Hujan baru selesai turun; gemercik sisa rinai yang jatuh dari genting terlihat lucu menari-nari di atas kubangan. Sayup-sayup, merdu nyanyian Ratih Purwasih mengudara di radio—Pak Tua yang punya bengkel itu hobi sekali menyalakan benda bersiar tersebut keras-keras.
Sementara kamu,
Kamu dengan tidak pedulinya berjalan dengan payungmu di bawah langit yang habis menangis. Yang terngiang di telingamu bukan "Yang ... Hujan turun lagi ..." melainkan dentum-dentum bass dari instrumental Friday I'm in Love. Jarimu sesekali mengetuk ritmis ke paha, seluruh tubuhmu tenggelam dalam iramanya.
Dan aku, masih seperti biasa, hanya mampu mengamati itu semua dari jauh. Tiada nyali kupunya untuk menarik airpod di telingamu—lalu tertawa karena aku baru saja melakukan hal yang bodoh; atau menarik-narik payungmu—sekedar menggoda kebiasaanmu berjalan di bawah gerimis dengan benda tersebut.
Cemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Percobaanku Menulis Tentang Kamu | ✓
General FictionTidak ada akhir dari rasa yang tidak pernah diberi awal untuk tumbuh menjadi subur-tapi, kamu bilang, kamu suka memupuk rasa rindu? ** zahrashaffa © 2020