Sudah dua hari aku berdiam diri di kamar sendirian. Walaupun banyak aktivitas aneh yang menurutku risih salah satunya seperti dimandikan oleh pelayan sendiri. Awalnya sih ingin menolak, akan tetapi di urungkan karena ada beberapa bahan yang kurang aku mengerti. Ternyata zaman dulu ternyata ribet banget, beda dengan zaman modernku yang hanya bermodalkan sabun cair, shampo, odol, sikat gigi dan facial foam untuk wajah. Ahh... Kalau diingat-ingat, ini sangat memalukan saat dimandikan dengan umur yang sudah beranjak dewasa. Geblek sih memang.
"Bao bao!" teriakku. Pelayanku langsung menghampiriku dengan tergopoh-gopoh.
"ada apa nona?"
"tolong ambilkan bahan-bahan yang sudah aku tuliskan." Pelayanku langsung kaget saat mengambil kertas.
"kenapa mukamu seperti itu? Apa ada yang aneh?" tanyaku saat melihat Bao bao syok melihat tulisanku.
"a.. anu nona. Maaf jika perkataan hamba lancang. Nona bisa menulis dan membaca sejak kapan?" tanyanya penasaran.
"Aduhhh.. Iya yah, kan gadis ini orangnya bodoh banget."
"I.. itu, sudah lama. Ya ya, sudah lama. Hehe... " jawabku dan hanya dibalas anggukan olehnya.
"mengerti nona. Hamba permisi dulu."
*sejam kemudian
"ini nona." ucapnya.
"oh iya, ambil pisau, wadah kecil dan ulekan." (gue taunya ulekan kayak tempat penumbuk gitu, ntah zaman dulu disebut apa 😂)
Setelah dirasa lengkap, aku langsung mengiris buah-buahan untuk dijadikan masker dan sisanya akan dijadikan salep.
"ahh.. selesai yeay... " seru girang. Sedangkan pelayanku hanya terbengong-bengong melihat sikap anehku.
"ada apa?" tanyaku melihat ekspresi Bao bao. Aku tau, pasti dia heran dan punya banyak pertanyaan di otaknya itu.
"a.. anu nona. Itu buat apa?" tanyanya sambil menunjuk hasil racikanku ini.
"ahh... Itu masker untuk wajah. Yaaa bisa dibilang obat wajah. Kau tau kan wajahku ini seperti apa, jadi mulai saat ini aku harus pintar-pintar merawat diri untuk masa depanku nanti." jawabku.
"a.. anu. Belakangan ini, sikap nona berbeda dengan tiga hari yang lalu. Dulu nona pendiam dan tidak banyak bicara, kadang tidak bisa berbuat apa-apa jika ada pelayan yang seenaknya merendahkan nona. Tapi sekarang nona banyak bicara dan berani. Maaf jika perkataan hamba lancang nona. Tapi jujur, hamba suka sikap nona yang sekarang. " jelasnya panjang lebar.
"wajar sih... Oh ya, mulai saat ini kau tidak boleh menunduk kepalamu terhadap siapapun."
"ampun nona, hamba tidak berani."
"hah... Justru itu, dimana yang kuat akan selalu menang. Mengerti?"
"ta.. tapi.. hamba...."
"tak ada tapi-tapian. Pokoknya, kita tidak boleh terlihat lemah. Tunjukan kepada mereka jika kita tidak selemah itu."
"maaf nona, hamba tetap tidak berani. Ini sudah kewajiban para pelayan seperti hamba."
"ya sudah.. ya sudah... terserah apa maumu. Huhh... " jawabku sebal.
"hikss.. maafkan hamba nona. Hamba bersalah. Ampuni hamba nona." ucapnya menangis sambil bersujud meminta ampun terhadapku.
"astagaaaaa... , gini gini amat hidup di zaman kekaisaran. Dikit-dikit sujud, dikit-dikit minta maaf , sebel aku tuh😒."
****
Beberapa hari kemudian, perlahan-lahan wajahku mulai sembuh walau tidak signifikan. Selama itu pula, tidak ada yang menengok ke kediamanku, baik dari pihak ayah ataupun nenek lampir alias ibu tiri.
"Bao bao!!" teriakku.
"ya nona, ada apa?"
"tolong ambilkan salep di sudut ruangan bawah cermin."
"baik nona."
Setelah itu, aku langsung mengoleskan salep itu pada mukaku dan tak lupa aku olesi juga dikedua tangan dan kedua kakiku. Ahh.. Ternyata tidak sia-sia mempelajari bahan-bahan kecantikan dari adikku Krystal. Ahhh.. kira-kira dia lagi apa yah? Apa disana dia menangis saat kakaknya sudah tiada? Kok aku jadi sedih yah... 😢
"nona?" panggilnya. Mau tak mau aku menolehkan kepalaku ke arahnya.
"apa?"
"a.. anu.. Wajah nona sudah mulai sembuh. Hamba kaget melihatnya. Anda terlihat cantik." pujinya.
"ahh... Makasih. Ini belum seberapa, tinggal menghilangkan bekas jerawatnya aja kok." ucapku dengan senyum bahagia.
"maaf nona, hamba jadi penasaran. Nona kok bisa meracik obat karena setau hamba nona tidak pernah belajar apapun."
"Ohhh.. Itu sih rahasia. Hahaha..." balasku dengan senyum jahilku membuat Bao bao cemberut mendengarnya.
"sebentar lagi pembalasanku akan dimulai." batinku.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI : MENDADAK JADI PUTRI??!
Historical Fiction(Bukan Novel Terjemahan) Pada awalnya Jessica tidak percaya yang namanya reinkarnasi. Tapi setelah kejadian itu menimpa dirinya dimana Jessica menempati tubuh seorang gadis dari masa lampau, dia langsung percaya. Ingin rasanya ia menangis saat tau...