Prolog

7.9K 314 65
                                    

Hidup selalu berjalan tidak mulus. Selalu ada rintangan di setiap jalan. Namun, separah apa pun rintangan itu, ingatlah satu hal. Jangan pernah menyerah. Karena Tuhan memberikan manusia cobaan agar manusia semakin kuat, bukan semakin lemah.


***

Seorang gadis menggunakan seragam SMP itu baru saja keluar dari kelas. Ia adalah Shila Nashyta Winata. Ia lalu pergi ke belakang sekolah. Ia mencari tempat yang sepi dan aman dari CCTV.

Setelah merasa aman, ia lalu mengeluarkan bungkus rokok dan mulai menghisapnya. Ia memang sangat nekat merokok di area sekolah. Tapi, ia sudah terlanjur. Rokok itu sudah menjadi candu untuknya sejak kepergian Ayahnya.

Cara Shila mengatasi kesedihannya memang salah. Ia frustasi dan melampiaskannya ke rokok yang merupakan perbuatan buruk. Setelah Ayahnya meninggal, perusahaan Ayahnya bangkrut dan Luna-Mamanya Shila harus menjadi single parent. Luna terpuruk hingga tak mengurus anak-anaknya.

Shila merasa sendirian, ia hanya punya Viona yang menemaninya. Viona yang masih anak kecil. Shila menjadi seorang Kakak menggantikan peran seorang Ibu. Luna menjadi sibuk karena memulai bisnis butiknya dari 0 hingga tak ada waktu untuk keluarga. Oleh karena itulah, Shila merasa sendiri dan bertahan demi Viona. Ia melampiaskan beban pikirannya pada rokok. Setelah merokok ia merasa jauh lebih tenang. Namun, cara itu salah hingga membuatnya terjerumus dalam penyakit mematikan.

Shila mematikan rokok itu dan membuangnya. Ia sudah merasa cukup puas. Setelah itu, ia bangkit dari tempat duduknya dan berniat menemui Alana, Nara dan Zanna yang sedang berada di kantin. Ya, sabahat-sahabat Shila tidak ada yang tahu soal Shila merokok. Shila selalu menyembunyikan setiap masalahnya pada mereka.

Setelah berdiri, Shila merasa cukup pusing. Ia duduk kembali sambil memegangi dadanya yang sesak. Setelah keadaannya kembali normal, ia pergi dan menganggap hal yang baru saja terjadi adalah hal biasa.

Setiap hari, Shila semakin sering merasa lemas. Apalagi kurangnya perhatian dari Luna membuat berat badannya juga semakin menurun. Saat itu juga Bi Itoh dan Mang Baplang diberhentikan dahulu oleh Luna karena belum sanggup membayar gaji. Hingga Shila benar-benar mengurus dirinya sendiri dan Viona.

Saat ini Shila akan menyebrang di jalan yang sudah lampu merah. Namun, ketika dipertengahan jalan kepalanya terasa pusing. Semakin pusing hingga Shila pingsan. Shila pingsan tepat di depan mobil seorang dokter muda yang sedang berhenti menunggu lampu hijau kembali. Dia adalah Sean Axelional.

Melihat gadis itu pingsan, Sean langsung keluar dari mobilnya dan meminta orang-orang yang akan menolong Shila untuk memasukkan Shila ke dalam mobilnya. Melihat Sean yang mengenakan jas dokter, orang-orang langsung percaya pada Sean dan memasukkan Shila ke mobilnya.

Shila dibawa ke rumah sakit Sean. Merasa ada yang ganjal, Sean mengambil sampel darah Shila untuk diperiksa.

Setelah beberapa menit akhirnya Shila sadar. Sean duduk di kursi samping ranjang Shila. Sean sudah memeriksa keadaan Shila yang mulai membaik.

"Kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Shila yang kebingungan.

"Tadi kamu pingsan. Bagaimana keadaanmu?"

"Cukup baik. Dokter yang menolongku?" Sean mengangguk sambil tersenyum.

"Wah, makasih Dokter Ganteng." Sean melihat Shila ini tipe gadis yang ceria.

"Nama saya Sean."

"Aku Shila," ucapnya sambil mengulurkan tangganya. "Masa kenalan gak jabat tangan, sih."

Sean menerimanya sambil tersenyum. Sean lalu mulai menanyakan gejala apa yang sering Shila rasakan. Shila menceritakan sering pusing, sesak dada, bahkan pernah batuk mengeluarkan darah.
Sean akhirnya mengajak Shila untuk melakukan rontgen dada. Shila menurut saja. Setelah selesai, Shila kembali ke ruangannya bersama Sean.

The Secret Shila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang