8.

8 4 11
                                    

Ada yg kangen?

Ngarep:v

Maap jarang banget update dah hampir Zy anggurin sebulan :")

Moga suka chap kali ini ya!

Happy reading!

-

  Kali ini aku datang sangat awal seperti biasanya namun kenapa Haechan belum datang biasanya dia kan datang paling awal,entahlah. Aku yang bosan menunggu Haechan yang tak kunjung datang akhirnya memilih untuk memakan coklat pemberian Taeyong semalam. Saat aku baru akan menggigit coklat milikku seseorang mengagetkanku dari belakang.

"Dorr!!!!"

"Eh buaya kolornya lepas!!" pekikku terkejut hingga coklat satu - satunya milikku terlempar begitu saja dan jatuh ke lantai dan sialnya terinjak Haechan yang baru saja mengagetkanku.

"Coklatku~!" ucapku sedih meratapi coklatku satu - satunya yang sudah penyet terinjak Haechan.

"Eh maaf gak sengaja keinjek!" ujar Haechan berusaha meminta maaf.

"......"

"Jangan marah!! Ntar aku beliin!!" ucap Haechan yang berusaha membujukku ketika aku menatapnya dengan tatapan dingin.

"Gak usah ntar aku bisa beli sendiri." ucapku dingin sembari mengambil coklat yang sudah penyet itu dari tangan Haechan dan segera membuangnya.

  Aku mendapatkan ide untuk menggunakan coklat sebagai sebagai bahan menjahili Haechan. Setelahnya kami berdiaman cukup lama karena aku sengaja pura - pura marah kepada Haechan karena coklat barusan. Aku mendiamkan Haechan dengan asik bermain ponsel memainkan ponsel tanpa menghiraukan sekitar dan Haechan yang sibuk dengan catatannya dan sesekali menatapku dari belakang dengan tatapan menyesal sesekali helaan nafas keluar dari kedua belah bibir sewarna plum tersebut, kami terus berdiaman hingga murid - murid mulai berdatangan.

"Weh kenapa nih? Tumbenan diem - dieman." ujar Jeno yang baru saja datang bersama Renjun.

"Gak papa." sahutku ketus tanpa mengalihkan pandanganku dari ponsel.

"Heleh gak mungkin gak papa. Kalian lagi marahan kan? Jujur aja deh!" tuduh Renjun sembari mendudukan diri di meja milik Haechan.

"Chan, jan nugas mulu !! Gak baik nugas mulu! Ntar jadi pinter gimana!!" ucap Renjun sembari menarik buku catatan yang tengah Haechan tulis.

"Siniin!"

"Ogah!"

"Yaudah."

  Suasana pun kembali hening beberapa saat hingga murid yang lain mulai memenuhi kelas. Heejin , Saeron, dan Jaemin yang baru saja datang pun merasa aneh dengan hawa - hawa di area sekitar kami berempat.

"Kok pada diem - diem gini! Gak seru tau!" keluh Heejin.

"Gak tau daritadi senyap sunyi bagai tak ada kehidupan." sahut Renjun dengan mimik wajah dibuat - buat.

"Teriak - teriak dong biar gak hening." Saeron menyahut sembarangan. Renjun hanya melirik malas.

"Jadi kalian kenapa si? Diem - dieman baek ngopi dong enggak. Kenapa si?" Jaemin yang tak tahan pun menuntut penjelasan.

"Tanya noh ma tu berdua!" sahut Jeno sembari menunjuk ke arahku dan Haechan dengan dagunya, Jaemin segera mengalihkan pandangannya ke arah kami berdua dan melayangkan tatapan bertanya.

"Jadi aku gak sengaja jatuhin coklat punya Ara." jelas Haechan menyesal.

"Diinjek pula." sahutku.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang