Malam itu ku duduk di teras rumah untuk merasakan dinginnya malam. Sambil kuratapi sebujur kertas yang dilipat menjadi dua bagian itu.
Tidak indah, cenderung biasa saja bahkan tak menarik untuk dilihat.
Namun,
perlahan lembaran itu akhirnya mengangkat kedua ujung bibirku. Ingin menari-nari rasanya, kupu-kupu di perutku menggelitik lucu sampai mulutku terbuka lebar dan unjuk gigi.
Satu hal yang menusuk pikiran ku
Hal yang mungkin biasa?
Apakah suatu anugerah dari sang pencipta?
maka benarkah?
Dialah teman akrab manusia
Sebagai penyempurna
Kehadirannya pelipur lara
seperti perekat yang menyatukan alas dari sol yang lepas
Seperti tali yang menyambung kuda pada pedati
Yang meneguhkan janji sepasang insan dalam suatu ikatan
—pernikahan

KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Kertas
PoesíaKarya-karya berikut dibuat atas dasar renungan dan perasaan. Setiap kata-kata yang tidak bisa diungkapkan melainkan hanya melalui tulisan yang tertulis pada setiap lembar kisah kehidupan.