2

4 2 0
                                    

Jangan lupa vote gaess💜

Perpisahan adalah hal yang paling menyakitkan, mengapa harus dipertemukan jika harus berpisah?
             ~Stuck with you~

Tak lama sampai lah mereka di Rumah bergaya klasik yang bernuansa modern.

"Bun kita udah sampai?"
"Iya sayang ini rumah yang akan kita tempati selama kita disini"
tunggu tunggu selama??
tunggu tunggu berarti gak lama donk tinggal disini.

ya karna Bunda nya tak jarang harus keluar kota jadi mungkin Ara yang akan menetap disini.
"Bunda mau pindah lagi?" dengan tatapan bertanya tanya pada Bundanya.

"Sayang bukan pindah tapi Bunda yang nanti akan keluar kota tapi.. tetap sekitaran Kalimantan kok" dengan nada lembut.
"udah ah Ara kan capek terus.. mandi sana gih" sambil menutup hidungnya dengan jari jempol dan telunjuk.

" Ihhh iya iya bun" dengan langkah besar berlari menuju kamar mandi .
setelah bersiap ganti baju Ara memutuskan untuk menemui Bundanya didapur.

"Bund, Ara laper.." sambil mengelus elus perutnya dan merengek seperti anak kecil.
"Iya, ini bunda masakin opor buat kamu" dengan senyum nya yang heran melihat anak semata wayangnya sangat manja.

" Kak , kalo kakak manja terus sama Bunda , gimana kakak nanti udah nikah? kan Bunda gak harus disisi kakak?"

"ih...bunda kok gitu sih ngomongnya, kan Ara mau sekolah dulu , kuliah terus jadi designer biar banggain Bunda sama Ayah dulu". yang tiba - tiba memeluk lengan bundanya erat.

"Iya bunda tau.. tapi, yang namanya jodohkan gak akan kemana kak.."
"iya bund ..udah ah aku laper bunda udah belum" mengekspresikan bahwa ia sedang sangat lapar.

"iya iya kamu tunggu dimeja makan gih" menaikkan alisnya dan melirik meja makan.
Ara hanya mengangguk dan menuruti bundanya dan tertunduk lesu.

dilain hal Ara masih memikirkan Ari, yang tak tau apa yang ia lakukan sekarang,sebenarnya ada suatu kejadian yang membuat Ara sangat berat melepas Ari.

Flashback on
waktu itu sepulang sekolah setelah Ara berpamitan dengan teman teman dan guru guru ia diajak oleh Ari kesebuah Mall yang tak jauh dari sekolahnya.
"ra.. Ayok naik sini" menepuk nepuk kursi motor yang tak lain akan dibonceng Ari.
"iya bentar.. "
"kamu mau ajak aku kemana sih ko buru buru banget?" mengerutkan kening dan berlari ke Arah Ari.
"udahh ayo ikut dulu"
memang meskipun Ara berteman dengan teman temannya ia tau bahwa dimanfaatkan tapi.. itu lah Ara ia selalu tak tega bahwa harus mencampakkan teman temannya.
Ari hanya satu satunya yang tau Apa keinginan dan tau sifat Ara seperti apa.
tersadar dari lamunannya ia tak tau bahwa sudah sampai dimana tempat Ari mengajaknya.
"ra.." ditepuk pundak ara dengan lembut.ia berbalik pada ara yang hanya diam terpaku.
"eh.. iya maaf aku ngelamun"
"turun gih.. udah sampai "
"masih mau kangen kangenan ya...karna nanti mau ke sono no" menunjuk arah pesawat yang lewat menjulang diatas langit.
"ih Ariiii udah ahh kan aku jadi sedih".
bergerak turun dari motor.
memegang pundak dan menunduk mengikuti tubuh Ara yang mungil.
"Ara.. aku akan nunggu kamu disini aku tunggu kamu pulang dan jangan lupa kasih kabar ke aku apapun itu" mencoel hidung ara yang minimalis.
"tapi kann kita .."
"udahh yuk masukk" mengenggam tangan Ara dengan lembut dan berjalan menuju escavator.
Ara masuk hanya menunduk dan tak bersemangat ia tau bahwa Ari tak mau Ara bersedih.
Ari memang sangat pengertian dan sangat sayang pada Ara.
"Ara..."
"eh iya.."
"udah kita disini mau seneng seneng Ara mau apa nanti Ari beliin semua apa yang Ara mau" tatapan lembut Ari membuat Ara luluh.
"beneran???" dengan puppy eyes nya ia  melihat Ari.
"iya yuk"
"okay kapten" Ara hormat kepada Ari yang Ari hanya menggeleng gelengkan kepala saat melihat gadis itu lucu dan dangat menggemaskan.
Mereka berjalan mengitari Mall mulai dari bermain di Timezone ,membeli
es cream, membeli boneka dan Akhirnya mereka lelah setelah 3 jam di Mall.
"udah yuk udah sore nanti Bunda nyariin"
"tapi aku mau lama lama sama Ari kan besok Ara berangkat" mengerucutkan bibir sambil memperhatikan Ari.
"iya sayangnya Ari tapi kan kamu juga harus istirahat" mengelus pucuk kepala Ara yang dibaluti Hijab abu.
"yaudah Ayo.." sambil menggandeng lengan Ari dan bergelanjut layaknya anak kecil.

Flashback off

Tanpa disadari Ara, Bunda sudah menghidangkan opor Ayam dan sayur yang sedari tadi Bunda masak dengan Bi Yani .

"ra??" melambai lambaikan tangan disepan wajah Ara yang menatap kosong meja makan.
"Mutiara.."
tersadar dari lamunan Ara menjawab sang Bunda.

"i..iya Bun?? ada apa??"
"kamu tuh yang kenapa katanya laper kok ngelamun" mengitari meja makan dan duduk disamping Ara.
"enggak kok gak kenapa napa" sambil menyendokkan nasi dipiringnya.

"sayang.. besok kamu mulai sekolah ya disekolah baru kamu"
"eh iya ya bund yah.. Ara mikir lagi deh.."
"maksudnya mikir lagi?"
"kan mulai belajar jadi.. mikir lagi deh Ara" dengan wajah yang ceria tiba tiba lesu.

"kirain apaan kamu nih ih bikin bunda khawatir aja" tersenyum dan melihat wajah  sang putri yang amat disayanginya.

Tak lama setelah mereka makan bersama Ara membantu bunda beres beres dan membawa piring ke dapur.
Bunda hanya bahagia melihat Ara yang manja tetapi dilain sisi ada sifat mandiri.

🌼🌼🌼

Keesokan hari nya Ara sudah bangun pagi pagi sekali .itu menandakan bahwa Ara tak sabar sekaligus gugup dengan apa yang akan dihadapinya nanti saat disekolah barunya.

"Ara... udah siap nakk" teriak Bunda dari ruang tamu .karena kamar Ara ada di atas taklantas bunda harus berteriak.

"iya bund ini sebentar lagi beres.." di sahuti dengan teriakan pula oleh Ara.
"Bunda tunggu di meja makan ya sayang "
"iya bund "

Tak lama Ara turun dan tersenyum ke Arah bunda.
Bunda yang melihat Ara turun lalu mengoleskan selai coklat kacang kesukaan Ara pada roti tawar yang ia pegang.

"ini buat Ara yang sebentar lagi yang mau masuk sekolah baru" menaik naikkan alis menggoda Ara.
"iya bund bunda tenang aja Ara bakal nunjukkin kalo Ara bisa meskipun dimanapun Ara sekolah" menggapai roti yang diberi oleh Bunda.

Ara memang selalu masuk lima besar disekolahnya dulu,tak ayal ia yakin bahwa ia juga bisa di sekolah barunya mendapat nilai yang tinggi.

"yaudah gih sana berangkat "
Ara mencium punggung tangan Bunda dan berjalan menuju mobil yang sudah siap sedia mengantarkan Ara.

"Assalamu'Alaikum bunda"
"Wa'alaikum salam "
Sekitar 20 menit Ara sampai di sekolah barunya.
Terpampang nama SMA Nusa Bakti
di gapura sebelum ia masuk dan menyuruh sopir memarkirkan mobilnya.

"Pak Surya nanti kalau pulang jemput Ara disini ya.."
"Baik non "
Ara tak mau ia dipandang sebagai anak CEO seperti dulu saat disekolah lamanya. ia ingin tau bagaimana teman temannya tulus ingin berteman dengannya.

dan ia sekarang lewat belakang sekolahnya yang hanya terlihat pohon pohon yang rindang dan sekolah masih sepi.

Ada taman dibelakang sekolah ia duduk dibangku panjang yang tersedia disana. tanpa sadar ada yang tiba tiba menepuk bahunya yang sontak membuat Ara kaget.

"eh sapa lo" dengan tatapan terkejut

TBC
Maaf ya kalo masih berantakan
Aku minta dukungan kalian jangan lupa vote, koment dan follow akun author💜 gomawo💜💜

Stuck with You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang