5

5 1 0
                                    

Ara yang biasanya riang gembira , sekarang ia lebih suka melamun.
Setelah apa yang diucapkan Ayahnya tadi malam ia seperti tak ada semangat untuk pergi ke sekolah.

"ra.. diem diem bae ngomong napa" Dian yang berjalan dari arah kantin.
"eh .. ngagetin gue aja lu"
ya Ara sedang duduk dikelas sekarang.

"yeee elu gimana sik dari tadi juga gue panggil kagak nyahut, kenapa melamun maemunah"
"sejak kapan lu bkin acara buat ganti nama gue paijemm" menoyor kepala Dian.
"abiss elu sik kagak asih ah maen ngelamun - ngelamunan" Dian mendengus sebal.
"bukannya gitu.. gue lagi ada masalah pusing gue" ucap Ara yang lemas memelankan suaranya.
"cerita atuh neng , gak baik dipendam sendiri" mengelus pundak temannya dengan lembut.
"tapi.. gue ragu gimana ya.."
"ya udah kagak usah ngambek gue" bergerak memalingkan tubuh dan membelakangi Ara.
"yeee yang punya masalah siapa yang ngambek siapa aneh lu.. huu" Ara dengan nada mengejek.
tetap tak digubris Dian.

"iye iye gue cerita.. jadi gini... Semalem.." akhirnya Ara cerita apa masalah yang sedang dihadapinya saat ini dan berharap Dian mempunyai solusi.

"emmm gimana ya.. masalah lu berat banget ra atau gini aja" Dian membisikkan sesuatu dan membuat Ara membulatkan bola mata karna terkejut.
"gak gak gak gila lo!"
Ara  yang tak percaya apa yang dibisikkan Dian hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
"ya.. kan daripada bonyok lu sedih?"
"aaaakkhhhh" menjambak ujung hijabnya dan mengerang frustasi.
"udahh entarr lama lama lo gilak" menarik tangan Ara.
"ehhh" Ara yang belom siap hanya kaget dan mengikuti Dian.

*sampailah mereka dikantin

"gue gak laper yan"
"gue yak laper ra.."
"yee serah lu aja dah"
"tapi temenin gue ya.."
"cepet Gpl!"
" iye iye bawell"

tanpa aba aba Dian meninggalkan Ara,ia memesan makanan dan minuman .

"yan" Ara yang menoleh bahwa disampingnya tak ada jawaban ia lalu matanya mencari keberadaan Dian.
Tak sengaja bola matanya tertuju pada seseorang yang sedang duduk dan hanya diam ,padahal semua temannta tertawa dan mengobrol ala anak anak  laki laki biasanya.

"ihh dingin banget tuh anak"bergidik ngerii melihat sesorang yang sangat dingin seperti itu.
"eh tapi bukannya itu anak kemarin yang di halte bis ya?" ucap Ara yang berbicara sendiri.
"tapi.. lumayan juga sih manis hahaha"
"heh lo gilak ketawa sendiri ngomong sendiri"
kaget dengan kedatangan Dian ia mengubah raut wajahnya menjadi datar.
"enggak biasa aja gue"
"dah lah laper guee mau makan"
"punya gue mane??"
"lahh si maemunah tadi lu kagak mau gimana sik"
"seenggaknya minuman kek masa iya yang nemenin kering tenggorokan"
"yeeee dasar lu "
"hehehe kan Dian cantik ,baik hati dan tidak sombong"
"idihh kalo mau ditraktir aja baru muji ..jijay banget gue" Dian menggerakkan badannya seperti mau muntah.
" yang ikhlas donggg"
"iye iye elahh"
Dian yang mendengar hanya tersenyum paksa.
"nahh gitu kek dari tadi"
"ya Allah salah apa hamba padamu.."
"banyakkkkk" Ara menyahuti Dian yang memelas dan mengeluh.
lalu Dian berlalu memesankan minuman untuk Ara.

Sesampainya Dian kembali,Ara tetap menatap paku seseorang yang duduk di sebrang tempat duduk mereka.

"ganteng ya manis ya.. ngaku lo suka dia.."berbisik pada telinga Ara.
"ishhh geli tauu"Ara mengusap telinganya yang tertutup baluyan hijab.
"yee mangaknya jangan liatin muluu tu orang.. samperin sana" mendorong pelan tubuh Ara
"heee gilak lu ya kali gue yang deketin duluan" menoleh dengan tatapan sinis.
"ya gak papa kalik sekali kali cewek yang maju jangan laki mulu bosenn gue denger" sambil memakan mie yang sedari tadi belum ia makan.

"lu aja sono gue mah ogah"
"lu tau gak sapa dia"
"ya kagak tau lah paijemm kapan gue ngobrol, kapan gue kenalan kadang kadang lu rada rada ya" memelankan kata 'rada rada' takut Dian mendengar.
"apa lo bilangg!!" mendongak kaget sambil memakan mie yang penuh dimulutnya.
"gue bilang habisin dulu mie lu cepet kita balikk.. jorok mulut penuh ngomong ihhh "
"iya iya "setelah menelan habis mienya.
"eh iya namanya siapa"
"kepo kann huuu gayanya tadi sok jual mahall"
"kagak jadi"
"ngambek aja trosss, eh iya namanya Khaidir tapi sering dipanggil Ujang"
"lah kok gitu"
"kan dy Orang Sunda , jadi ya gitu deh"
"Oaza"ucap Ara tanpa terkejud.
"dah yok balikk gue dah kenyang nih"menggosok gosok perutnya.
"Alhamdulillah bukan mengeluh"
"baikk bu Ustadzah" memberikan gerakan hormat.

memang seperti itu Ara, meskipun dia bisa dibilang bandel dan bar -  bar meskipun ia memakai hijab, tapi soal Agamanya tetap no 1.👍

*Sesampainya dikelas

yang ada dipikiran Ara saat ini adalah  seseorang cowok yang ia lihat dikantin tadi sambil kedua tangannya ia lipat diatas meja dan kepalanya berada diatasnya.

"akhhh enggak enggak Ari gimana ih dasar Ara kok gini sih inget ra ada Ariii" bergumam dan menampar pelan dirinya sendiri.
"heh lo kenapa" Yumna menyahut
" ha?"
"elu ngelamun mulu dah " ucap Dian
"aa emm gak papa mungkin kecapean biasa lah"
Dian dan Yumna hanya menggeleng gelengkan kepala seraya melihat temannya yang ketahuan berbohong itu dan duduk dikursi belakang Ara.

"eh iya gaess nanti pulang sekolah temenin gue jalan jalan ya.. bosen gue dirumah .. gue juga  belum sempet jalan selama gue disini"
"heh kita dibelakang lu Ara..." ucap Dian yang gemass akan temannya itu.
"eh iya ya "berbalik memutar badannya ke arah belakang
"mangkanya minum Aqu* yang membuat pikiran anda menjadi fokus dan fresh" ucap Yumna Ala ala  mengikuti iklan di tv.
"ya.. temenin gue ya.." ucap Ara memelas.
"siappp" ucap Dian dan Yumna serempak.
"ehh nanti bareng gue aja motor lu gampang bisa gue atur" ucap Dian.

'memang teman temannya belum tau bahwa Ara adalah anak seorang CEO dan wanita karir yang sukses didunia Kelapa Sawit'.

"iya.. " Ara yang tak enak hanya bisa menghela nafas karena ia takut bila rahasianya terbongkar.

*kringgg kringgg

Pelajaran telah usai dan bell pun sudah berbunyi ,waktunya untuk para siswa dan siswi untuk pulang.

Mereka bertiga berjalan menuju parkiran dan sesekali bercanda.

"ehh ngomong ngomong si Sari mana ya?"
"mangkanya lu jangan suka nelamun jadi dodong kan lu" sahut Dian
"yeee kan gue kagak tau"
" kan tadi lu denger kalo Sari bilang dia pergi keluar Negri buat beberapa hari karena Bokapnya sakit Mutiara.." ucap Yumna geram
"ya maap gue kan kagak fokus heheh" 
Ara yang merasa bersalah hanya menggaruk garukkan kepala yang tak gatal.
"huuuuu" sorak Dian dan Yumna
"Iri bilang bosss wlee" menjulurkan lidahnya.

Tak berapa lama sampailah mereka di parkiran lalu segera masuk kedalam mobil Dian.

"bukannya itu..."

Hayooo siapa .....
maaf kan author ya gaesss lama up nya biasa kerjaan author banyakk😂
jadi lembur mulu😆
author mah ngrles mulu kek bajaj
katanya tgl 6 wattpad mau tutup sementara bneran kah gaess jangan lupa vote coment😗💜💜




















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stuck with You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang