Sepanjangan jalan pulang, Jeno tidak banyak bersuara. Dan hal itu membuat Renjun bingung. Ada apa dengan Jeno?
"Jen, kamu sakit?" tanya Renjun
"Eh, iya Ren? Enggak kok, aku baik-baik aja" jawab Jeno
"Tapi kamu kelihatan sedih dan gak fokus (?)" ujar Renjun
"Aku cuma lagi gugup aja karena bisa jalan sama kamu" jawab Jeno asal yang berhasil membuat wajah Renjun merona.
"Apa sih" jawaban malu-malu Renjun membuat Jeno tersenyum.
Pria itu mengacak puncak kepala Renjun sembari tersenyum. Renjun begitu manis dan menggemaskan. Pria mungil itu lucu dengan caranya sendiri. Jujur, Jeno merasa nyaman ketika ia bersama Renjun.
"Eh! Jeno! Aku mau itu!!" Renjun menunjuk sebuah boneka kuda nil (?)
"Kuda nil(?)" heran Jeno
"Moomin bukan kuda nil Jeno!" kesal Renjun mengerucutkan bibirnya.
Jeno terkejut. Bagaimana bisa Renjun berkali lipat menjadi lebih menggemaskan saat kesal seperti itu? Sisi lain yang baru Jeno ketahui, ternyata Renjun bukan hanya lucu, tapi lucu sekali.
Jeno menarik sudut bibirnya pelan, berpikir untuk mengusili pria manis itu.
"Apa sih, kuda nil gemuk begitu" ejek Jeno
"Jeno! Gak boleh kayak gitu sama Moomin!"
Sumpah!
Renjun yang kesal dengan mata melotot, bibir mengerucut, pipi menggembung dan kaki di hentakan itu, sungguh pemandangan yang sangat menyenangkan. Jeno sampai tertawa terbahak hingga matanya menghilang.
"Oke, oke, ayo kita ambil si kuda nil" ujar Jeno sambil mengacak pelan puncak kepala Renjun.
"Hum– oke" jawab Renjun berpaling dari hadapan Jeno untuk menghampiri Moomin kesayangannya.
Sebenarnya, Renjun sedang menyembunyikan wajahnya yang merona karena malu.
Sampai di depan stan yang menyediakan permainan tembak. Pemain harus berhasil merobohkan kaleng yang tersusun untuk bisa mendapatkan boneka yang mereka inginkan.
Dengan bersemangat, Renjun mulai menembak kaleng di hadapannya. Keningnya mengkerut dan Bibirnya sedikit maju kedepan.
Satu kali tembak
Dua kali tembak
Tiga kali tembak
Dan setelah tembakan ke lima, Renjun masih gagal. Pria mungil itu merengek sembari menghentak-hentakkan kakinya. Sementara Jeno hanya mengamati pemandangan tersebut dengan hati menghangat.
"Uh! Kenapa sih susah sekaliiii"
Renjun mendengus keras, dan Jeno masih belum berinisiatif untuk membantu Renjun. Dia masih senang melihat pemandangan lucu di sampingnya.
"Jenooo, kamu gak mau bantuin aku?" akhirnya Renjun merengek padanya.
Pria itu memainkan jemarinya dengan bibir mengerucut, berharap Jeno akan membantunya. Namun, jawaban Jeno membuat Renjun kesal.
"Tidak"
Renjun cukup terkejut, namun akhirnya berbalik dengan kesal sembari mengatakan
"Ya sudah!"
Renjun kembali mencoba. Kekesalannya bertambah karena pasangan di sampingnya berhasil mendapatkan boneka yang di inginkan si perempuan.
Jeno yang melihat itu akhirnya berhenti mengusili Renjun, kemudian merebut senapan dari tangan Renjun dan dalam satu tembakkan, pria itu berhasil merobohkan kaleng sejauh dua meter di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
FanfictionLee Jeno terjebak dengan pesona Huang Renjun hanya dalam lima detik : Terlalu hebat dan luar biasa untuk digambarkan dengan kata-kata