The Dream : Chap 3

920 130 2
                                    

Mata sipitnya terbuka, dengan cemas ia terduduk, —menatap sekitarnya dengan takut. Tak ada hal aneh, langit terlihat biru terang dan hamparan padang rumput hijau terlihat bergoyang akibat angin.

Rambutnya juga bergerak searah dengan angin, ia menghirup udara disana. Segar, dengan wangi peppermint dan buah stoberi.

Namun tak lama kemudian, bumi kembali bergetar membuatnya panik. Segera ia berdiri dan berlari menjauh, pria itu kembali berdiri disana.

Sejujurnya ia ragu, namun kakinya berlari lebih cepat menuju pria tersebut. Dengan cepat ia meraih lengan yang terulur tersebut dan memeluk tubuh pria yang sudah dua hari muncul dalam mimpinya.

Pria tersebut diam tak mengubris, getaran hebat yang menyebabkan keretakan seketika terhenti. Retakan ditanah tertutup dengan sendirinya.

Hening sesaat sebelum akhirnya langit runtuh bersamaan dengan pria tersebut menghilang dari pelukannya.

















Ia terbangun dari tidurnya dengan air mata yang membasahi pipinya, perlahan ia duduk dan menyeka air matanya.

Jungwon menoleh, mendapati Heeseung yang sedang tertidur pulas dengan lengan yang terlipat diatas meja. Membuatnya tak tega, pasti pegal.

Ia turun dari ranjangnya, berjalan kekamar mandi untuk membasuh wajahnya. Jungwon menyalakan keran air dan mulai membasuh wajahnya yang sembab.

Saat ia mendongak, —menatap pantulannya dikaca, betapa terkejut nya ia saat melihat bayangan hitam mengintip dari balik pintu. Bayangan itu terlihat seperti seekor kucing.

Jungwon menoleh, namun sudah hilang. Segera ia keluar dan mendapati Heeseung yang sedang duduk tegak dengan mata yang masih menutup.

"Sedang apa disitu?" tanya Heeseung sembari mengusap matanya.

Jungwon menggeleng, "Membasuh" jawaban singkat yang diberikan sang kakak membuat Daniel tersenyum.

"Aku akan membuat sarapan, mandilah"

"Arasseo"

Kaki Jungwon melangkah menuju lemari pakaian, mengambil baju dan kembali masuk kedalam kamar mandi.

Heeseung berdiri, terpaksa ia membangunkan tubuhnya yang terasa sangat pegal karena semalaman tidur dengan posisi duduk.

Langit biru diluar sana berubah menjadi kelabu, menandakan hujan sebentar lagi turun.

Saat hujan membasahi tanah diluar sana, hawa dingin menusuk kulitnya. Aneh, pikir Heeseung.

Biasanya hujan tidak membuat udara menjadi sedingin udara saat bersalju, bahkan saat ia bernafas pun embun keluar dari belah bibirnya.

Heeseung mengernyit saat melihat air diatas nakas tiba tiba membeku, kursi yang ia duduki mendadak basah membuatnya terkejut.

Heeseung sontak berdiri dan menatap sekeliling kamar Jungwon, "Apa-apaan!? Jungwon-ah, gwaenchana!?".

Heeseung mengetuk pintu kamar mandi, namun tak ada jawaban dari sana, hanya terdengar suara shower yang menyala.

Heeseung mulai panik, air yang turun dari celah antara dinding dan atap kamar mulai merambat mendekat kearahnya.

Heeseung berjalan mundur, ia memejamkan matanya sambil merapal doa dalam hati.

Ceklek.

"Apa yang kau lakukan, Hyung? Kukira kau sudah dibawah"

Heeseung sontak membulatkan matanya saat melihat kondisi kamar terlihat biasa saja. Bahkan diluar sana terlihat panas.

Jungwon memiringkan kepalanya sembari menatap yang lebih tua, "Kau kenapa, hyung? Wajahmu pucat" ucapnya.

It's Not A Dream [JayWon ft. JakeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang