Prolog

9.9K 270 2
                                    







Suara yang berasal dari dentuman pistol mewarnai pagi yang cerah di rumah megah yang terletak dalam kawasan elit suatu kota. Satu orang menggeram rendah kala paginya telah dihancurkan dengan suara-suara tak mengenakkan gendang telinga.

"Tidak bisakah kalian tenang sedikit di pagi hari?" tanya seorang gadis dari atas balkon pada pria-pria lain yang berada di bawah.

Tangan-tangan yang memegang pistol sontak di turunkan dan beralih menatapnya ke atas. "Oh, sudah bangun putri tidur?" tanya balik seorang pria padanya.

Matanya ia rotasikan malas, beranjak dari balkon dan kembali masuk ke dalam. Hampir satu tahun dirinya hidup dalam rumah megah milik pria lima tahun di atasnya, pagi hari maupun malam hari ia tidak pernah merasakan ketenangan akibat dentuman anak buahnya yang berlatih tembak.

Oliv turun ke lantai bawah rumah, tidak, ini bahkan tidak bisa dikatakan sebagai rumah biasa, yang ia tempati adalah mansion megah dengan para bodyguard disetiap lantainya. Duduk pada bangku meja makan dan mulai menyantap makanan yang telah disajikan oleh pelayan.

Khidmatnya menyantap sarapan seakan buyar kala decitan bangku yang ditarik ke belakang dan tak lama diduduki oleh seseorang. "Jangan pergi ke kantor hari ini" ucapnya.

"Apa urusanmu?"

"Nurut saja jika kau masih mau hidup" jelas Jaehyun lalu menyantap sosis yang tersaji di meja makan.

Oliv tidak menanyakan kelanjutan yang dimaksud oleh Jaehyun. Urusan pria berkebangsaan Amerika tersebut tidak jauh-jauh dari kata musuh. Oliv telah hafal di luar kepala kegiatan yang dilakukan oleh Jaehyun.

Jaehyun terlihat bangkit dari kursinya, berjalan mendekati sang gadis lalu memberikan kecupan ringan di bibir yang masih mengunyah makanan itu.

"Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik"

Setelahnya Jaehyun terlihat berlari keluar dari mansion dan terdengar gemuruh langkah kaki dari para bodyguard milik pria Jung itu.

"Tidak bisakah mencari pekerjaan yang aman-aman saja? Percuma punya otak pintar tapi hanya dibuat berkelahi setiap hari" gerutunya seraya meninggalkan meja makan.

Tidak diperbolehkan pergi bekerja itu artinya dirinya juga tidak diperbolehkan keluar dari rumah. Oliv, gadis dua puluh dua tahun tersebut kembali ke kamarnya sendiri. Duduk pada kursi di jendelanya yang mengarah langsung pada menara eiffel. Dirumah Jaehyun hanya kamarnya yang menghadap pada pemandangan indah tersebut. Sayangnya jendela maupun pintu menuju balkon tidak bisa dibuka karena tidak diperbolehkan oleh Jaehyun. Padahal pemandangan di luar kamarnya sangat indah jika saat matahari tenggelam.

"Ahh aku harus berbuat apa berada disini seharian?" desahnya. Bahkan sebuah televisi saja tidak ada di mansion Jaehyun.

Oliv meraih ponselnya yang tergeletak di nakas, menghubungi seorang bodyguard yang diperuntukkan untuknya. "Belikan aku alat gambar. Sekarang" perintahnya.

Entahlah, mungkin dengan menggambar itu akan mengusir rasa bosannya hanya berada di rumah seharian penuh. Oliv tiba-tiba berjengit terkejut saat mendengar dentuman lagi, namun kali ini lebih jauh dari mansionnya. Buru ia lari ke arah balkon yang terbuka, terlihat jika kepulan asap hitam mulai menghiasi langit Paris. Itu artinya Jaehyun telah beraksi dengan musuh-musuhnya.

"Awas saja jika kantorku kenapa-napa!" gerutunya lagi masuk ke dalam dan menerima alat gambar yang diberikan oleh anak buahnya. Bukan kantor miliknya sebenarnya, milik Jaehyun yang diberikan padanya untuk mengurus semua dan pria Jung itu yang sibuk menekuni bisnis gelapnya.

Entah apa yang membuat Jaehyun begitu mempercayainya, bisa saja ia menipu Jaehyun dan membawa seluruh harta pria itu. Keduanya tidak ada hubungan darah ataupun hubungan percintaan apapun. Kenal juga tidak lebih dari satu tahun, namun dengan mudahnya Jaehyun mempercayakan segalanya padanya.

Menggambar adalah salah satu hobinya dulu sebelum dibawa Jaehyun ke Paris. Dulu sejak masih bersama orang tuanya di Korea, Oliv lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menggambar selain pergi ke kampus.

Sedang asik bergelut dengan pensil warnanya, sepasang lengan melingkar apik di pinggangnya dari belakang dan bahunya yang tiba-tiba terasa berat akibat kepala yang disandarkan.

"Bau boom mu sangat menyengat di bajumu" Jaehyun melepaskan pelukannya berganti dengan mencium kemejanya sendiri.

"Aku akan mandi setelah ini"

Oliv berbalik, memandang dari bawah hingga atas penampilan Jaehyun yang kini telah berubah dari ia berangkat beberapa jam lalu. Terlihat acak-acakan tak terurus dengan darah di tangan kirinya.

"Duduk, akan ku obati tanganmu" suruh Oliv. Gadis itu beranjak dari bangkunya dan mengambil kotak obat yang ia simpan di laci nakasnya. Meraih tangan Jaehyun yang penuh darah lalu menuangkan alkohol untuk membersihkan darahnya.

"Bagaimana? Menang tidak?" tanya Oliv disela mengurus luka Jaehyun.

"Menang. Itu hadiah untukmu karena sudah menjadi gadis penurut" Oliv hanya melirik beberapa paperbag yang tergeletak di atas ranjangnya. Sudah menjadi kebiasaan Jaehyun jika ia menang dari musuhnya akan membawakan banyak hadiah untuknya. Namun jika kalah, Jaehyun hanya akan membawa amarahnya saja pulang.

Jaehyun memandang lamat-lamat wajah Oliv dalam diam, bagaimana gadis itu dengan telaten mengurusi luka di tangannya. Sedikit perih sebenarnya saat terkenal alkohol dan beberapa obat namun semua itu tertutup dengan wajah cantik yang sedang ia pandang di depannya.

Dirinya sangat ingat bagaimana histerisnya Oliv saat pertama kali melihat tubuhnya yang penuh dengan darah, dulu.

"Sudah" pekik gadis itu dengan riang. "Sekarang mandilah, aku sudah tidak tahan dengan bau mu"

Jaehyun terkekeh saat melihat Oliv bertingkah seolah memang bau pakaiannya tidak sedap. Lagi-lagi ia mencuri kecupan ringan pada bibir gadis berambut sebahu tersebut lalu masuk dalam kamar mandi yang ada di kamar Oliv.

"Yak! Pakai kamar mandimu sendiri!" pekik Oliv tak terima.

"Sama saja, ambilkan saja pakaian gantiku"



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai PERJALANAN balik lagi

setelah kemarin sempet beberapa chapter ku revisi dan akhirnya ku unpublish lagi

Sekarang ku reupload dengan alur yang berbeda dari sebelumnya tapi dengan judul yang sama

Mungkin agak merepet sama work ku yang judulnya CELINE

Yah semoga kalian suka

Sampai jumpa di minggu depan






Perjalanan | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang