Miracle

18 4 2
                                    

"miauuu" sesosok kucing mengeong lemah ketika Yoon Gi meletakkan sebungkus makanan di depannya.

Tubuh kurus kucing itu berhasil membuat Yoon Gi menatap kasihan. Ia menyempatkan diri memberi makanan pada kucing terlantar yang ia temukan di sekitar lorong sebelum melancarkan aksinya hari ini.

"Itu uang terakhirku hari ini. Doakan urusanku lancar. Besok akan ku belikan makanan lagi, kau jangan mati yah"  Yoon Gi mengusap lembut kepala kucing itu lalu bangkit dan beranjak menyusuri lorong.

Yoon Gi memperbaiki posisi topinya lalu kembali mengenakan masker hitamnya. Setelan khas seorang pembunuh telah menempel pada tubuh pucat pria itu, tak lupa sebuah pistol yang ia pegang di saku jaketnya membuat peran kotornya hari ini terlihat semakin sempurna.

***

Alunan musik menambah suasana romantis di sebuah pesta yang sedang berlangsung malam ini. Suara tawa para tamu bahkan terdengar hingga ke pintu utama tak jauh dari tempat Yoon Gi berdiri; di bawah lampu jalan yang rusak. Setelan hitamnya seakan menyatu dengan gelapnya malam.

Yoon Gi meraih ponselnya guna memeriksa wajah seorang pria yang hendak ia lenyapkan hari ini. Jika informasi yang diberikan Tuan Kim benar maka seharusnya dua menit lagi pria itu akan menampakkan diri.
Yoon Gi hanya perlu memastikan pria itu menghadiri pesta dan mulai melancarkan aksinya.

Yoon Gi menyeringai setelah seorang pria tua berjas hitam turun dari sebuah mobil lalu melangkah memasuki pintu masuk pesta.

Waktunya beraksi.

Yoon Gi menghela nafas lega ketika ia berhasil melompati pagar pembatas yang lumayan tinggi. Matanya menerawang sekeliling. Lokasinya saat ini lumayan gelap sehingga sangat cukup untuk tidak menarik perhatian orang-orang yang sedang menikmati pesta di taman belakang.

Yoon Gi menerawang ke arah orang-orang bersetelan mewah tak jauh dari tempatnya. Ia mengabsen satu persatu wajah mereka untuk menemukan targetnya.

"Yah tetap di situ. Posisimu sangat bangus" Yoon Gi bergumam sendirian sembari meraih pistol di dalam sakunya.

Yoon Gi mengarahkan ujung pistolnya ke arah kepala pria tua yang sedang tertawa ria itu. Perasaan tegang sempat menghinggapi tubuh Yoon Gi mengingat ini adalah pengalaman pertamanya membunuh seseorang.

'kau bisa Yoon Gi! Lakukan sekarang!'.

Yoon Gi siap menembak kepala pria itu. Sedetik lagi ia menarik pelatuk pistolnya namun aksinya terhambat oleh suara pecahan kaca dari arah ruangan yang berada di sebelahnya.

"Sial!" Yoon Gi mengumpat pelan.

Ia kembali memfokuskan bidikannya namun sebuah suara kembali mengganggunya.

"Lepas! Lepaskan aku!" Suara seorang wanita dari dalam ruangan membuat Yoon Gi menjeda aksinya.

Suara itu seperti tidak asing di telinganya. Suara itu bahkan seolah sangat lekat di hatinya.

Dengan rasa penasaran yang terus membuncah Yoon Gi berjalan mendekati jendela ruangan itu.

Mata Yoon Gi membelalak. Tubuhnya menegang hingga tangannya mulai gemetar menyaksikan kejadian yang terjadi di dalam ruangan itu.

"Eo--Eomma" lirih Yoon Gi seiring sesak yang menghinggapi dadanya.

Terlihat dua orang pria mengikat tubuh Nyonya Min di sebuah kursi setelah membuat wanita itu kehilangan kesadarannya.

Raut pucat ibunya, memar pada sekujur tubuhnya serta badannya yang terlihat sangat kurus membuat Yoon Gi menitihkan air matanya.

Amarah semakin membakar hati Yoon Gi ketika salah satu pria itu menarik rambut ibunya dan mengeluarkan kalimat cacian yang terdengar hingga ke telinga Yoon Gi.

An Angel From NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang