang akan mereka hadiri nanti.
"Idih," Mei sambil memukul pelan lengan Athallah yang uwuu.
🍂🍂🍂
Brylian POV
"Gimana gimana, karir lo Co? Ndo?" Gue yang lagi nongkrong di cafe ama Zico dan Nando.
"Ya alhamdulillah sih Bry," jawab Nando duluan.
"Iya Pak dokter, iya," balas Zico.
"Apaan sih Co, gaje lo," Nando.
Ya, Nando. Dia sekarang udah jadi seorang dokter yang, yaa...
Bisa dibilang sukses lah, tapi suksesan gue kali, secara kan gue pemain sepak bola luar negeri asal club Chelsea, aeaeae.
"Ahahahaha, tapi ya Ndo, gue anehnya ama lo, siswa bobrok kek lo kok bisa-bisanya ya, pada akhirnya jadi dokter," gue sambil terkekeh.
"Heww, ngejek lo," singkat Nando.
Seketika, tawa gue ama Zico pun pecah, sedangkan Nando cuma memasang muka datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Anak Timnas Part 2
RomanceUdah ada part 2 nya loh para readers, soalnya ya, kan aku buat cerita baru, yang ga ada kaitannya sama sekali ama nih cerita, tapi ga bisa, dan ga jadi. Mungkin karena nih cerita ditakdirkan buat ada part 2 nya, ya udah deh gue buatin part 2 nya. Ya...