Detik selanjutnya yang Lyn tahu, dia tidak merasakan apa-apa. Saat matanya terbuka, yang ada hanyalah kegelapan, hawa dingin, dan kehampaan.
Suasana begitu hening.
Begitu sepi.
Terlebih lagi, ia sendiri.
Tiba-tiba air matanya menetes.
Apa aku masih hidup...? Tanyanya dalam hati.
Ia menggerakkan tangannya perlahan ke arah dadanya, di sana Lyn dapat merasakan jantungnya berdetak.
"Sepertinya aku memang masih hidup..." Suara parau Lyn yang lemah terdengar begitu ganjil dalam keheningan, seakan-akan ada gema halus di sekelilingnya. "Di mana ini, apakah ini neraka?"
Lyn berusaha bergerak dari posisi terlentang di permukaan sekeras batu, tetapi hal itu membuatnya sadar bahwa ternyata tubuhnya luar biasa sakit, terutama di bagian kedua kakinya.
Lyn meringis. Ia penasaran dan ingin melihat keadaan kakinya, namun sayang hal itu sia-sia karena di sekitarnya sangat gelap.
Belum lama ia dalam kebingungan, tiba-tiba sebuah cahaya redup muncul di udara di hadapannya. Sebuah teratai biru terlihat melayang pelan ke arah Lyn.
"Apa... ini?"
Lyn terkejut. Tetapi semakin dekat bunga itu ke arahnya, entah mengapa Lyn merasa ia harus menyentuh bunga tersebut.
Maka ia pun menyentuhnya. Seketika, kelopak teratai biru itu merekah.
Sebuah sentuhan lembut dari Lyn juga membuat cahaya dari teratai biru itu bersinar lebih terang, bahkan sangat dan sangat terang sehingga membutakan mata.
Sekeliling Lyn yang tadinya gelap gulita kini terang benderang.
"Tidak!" seru Lyn menutupi matanya.
Kemudian bunga teratai tersebut melayang ke arah lengan kiri Lyn dan merajah kulit gadis itu. Lyn langsung merasakan sensasi panas luar biasa menyerang dan membakar baju serta kulitnya. Ia berteriak, meringkuk kesakitan sambil memegang lengan kirinya.
Lalu sensasi panas itu pun perlahan menghilang, meninggalkan Lyn yang terengah-engah. Napasnya sesak.
Tapi ia dapat melihat bahwa masih ada cahaya lemah berpendar disela-sela jari tangannya yang menutupi lengan. Lyn langsung menyingkirkan tangannya.
Pada detik-detik terakhir sebelum kegelapan mulai menyelimutinya kembali, Lyn sempat melihat teratai biru itu kini tergambar indah dilengan kiri atasnya, seperti sebuah tato berukuran sedang.
Tanpa bisa bertanya-tanya lebih jauh tentang apa yang baru saja terjadi, Lyn pun hilang kesadaran.
**Amilyn from other universe
KAMU SEDANG MEMBACA
Teratai Biru : Empat Kerajaan
Historical FictionAkibat dosa yang diperbuatnya di masa sekarang memicu kemarahan Dewa, Amilyn harus membayarnya dengan menjalani kehidupan kedua di dunia yang sama sekali asing dan dengan identitas yang berbeda. Kisahnya dimulai saat ia harus menjadi seorang Nona Ce...