ALIBEMA : 𝐁𝐀𝐁 𝐈𝐈𝐈

167 45 18
                                    

Selamat malam minggu buat kalian yang menunggu, HEHE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam minggu buat kalian yang menunggu, HEHE. Adakah di sini malming cuma di Rumah terus bikin tiktok? atau lagi jalan uwu sama pacarnya? WKWK Apapun kegiatan kalian, enjoy your life brooo! Hidup cm sekali, percuma kalo ga dinikmati ANJAYYYY. Yok, buat yang ga ngapa-ngapain, mending baca ini. G.R.A.T.I.S Fix! Ga neko. Happy Reading!

Kita sapa dulu gais pemeran utama yang jadi model setelah kontrak cerita ini. HHHH.

SOUNDTRACK : WAYO - Bang Yedam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOUNDTRACK : WAYO - Bang Yedam

...

Aurel mengintip dari balik jendela kamar. Pintunya sudah dikunci sejak ia sadar ada seorang mengamatinya dari luar. Lampu sengaja dimatikan supaya bayangannya tak terlihat. Semua berawal dari Aurel hendak menyeduh susu. Kemudian, mendengar suara gaduh dari pintu belakang.

Seperti yang dilakukannya saat ini, ia melihat dari balik jendela dapur dan melihat seseorang berlari ke depan rumah. Ia sudah merasa was-was, takut ada maling. Namun, saat Aurel mencoba lihat depan rumah, orang itu hilang. Tidak ada.

Pikir Aurel sudah pergi. Tapi, selesai Aurel meneguk susu. Seseorang mengetuk pintunya. Ia menyangka keluarga atau suaminya datang—hendak memberi kejutan, tapi nyatanya kosong.

Aurel berusaha mencari ke segala arah, nihil. Detik itu, jantungnya mulai berdetak tidak karuan. Tangannya bertautan cemas, buru-buru Aurel masuk namun sebuah suara menghentikkan gerakannya. Dia berbalik lagi, melihat pintu gerbang—tak disangka, orang itu tengah berlari hendak menerkamnya.

Wajah Aurel berubah panik, ia segera berlari ke dalam rumah. Menguncinya dan menjauh dari pintu. Tak peduli, gedoran semakin kencang, dia naik ke lantai dua bersembunyi di kamar. Keringat dingin mengucur deras sampai akralnya terasa dingin.

Aurel takut. Bagaimana jika orang itu pembunuh? Kemudian menyelinap masuk dan menerkam Aurel? Aurel menggigit bibirnya, sangat cemas. Ia harus menghubungi suaminya. Tak peduli, sedang meeting dan resiko dimarahi atasannya. Aurel butuh Sam sekarang.

Sial, panggilannya tidak di angkat.

Tenanglah, Aurel, tenang.

Suara gedoran tak lagi terdengar, ia yakin orang itu sudah pergi.

𝐀 𝐋𝐢𝐟𝐞 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐌𝐚𝐬𝐤 | Vrene [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang