Behind The Story

10 4 0
                                    

Halo, Kakadima di sini!

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca karya penulis. Ide cerita ini muncul sejak pertengahan bulan Agustus, dan dibuat pada tanggal 9 September 2020, pukul 23.23 WIB. Karya ini adalah sebuah jawaban atas pertanyaan "Bisakah penulis membuat sebuah cerita Oneshot."

Oneshot di sini, adalah sebuah cerita yang ditulis dan dirampungkan dalam satu kali. Dan tidak akan dibuat, diubah, atau diedit kembali sejak dipublikasikan. Jadi, jika ada kesalahan maka penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Lalu, mari kita masuk dari alasan dibalik cerita ini.

Cerita ini terinspirasi dari sebuah serial animasi televisi asal Amerika Serikat dan Prancis berjudul "Rabbids Invasion". Sebuah serial animasi yang diproduksi oleh Ubisoft Motion Pictures dan Nickelodeon Animations.

 Sebuah serial animasi yang diproduksi oleh Ubisoft Motion Pictures dan Nickelodeon Animations

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar 1 - dari Rabbids Invasion

Dialog dalam serial animasi tersebut, sudah pasti tidak ada yang memahaminya. Sebab kebanyakan kata yang diucapkan adalah "Bwahh!" 

Lalu, setiap dari karakter di animasi tersebut memahami maksud dari perkataan yang lain. Tidak ada yang aneh memang, toh karakter A dan karakter B merupakan spesies yang sama, jadi sudah sewajarnya mereka memahami bahasa yang tidak kita pahami. 

Bahkan dalam kasus di Indonesia, kita sering melihat interaksi antar sesama monyet di kebun binatang atau hutan Kalimantan. Mereka satu spesies, dan memahami apa yang tengah dibahas.

Lucunya, entah kenapa penulis paham apa yang para rabbids katakan di serial tersebut. Di tengah malam, penulis sempat berpikir apa mungkin penulis dan para rabbids adalah satu spesies? Setelah diselidiki lebih jauh, penulis pun memahami apa yang dikatakan oleh Marsupilami dalam serial animasi berjudul "Marsupilami" di salah satu TV swasta Indonesia.

Padahal, dalam si Marsupilami hanya mengatakan kata "Houba, Houba!". Begitupun dengan cacing dan para serangga dalam animasi "Larva". Terus, kok bisa ya?

Kemudian, penulis mengetahu alasan "Mengapa penulis bisa memahami perkataan mereka." Yaitu, karena ada informasi tambahan dari gerakan si karakter, intonasi, dan situasi saat itu. Well, sejujurnya, penulis tidak memahami arti kata yang mereka ucapkan seutuhnya. Tapi, penulis menangkap inti dari perkataan mereka.  

Menarik, batin penulis.

Berdasarkan jawaban di atas, penulis membuat sebuah karya cerita pendek ini. Di mana penulis menggunakan kata "Anjay" sebagai satu-satunya kata yang digunakan oleh mahluk hidup di Earth-62.

Bagaimana denganmu? Apakah kamu setidaknya memahami apa yang diucapkan dalam cerita ini?

The Idiom of "Anjay" on Earth-62 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang