Pukul sembilan pagi pipiku memerah
Diolog kita mencapai batasnya
Aku masih terdiam
Sorakan kawananku seakan ledekan
Kita hanya berhadapan
Tidak bergeming
Ramai terasa sunyi
Lalu, kau tersenyum
Mengubah keramaian menjadi kericuhan
Setujukah mereka antara aku dan dia?
Setujukah semesta atas pertemuan kita?
Entah, Aku seperti orang bodoh
mengharapkan dalam kesendirian
walau hatiku berdesir
semoga saja rasa kita sama
YOU ARE READING
POKONYA TITIK!
PoetryTerserah kalian mau menganggap karya ini mengarah kemana. Terserah mau menganggap ini cerita cinta atau semacamnya. Terserah kalian siapa tokoh utamanya. Terserah. Karena kalian yang baca, Kalian bebas menentukan alurnya. BTW, ini pengalaman gue yan...