"Lin ayo pulang, kamu kenapa sih kok gelisah gitu?" Tanya AninAlin yang mendengar hal itu juga tidak tau, mengapa diri nya begitu gelisah. Sekarang ia hanya duduk dikursi yang ada ditepi lapangan basket, dan melihat sekelilingnya dengan cemas.Tapi dari pengalaman yang sudah-sudah, pasti hari ini hal yang buruk akan terjadi. Dan tanpa ia sadari, pipi nya sudah basah karena ia menangis.
"Loh kok kamu nangis Lin? Jangan buat aku khawatir dong. Kamu sebenar nya kenapa?" Ucap Anin cemas melihat sepupu nya seperti itu . Tapi dalam hati nya, ia yakin akan terjadi sesuatu hari ini.
Tolong.. tolong...
"Tolong ada mayat." Teriak seorang siswiTiba - tiba terdengar suara teriakan dilorong kelas XI IPS 1, di karena kan bel pulang yang belum lama berbunyi masih banyak dari murid-murid SMA pelita bangsa masih berada berada diarea sekolah. Mereka yang mendengar teriakan itu pun langsung berlari menghampiri sumber suara.
"Dimana mayat nya?" Tanya seorang siswa
"Disana, ditoilet siswi dekat gudang." Jawab seorang siswi bernemtek Ashila kelas XI IPS 1.
Ia menunjuk kearah gudang dengan tubuh yang bergetar, karena panik dan ketakutan.
Semua orang termasuk guru dan kepala sekolah, langsung bergegas menuju tempat kejadian.>>>>Skip
Saat sampai ditempat kejadian pak kepsek langsung menghubungi polisi.
"Kalian jangan terlalu dekat dengan TKP, takut nya sidik jari kalian menempel dan dijadikan tersangka." Ujar seorang guru.
Mendengar perkataan guru itu, mereka pun menyingkir. Walau begitu mereka masih saja mencoba melihat dari dekat.
"Ih.. serem, banyak genangan darah. "
"Iya ih.. serem.."
"Eh itu Lina anak kelas XI IPS 2 kan, yaampun kasian banget ya dia."
"Iya bener, kok dia bisa dibunuh gitu ya?"
"Anak OSIS kan?"
"Iya"
"Lo tau dari mana kalau dia dibunuh?"
"Ya gak tau sih, tapi masa iya dia bunuh diri dia kan anak baik - baik."
"Berarti disekolah kita ada pembunuh dong."
"Ih .. serem banget, gue jadi takut."
"Nanti kalau kita-kita dibunuh juga gimana?"
"Lo jangan ngomong gitu dong, mana gue masih punya utang lagi sama mbok mira dikantin."
"Yeeee.. elu malah ngomongin hutang lagi."
"Eh foto yuk, pasti langsung viral kalau dimasukin ke sosmed."
"Eh iya, bener tuh."
Pak Doni selaku kepsek di SMA Pelita Bangsa, mendengar hal itu dan melihat anak murid nya mengeluarkan hp, berkata dengan tegas.
"Anak - anak dengar jangan ada yang coba - coba menyebarkan insiden hari ini, jika ketahuan ada yang menyebarkan kalian akan dikeluarkan dari sekolah ini."
Para murid yang mendengar hal itu pun merasa takut, dan langsung menaruh hp nya kedalam tas.
Disamping itu, Alin sudah menangis dipelukan Anin. Ia merasa bersalah karna tak bisa mencegah hal itu terjadi, ia menyalahkan diri nya atas keterlambatan untuk menyadari firasat nya dari awal.
"Nin hiks.. hiks... aku lagi-lagi gagal hiks.."
"Ini bukan salah kamu, semua ini udah takdir."Anin tak tega melihat sepupu sekaligus sahabat nya itu menangis tersedu sedu, ia terus saja begini jika tak mampu mengubah peristiwa yg akan terjadi. Sepupu nya itu selalu lupa, kalau dia hanya manusia biasa. Ia hanya bisa mengelus punggung Alin, agar dia merasa tenang dan mencoba menghibur nya agar tidak menyalahkan diri sendiri lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINA
Dla nastolatkówCerita ini bercerita tentang kehidupan seorang gadis, seorang gadis yang mempunyai kemampuan unik.