Saewa tersenyum kala berjalan menuju taman bermain. Langit malam menunjukan kilauan Bintang yang bertebaran. Dia duduk disalah satu kursi yang disediakan.
Membawa sekotak bungkus kado yang telah ia bungkus rapi. Hari ini dia berniat memberi kejutan pada pacarnya, ini sudah 2tahun pacaran dengan pacarnya selama ini.
Sedari tadi Tak henti hentinya dia tersenyum sambil memandangi kotak berwarna coklat muda itu. Ia juga bekerja sama dengan teman teman pacarnya. Katanya hari ini Pacarnya berada di taman bermain bersama ponakan nya. Ia ingin memberikan kejutan hari ini. Sedari pagi pacarnya tak mengirimkan pesan text, ia mengira ini adalah salah satu prank.
Saewa melihat pacarnya memasuki taman bermain, tapi anehnya dia berjalan sendirian tanpa ponakan nya. Ia berjalan menuju salah satu kursi, saewa melambaikan tangan nya.
Sepertinya pacarnya tak dapat melihatnya, karena jaraknya masih lumayan jauh. Saewa mendekatinya dengan berlari kecil.
"Hai," ucapnya kemudian memeluk gadis itu.
Tidak, bukan Saewa yang di peluk, namun gadis lain. Saewa langsung saja diam bingung mau berkata apa, dia menahan tangisnya, berjalan perlahan mendekati Pacarnya yang tertawa dengan gadis di sampingnya.
"Renjun!" Panggil pelan Saewa.
Renjun menoleh ke sumber suara, melihat Saewa yang sudah hampir menangis.
"Saewa?" Kaget Renjun, Renjun melonggo melepas pelukan dari gadis itu.
Saewa melepaskan tangisan nya, melihat sikap Renjun yang diam tanpa kata kata.
"Aku kira kamu mau nyiapin kejutan buat Aniv dua tahun kita, tapi ternyata?" Saewa meneteskan airmatanya.
Dia benci harus terlihat lemah di depan mereka. Saewa menangis sesunggukan di depan Renjun.
"sayang dia siapa?" Kata gadis di samping nya. Renjun melotot kaget dengan kata 'sayang' gadis disamping nya.
"LO JAHAT BANGET ANJING!" Sentak Saewa. Bentakan yang sudah lama tak pernah Renjun dengar.
Saewa berjalan meninggalkan Renjun dan gadis tersebut. Ia pergi dari taman bermain itu. Di depan pintu masuk Saewa berjongkok dan menangis, berharap Renjun akan mengejarnya.
Namun tak ada yang menghampirinya. Saewa berjalan sambil menangis tak jarang pejalan kaki lain nya melihat kearahnya. Dia melihat kakaknya sedang berjalan dengan perempuan yang sungguh cantik. Saewa berlari memeluk kakaknya sangat erat dengan menangis.
"Eh kenapa?"
"HUAAAAAAAA," Saewa semakin menangis.
"Yeon lo bisa pulang sendiri? Gue mau pulang sama dia,"
Si pemilik nama mengangguk cepat, tanpa berpikir ia akan pulang bagaimana.
Saewa di tuntun kakaknya untuk berjalan ketempat parkir. Tangisan saewa juga sudah mereda. Ia menaiki motor besar kakaknya dengan kesusahan.
Di perjalanan pulang, Saewa tak henti hentinya mengumpat Renjun. Kakaknya diam mungkin nanti Saewa akan menceritakan apa yang terjadi.
Sesampainya dirumah saewa langsung memasuki kamarnya, mengunci pintu dan melempar tas dan kado yang tak sempat ia berikan pada Renjun.
"Renjun bangsat, Renjun sialan, Renjun brengsek," Saewa menutup wajahnya dengan bantal agar suara tangisnya tak keluar dan di dengar keluarga nya.
"Gue benci banget sama lo!!"
Saewa menangis hingga tengah malam, sepulang nya kerumah pun Renjun tak juga mengirimkan pesan text padanya.
Besok paginya Saewa sakit, ia tak mau pergi sekolah. Terlebih badan nya demam, dan dia tak memiliki nafsu makan.
"Saewa, makan dulu ya? Dari tadi pagi lo belum makan!"
"Gue ga laper!!" Kamar Saewa masih saja di kunci.
Saewa duduk di pinggir kasurnya, melihat wajahnya di kaca. Matanya sembab dan bengkak, wajahnya berantakan.
"Pantes dia selingkuh, gue jelek. Cewek barunya cantik banget." Saewa lagi lagi menangis menutupi wajahnya dengan bantal miliknya.
Ia menyalakan music dengan keras agar ia tak memikirkan ucapan renjun selama berpacaran.
Renjun is a bastrad boy?
.
.
.Next or deleted