- secundus

882 94 31
                                    

lee heeseung, pria kelahiran 2001 itu kini tengah memarkirkan motor kesayangannya disalah satu halaman rumah. tungkainya mengarahkan ia untuk berjalan ke arah pintu utama rumah tersebut dan mengetuknya pelan.

pintu dibuka oleh wanita paruh baya yang menyambutnya dengan senyuman cerah. "loh, heeseung ternyata. sini-sini ayo masuk." heeseung membalas senyuman tersebut tak kalah lebar. "pagi bun," balas heeseung. heeseung terbiasa memanggil beliau dengan sebutan 'bunda' karna sudah terbiasa sejak ia masih kecil.

"pagi juga, heeseung. oh iya seung sunghoonnya belum bangun, tuh. heran, katanya ada quiz tapi jam segini anaknya belum bangun. tolong bangunin ya, bunda mau siapin sarapan," ucap bunda sunghoon sembari berjalan ke arah dapur.

"ay ay captain, heeseung ke atas ya bun." heeseung meletakkan jaket dan helmnya di atas meja ruang keluarga dan menaiki tangga lantai dua menuju kamar sunghoon.

heeseung mengetuk pelan pintu kamar berwana oranye tersebut lalu tersenyum saat ia tahu bahwa sunghoon belum bangun dari tidurnya. ia membuka pelan pintu tersebut, terlihat gundukan selimut diatas kasur yang heeseung yakini itu sunghoon.

berjalan mendekat ke arah kasur, menangkup dagu dengan tangan dan mengamati wajah sunghoon yang masih tertidur pulas adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi heeseung. tangannya bergerak lancang untuk merapikan beberapa anak rambut yang menutupi mata sunghoon, sang empu sedikit terusik dari tidurnya dan akhirnya membuka mata.

"loh kak heeseung, kapan dateng?" sunghoon menduduki dirinya dan bersandar pada headboard kasur, tangannya mengusap mata yang sedikit berat selepas tertidur pulas.

"barusan, kok. eh, jangan diusap gitu matanya nanti iritasi." heeseung beranjak, menahan tangan sunghoon dan memutuskan meniup pelan kedua iris coklat sunghoon pelan.

mata mereka bertemu.

"kak."

"kak heeseung."

"kak? kak heeseung!"

heeseung terlonjak. pemandangan sunghoon yang baru bangun tidur ternyata benar-benar membuatnya tidak bisa berpaling. "kok bengong sih kak, masih pagi loh awas kesambet!" ucap sunghoon diiringi kekehan pelan.

heeseung juga terkekeh, tangannya mencubit hidung sunghoon merasa gemas. "ayo cepet mandi, udah jam segini nanti kita telat ke kampus."

sunghoon melirik jam yang ada di dinding kamar, matanya melotot lucu tat kala jarum jam menunjukkan angka setengah sepuluh. sunghoon bergegas turun dari kasur. "kok kakak ngga bilang kalau udah siang?!"

heeseung hanya bisa tertawa melihat sunghoon yang lari terbirit-birit menuju kamar mandi. setelah memastikan sunghoon sudah masuk kedalam kamar mandi, heeseung memutuskan untuk turun ke bawah membantu bunda sunghoon menyiapkan sarapan.

"kan, kebiasaan tuh sunghoon. teriakannya kedengeran sampai bawah," kata bunda sunghoon yang sedikit merasa gemas dengan tingkah anak semata wayangnya itu.

heeseung tertawa, "iya tuh bun, udah dibangunin pelan-pelan malah heeseungnya yang diomelin."

"emang bener-bener anak bunda satu itu. nih, ayo dimakan dulu sarapannya seung, sambil tunggu sunghoon turun." bunda sunghoon mempersilahkan heeseung untuk duduk.

tak lama, terlihat sunghoon yang menuruni tangga dengan mengenakan sweater hitam dan jeans berwarna biru.

"kak! makannya di kampus aja ayo, nanti aku telat!" sunghoon menarik tangan heeseung yang sedang mengunyah roti lapis.

"makanya, bunda bilang kalau malem itu kamu jangan tidur terlalu larut," potong bunda sunghoon.

"iya maaf bunda, nanti malem ngga lagi-lagi deh, janji!" sunghoon mengangkat jarinya membentuk peace dan melanjutkan acara 'mari tarik tangan kak heeseung' karna serius ia takut terlambat sampai di kampus.

"astaga kak, ayooo!" heeseung berdiri mengambil jaket dan juga helmnya, menghampiri bunda sunghoon. "heeseung sama sunghoon berangkat dulu ya bun, koalanya udah rewel nih," sindir heeseung sambil mengecup tangan bunda sunghoon untuk pamit.

karna heeseung tau koala yang dimaksud akan protes, maka tangannya sigap menutup mulut sunghoon dan menggeretnya keluar rumah.

bunda sunghoon hanya tertawa melihat tingkah anaknya tersebut "heeseung! anak bunda dijaga ya. belajar yang bener, jangan pacaran terus," teriak bunda sunghoon sembari melambaikan tangan.

sunghoon yang tidak terima akan pesan ibunya itu membalasnya tidak kalah berteriak.

"sunghoon sama kak heeseung itu cuma sahabatan, bunda!"

"sunghoon sama kak heeseung itu cuma sahabatan, bunda!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
losing you ; heeseung sunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang