— Arinda
Setelah mereka bertiga berhasil mengejar Arinda, barulah Arinda mau berkata jujur. Tetapi sebelumnya gadis itu meminta maaf sebesar-besarnya kepada Jennifer.
"Jen, gue minta maaf ya," ujar Arinda dengan suara agak bergetar—seperti menahan tangisan.
"Kenapa Rin? L-lo sebenarnya naksir Bintang?"
Bintang sendiri gatal ingin menyeletuk—tetapi dia tau suasana. Sementata Arjuna hanya diam mengawasi Arinda sejak tadi.
"Hah? Bukan-eh." Arinda merasa salah berbicara.
Kedua mata Arjuna melebar. Apa itu berarti kalau gadis yang diam-diam dia sukai selama ini—ternyata juga memiliki perasaan yang sama?
"Jadi—lo naksir Kokoh Jun, Rin?" Bintang tidak bisa kalau tidak heboh.
Arinda mau tak mau mengangguk. Toh juga sudah terbongkar. Akan tetapi gadis itu langsung menunduk—tak berani menatap satu per-satu sahabatnya.
"Terus, kenapa lo minta maaf ke gue Rin?"
"Maaf, kalau selama ini gue nggak pernah cerita dari awal. Gue juga nggak ngasih tau lo siapa yang gue sukai sebenarnya."
"Hmm. Gpp kok, Rin."
"BTW YA RIN LO KUDU TAU INI!" Bintang lagi-lagi heboh. Mau tak mau Arinda menatap lelaki itu—dengan tatapan tajam.
"Ck, jangan gue yang ngomong. Nanti nggak surprise! Biar orangnya sendiri—ayo kokoh, waktu dan tempat dipersilahkan."
Arjuna kelabakan sendiri. Sementara Arinda tak berani berbuat apa-apa—lantaran terlanjur malu.
"Cepetan koh!" gertak Bintang.
"Kenapa sih? Ada apa? Kokoh juga naksir Arinda, gitu?"
"Sepuluh kuadrat buat ayang—eh kok gue keceplosan. Koh, ayo bilang sendiri—jelasin semuanya."
Arinda tentu terkejut.
Arjuna menggaruk tengkuknya. Lantas tiba-tiba meraih kedua tangan Arinda di hadapannya.
Bintang—yang sekarang ditemani Jennifer mulai berteriak heboh kembali. Mereka seperti tidak sanggup melihat keuwuan si depannya.
"Iya, Rin. Jun sebenernya suka sama Rin dari lama. Maafin Jun ya, nggak ngungkapin ini dari awal. Jun terlalu pengecut, Rin. Bukannya Jun takut karena Mas Vi, orang Jun tahu kalau Rin nggak suka sama Mas Vi. Jun takutnya kalau Rin nggak suka sama Jun—terus setelah Jun nembak, kita jadi menjauh. Maafin Jun, ya?"
Arinda tak kuasa menahan tangisnya. Entah kenapa, suara lekaki keturunan China itu terdengar lembut sekali di telinganya.
Jennifer saja yang tidak begitu menyukai kemesraan—merasa baper juga dengan ucapan Arjuna.
"Nama Jun emang Arjuna—tapi bukan berarti Jun juga pencari cinta. Jun cuman suka sama Rin. Rin tau nggak—perasaan Jun ke Rin itu nilainya sebanding sama nilainya tan90°—tak terhingga, hehe. Sebenarnya kurang surprise soalnya Jun udah tau kalau ternyata Rin juga suka sama Jun. Tapi coba sekarang biar kayak yang lain—Rin mau nggak nerima cinta Jun, mau jadi pacarnya Jun nggak?"
Arinda benar-benar tidak pernah menyangka akan hal ini. Gadis itu kehabisan kata—hanya bisa mengangguk dengan air mata yang membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembang Desa [ lokal ]✔️
De Todoarinda, aluna, cindy, marina, nayesa, helena and helmia are neighbors. many people said that 7th of them are the most beautiful girls among the others. and here are complication of their love story. ⚠️⚠️full of unexpected ending⚠️⚠️