Babak Baru

16 15 0
                                    

-Semuanya di mulai,- Haru yang sudah pandai berbahasa Indonesia.

Satu minggu kemudian...

"Wooooo, Ayo semangat. Gino jangan mau kalah."

Lapangan SMA Tunas Wisma ramai oleh sorak-sorak suporter. Hari ini tiba pertandingan antara SMA Tunas Wisma dengan SMA Nasional 96. Haru pun berada di sini. Kali ini Ia tidak bersama Arabelle, sebab gadis itu sedang tidak bersekolah. Terlalu bersemangat untuk menjemput kakaknya, begitu katanya ketika di telepon Haru.

Haru memperhatikan Gino dengan fokus, seolah-olah Gino dkk tidak akan dibiarkan kalah.

Cekrek

Cahaya flash mengejutkan Haru. Ia melihat ke kanan ternyata ada seorang siswi bertubuh mungil yang sedang diam-diam membawa kamera lantas memotret dirinya.

Haru menghampiri siswi tersebut, Ia mengulurkan tangan bermaksud untuk melihat kamera dan ingin menghapus fotonya. Siswi tersebut tetap memegang kamera tanpa sedikit pun ingin diberikan pinjam kepada Haru.

"Siniin. Gak baik lho motret orang tanpa izin." Ujar Haru.

"Maaf Kak, habisnya kakak mirip sama teman aku." Ucap gadis itu.

"Teman? Cowok?" Tanya Haru.

"Bukan. Cewek."

"Namanya?"

"Awa. Namanya Awa."

Haru mengangguk-anggukan kepalanya. Ia tidak begitu peduli juga.

"Hapus. Jangan sekali-kali kaya gitu lagi."

Haru meninggalkan siswi itu dan kembali ke tempat asalnya, Ia kembali menonton Gino. Tak lama pertandingan pun selesai. Karena berbicara dengan siswi itu, Haru jadi melewatkan pertandingan detik-detik kemenangan.

Ya, SMA Nasional 96 lah pemenangnya.

Sorak-sorak ramai kembali pecah oleh SMA Nasional 96. Kepala Sekolah memberi izin untuk menonton dengan syarat lekas kembali setelah pertandingan selesai.

"Haru, foto dulu sini. Bareng-bareng." Gino merangkul Haru, mengajaknya berfoto bersama tim basketnya.

"Siap ya. 1 2 3."

Tukang foto kali ini adalah Zerofa, Ia cukup ahli dalam mengambil gambar. Tak lupa senyum lebar Haru yang menawan.

Haru kembali ke sekolah lebih dulu dari yang lain. Ia hanya menepati janji Gino dan lumayan untuk skip jam pelajaran sebentar. Hehe.

"Kak Haru. Mau gabung osis gak?" Tanya Eri dari koridor, Ia masih berada di ujung. Teriak tentunya.

"Enggak minat." Jawab Haru sambil teriak juga.

"Kenapa?"

Buat apa? Sebentar lagi juga.. -batin Haru.-

"Gak."

Haru kembali jalan menuju kelas, tiba-tiba handphone nya berbunyi.

HARU-KUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang