Yoon Gi terbangun dari tidurnya tepat pukul satu dini hari. Sunyi memenuhi tiap sudut ruangan ketika ia mengangkat tubuhnya untuk bersandar di bahu ranjang.
Kepalanya masih terasa sangat penuh sedang tubuhnya terasa ngilu di beberapa bagian. Sungguh keadaan yang sangat sial.
Yoon Gi menghela nafas malas setelah menoleh dan mendapati gadis misterius bernama Serena sedang tertidur pulas di sebuah sofa.
Yoon Gi berusaha mengais tumpukan memori di kepalanya namun tak satupun yang memuat wajah gadis misterius di hadapannya. Yoon Gi benar-benar tidak tahu siapa gadis itu.
Yoon Gi kembali menyandarkan kepalanya. Ia sedang berusaha memikirkan seseorang yang dapat ia mintai bantuan di situasi sialnya ini. Ia sangat sadar sekali ia menampakkan diri di hadapan Tuan Kim maka ia akan meregang nyawa detik itu juga mengingat misinya yang gagal dan uang muka yang telah ia ambil dari Bos beringasnya itu, setidaknya ia harus mengembalikan uang itu.
Sebersik sesal menghinggapi kepala Yoon Gi, seharusnya dari awal pria itu tidak main-main dengan nyawa seseorang. Hampir saja ia menjadi seorang pembunuh, hampir saja ia benar-benar meredupkan sisa cahaya yang masih ia miliki di sudut terdalam hatinya.
Mata Yoon Gi memejam. Sekali lagi air mata mendesak untuk keluar dari sudut matanya.
"Aiss sial" Yoon Gi mengumpat lemah. Ia benar-benar membutuhkan alkohol detik ini juga.
"Eomma.. kenapa kau menderita? Kupikir setidaknya kau harus hidup bahagia karena sudah membuangku. Bukannya kau meninggalkanku karena wajahku mengingatkanmu pada keluarga kita yang sudah hancur? Bukannya kau ingin memulai hidup baru yang bahagia? Tapi apa ini! Apa yang kau dapatkan setelah meninggalkanku? Aiss eomma benar-benar membuatku kesal"
---
Cahaya mentari menerobos melalui tiap sela dinding kamar menerpa lembut wajah pucat Yoon Gi yang masih terbaring damai. Terjaga semalaman membuat mata sayupnya semakin enggan untuk dibuka hingga samar kesadarannya mulai terkumpul ketika sebuah guncangan membuat tubuhnya terasa tidak nyaman
"Yoon Gi-ya!! Bangun!! Yoon Gi!!! Heyy!!! Yoon Gi!!!!!" Mata Yoon Gi membulat sempurna akibat guncangan dan suara nyaring Serena yang semakin terdengar jelas di telinganya
"Yaa!! Kau kenapa?!" Yoon Gi sedikit membentak dengan kondisi suara yang masih serak
"Ayo pergi! Ada banyak preman yang mencarimu di luar! Mereka terlihat menyeramkan" Serena berusaha menjelaskan dengan wajah tegangnya
"Assshh sial! Tuan Kim" Yoon Gi sempat mengumpat sebelum mengerang kesakitan saat berusaha turun dari kasurnya
Belum sempat Yoon Gi menerka penyebab anak buah tuan Kim bisa menemukannya di rumah sakit suara gedoran pintu tiba-tiba menggema dari arah luar
"Ya! Hey bocah tengik! Buka pintunya!!" Teriak seorang pria dari arah luar
"Mereka di luar! Kita harus pergi!" Serena berusaha membantu Yoon Gi menuruni kasur namun Yoon Gi segera menepis tangan gadis itu
"Kau mau ke mana? Tidak ada jalan selain pintu itu. Kau ingin aku melompat jendela? Sudah sana kau sembunyi saja, biarkan mereka masuk" ocehan Yoon Gi berhasil membuat Serena mendaratkan pukulan telak pada bahu pria itu
"Akhh!! Ya!!.."
"Ikut aku. Cepat!" Serena mengarahkan Yoon Gi untuk segera bergerak
Yoon Gi berusaha menolak namun goncangan pintu yang semakin dahsyat mulai menciutkan nyali pria itu sehingga mau tidak mau ia harus mengikuti instruksi Serena yang lumayan meragukan
Dengan gerakan lambat dan pincang Yoon Gi mengikuti arah Serena yang semakin jelas menuju pintu kamar mandi. Ia sangat ingin menolak ide konyol Serena namun entah mengapa kakinya seakan enggan berhenti
Suara pintu yang retak mengiringi langkah Yoon Gi dan Serena yang semakin mendekati pintu toilet hingga tangan lembut Serena berhasil menggapai gagang pintu toilet bersamaan dengan rubuhnya pintu kamar pasien. Untungnya Yoon Gi telah melangkah memasuki toilet ketika ia berbalik menatap kawanan pria berjas hitam yang mulai berhamburan memasuki ruangan sebelum matanya menyipit karena silau cahaya yang seketika menyerang retinanya dari dalam toilet.
"Sial!"
---
Kesadaran Yoon Gi perlahan kembali setelah sepersekian detik ia merasa tubuhnya dilahap cahaya putih hingga matanya tidak sanggup terbuka.
"Kita sudah aman"
Suara lembut Serena membuat Yoon Gi perlahan membuka mata dan betapa terkejutnya ia mendapati ruangan yang seharusnya adalah sebuah toilet rumah sakit yang sempit menjelma menjadi ruangan yang begitu ia kenal, yah kali ini ia yakin sedang berada di kamarnya sendiri. Yoon Gi sangat mengenal tempat ini bahkan keadaan berantakannya masih sama seperti terakhir kali ia tinggalkan.
"Ti-tidak mungkin, bagaima bisa" Yoon Gi bergumam terkejut sambil mengabsen tiap sudut ruangan
"Kau! Sebenarnya kau siapa?! Apa yang sudah kau lakukan?!" Yoon Gi kembali membentak Serena, menghujami gadis itu dengan tatapan yang mengintimidasi
"Aku.. aku Serena" lagi-lagi jawaban itu keluar dari mulut Serena dan itu sukses membuat Yoon Gi semakin diselimuti emosi
"Berhenti bermain-main denganku! Aku tidak peduli dengan namamu! Aku tanya kau siapa?! Untuk apa kau ada di sini? Jawab!!" Suara Yoon Gi semakin menggema membuat Serena spontan mengambil langkah mundur karena begitu terkejut
"Cepat jawab!!"
"Aku kekasihmu! Aku Serena kekasihmu! Tolong berhenti membentakku, kau membuatku takut" suara Serena bergetar menjawab pertanyaan Yoon Gi
Yoon Gi menghela nafas jengah, jawaban itu samasekali tidak membantu namun keadaan mata Serena yang mulai basah sedikit membuat emosinya mereda
"Kau bohong. Aku tidak pernah merasa pernah berkencan denganmu. Aku tidak pernah berkencan dengan penyihir! Apa yang baru saja kau lakukan? Apa kau sejenis hantu? Atau kau malaikat pencabut nyawa? Akh sudahlah! Kau benar-benar membuatku pusing. Sekarang pergi dari sini! Kau bisa membuatku benar-benar gila dasar makhluk aneh!"
Kata-kata Yoon Gi begitu menghujam batin Serena membuat genangan yang menumpuk di matanya terjatuh dengan derasnya
"Aku baru saja menolongmu dan kau menyakitiku? kau sangat jahat" dengan suara yang bergetar Serena berjalan menuju pintu kelaur kamar. Ia butuh menenangkan diri untuk mengobati luka yang baru saja ia dapatkan
Suara pintu yang tertutup serta cahaya putih yang membias dari balik pintu menandakan Serena telah pergi dari rumah Yoon Gi. Dengan ragu Yoon Gi mendekati pintu lalu perlahan membukanya untuk sekedar memastikan makhluk bernama Serena itu benar-benar sudah pergi.
Yoon Gi menghela nafas lega. Ia berjalan pincang mendekati sofa yang terletak di sudut kamarnya
'Serena' batin Yoon Gi menyahut, meski perkataannya tadi begitu tajam bukan berarti ia tidak dibuat penasaran oleh kehadiran makhluk cantik dan aneh bernama Serena yang mengaku sebagai kekasihnya namun meski kepala Yoon Gi rasanya sudah mau meledak mencari keberadaan Serena di antara tumpukan memorinya, ia tetap tidak menemukan apa-apa
"Aiss ck!"
Yoon Gi membaringkan tubuhnya di sofa dengan perlahan, ia sudah menyerah mencari keberadaan gadis itu di kepalanya. Yoon Gi sadar yang paling dibutuhkan tubuhnya saat ini adalah istirahat untuk pemulihan, ada banyak sekali masalah yang harus dibereskan setelah ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/240849066-288-k991574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
An Angel From Nowhere
Fantasy"Aku adalah refleksi dari hati kecilmu. Aku adalah jawaban dari mimpi alam bawah sadarmu" - Serena