01• Meet him

137 9 0
                                    

Jam dinding menunjukan jam 12.46 PM, tandanya ini sudah siang. Tapi kenapa orang-orang masih betah berada diluar? Panas-panas membuat keringat dibadan mengucur, dan badan menjadi bau.

Kalau perempuan yang satu ini lebih memilih dirumah saja. Bukan, bukan karena sedang masa pandemi. Tapi memang dia orang yang pemalas untuk sekedar pergi keluar. Bahkan hanya untuk ke supermarket yang jaraknya hanya sepuluh langkah saja dia terlalu enggan keluar.

Kalo orang Jawa biasanya bilang Wis Pewe.

Bahkan entah itu pagi, siang, sore atau malam ia enggan keluar. Tapi jika ada yang mendesak baru ia keluar rumah.

Sepertinya ia sangat-sangat mematuhi protokol kesehatan yang mengharuskan dirumah saja.

Tapi saat ia merapatkan selimut bersiap untuk tidur siang ada teriakan dari luar kamar yang membuatnya kesal.

"Kiara, nanti malam jangan lupa ikut Ayah!"

Iya iya, emangnya Kiara dikira nenek-nenek yang gampang lupa atau bagaimana?

Padahal baru tadi pagi waktu sarapan ia diingatkan oleh Ayahnya. Sekarang diingatkan lagi. Huft.

Tapi kalau dipikir-pikir, malas juga ia pergi malam ini. Ah!--bukan malas tapi ia malah bingung.

Waktu sarapan tadi, ia sempat menanyakan pada Ayahnya kemana ia akan dibawa. Lalu dengan santainya Ayahnya bilang. "Temani Ayah malam ini, ada pesta kecil-kecilan dibank Ayah. Kiara mau ikut kan?"

"Tumben banget Ayah ngajak aku? Kenapa gak sama Mama aja?"

"Mama kan mau ke butik ngurusin pesenan baju buat besok pagi. Lagian Ayah ngajak kamu karna Ayah mau ngenalin kamu sama anaknya temen Ayah."

Kiara tersedak. "Gak mau! Ayah kira Kiara gak bisa cari cowok sendiri?"

"Lagian Kiara juga masih muda. Kiara masih 20 tahun Ayah!" Lanjutnya.

Ayah Kiara tertawa kecil menanggapi jawaban anak semata wayangnya. "Kan Ayah cuma ngenalin doang. Ayah gak bilang mau jodohin kamu kan? Emang salah Ayah cuma ngenalin anak Ayah yang cantik ini?"

Pertanyaan Ayahnya membuat Kiara bungkam.

Kiara yang mengingat itu cuma menghela napas. "Ya udahlah, palingan cuma dikenalin doang kan?" Monolognya sendiri.



•☀•



Merias diri didepan kaca dengan dress selutut berwarna merah maroon, Kiara menganggap dirinya cukup cantik malam ini. Ia juga tidak memakai make up yang berlebihan. Lagian juga ia memang tak suka dirinya kelihatan begitu mencolok didepan banyak orang. Itu bukan style seorang Kiara.

Ia juga tidak suka warna-wrna dengan kontras yang terang. Ia lebih suka warna gelap. Seperti hitam, navy blue, abu-abu dan seperti warna dress yang ia pakai saat ini. Intinya warna-warna gelap.

Bahkan tidak satu pun dilemarinya ada yang berwarna terang. Kecuali warna putih--karna itu warna netral.

Masih sibuk merapikan tatanan rambut, Ayahnya sudah berteriak memanggil. "Ayo Kiara kita berangkat!"

"Iya sebentar!"

Ia mengambil tas kecil berwarna hitam dengan logo terkenal--Dior--untuk menambah item pakaiannya malam ini.

Kiara dan Ayahnya segera menuju bank dengan kecepatan lumayan tinggi karna sudah banyak yang menunggu mereka berdua.

Setelah sampai Kiara dan Henry Park--nama Ayah Kiara--langsung ke lantai empat dimana pesta itu diadakan.

THE STEALER | Kim SunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang