Namaku alen, saat ini aku kuliah di salah satu universitas negeri di kotaku. Kejadian yang kuceritakan ini terjadi sekitar tahun 2014 saat masih duduk di bangku sekolah. Mungkin salah satu hal yang paling nakal adalah kejadian ini karena mencoba bermain-main dengan makhluk ghaib yang dimana aku sendiri tidak punya kemampuan apa-apa untuk hal itu, hanya ikut-ikutan saja layaknya remaja yang ingin tahu banyak hal.
Kejadian ini terjadi saat malam minggu, sekolahku terkenal memiliki spot spot angker layaknya sekolah pada umumnya.
Aku bersama 4 orang temanku yaitu Ari, dedi,asep dan deni. Kami berlima mengunjungi sekolah kami dengan niat ingin menjawab rasa penasaran kami ada "apa saja" disini, ari dijadikan relawan yang akan dirasuki dan deni melakukan ritual pemanggilan.
Tak berselang lama ari tiba-tiba tertawa sangat keras, suara wanita. Jelas ini adalah mbak kunti, ia mengaku kalau penunggu pohon beringin besar didepan kelasku. Pohon beringin yang rimbun dengan akar gantung yang menjuntai hampir menyentuh tanah, ia ada disana sudah sejak sekolah ini belum di bangun, sedangkan kakek angkatku saja sekolah SMA disekolah ini. Terbayang kan seberapa lama sekolah ini. Lalu ia pamit, katanya akan ada yang masuk dan dia yang paling kuat disekolah ini, pocong katanya.
Tak berselang lama benar saja, tiba2 tangan ari bersedekap, ia mengaku penghuni di wc laki-laki yang ada di sudut sekolah yang sangat gelap dan jauh lebih lama disini daripada kunti yang masuk tadi dan mengaku ia adalah raja disekolah ini.
Saat kami tanya tanya banyak hal tiba-tiba Ari yang kerasukan mengerang ngerang "aaarrrgggghhhh!!! Kalian sudah keterlaluan!melampaui batas! Aku mau membawa anak ini untuk menjadi temanku!! Arrrhhhhhhh!!!!"
Tentu saja kami semua ketakutan, tiba-tiba ari diam seribu bahasa, kami bingung karena kemampuan beladiri dan tenaga dalam deni tak sanggup mengembalikan ari seperti semula. Kami panik, sejak pukul 1 dinihari sampai jam 3 dinihari ari tak kunjung kembali setelah segala upaya yang dilakukan sedangkan tubuh ari sudah membiru dan perutnya sangat keras layaknya mayat diiringi tangisan dedi dan asep mereka sangat ketakutan akupun juga sangat ketakutan dan bingung harus berbuat apa, suasana sangat sunyi tak ada sedikitpun suara yang terdengar selain tangisan dedi dan asep. membangunkan warga sekitar tentu saja kami akan diamuk tanpa ampun, lalu deni menyerah dan menjemput seorang senior di perguruannya untuk membantu syukurlah ia mau membantu, setelah banyak sekali sesajen-sesajen dipersiapkan dan rentetan ritual dilakukan ditambah 1 relawan lagi di ajukan untuk dirasuki sebagai media komunikasi dengan si pocong, ia memberikan syarat yang menurutku sangat nyeleneh dan kakak perguruan deni menyanggupi. Sebelum semua berakhir pocong itu berpesan "jangan pernah datang lagi mengganggu kami disini!"
Akhirnya ari "kembali" lagi sebelum fajar menjemput, tentu saja kakak perguruan deni (kang fajar) menceramahi kami, kami tidak tahu kalau akan seperti ini dan ari kalau sampai terbit fajar tidak bisa dikembalikan maka dia akan menjadi mayat didepan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas Waktu
Terrortulisan ini berisi cerita-cerita horor yang gw kumpulin dari temen-temen gw (temen kuliah, temen kost, temen kkn,dll) selama menjalani perkuliahan yang sebagian besar dialamin anak kost. Cerita yang gw tulis disini semuanya kisah nyata. Insyaallah u...