07

2.9K 608 256
                                    


Author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Author.

Ara membukakan pintu mobil untuk Daegang dan Daeshi sambil membawa kedua tas buah hati yang bersandang dibahu kiri dan kanan-nya.

"Ayo Buna! adek endak sabal~" kata Daeshi sambil menarik tangan Ara sedangkan Daegang mengikuti langkah kedua-nya dengan cool membuat beberapa siswi itu terpesonah dengan-nya.

"Sabar dek, Buna nggak bisa ngimbangin jalan Daeshi~" keluh Ara lalu ia membenarkan posisi tas yang hampir saja melorot dari bahu-nya itu.

Akhir-nya mereka pun tiba dikelas baru-nya Daegang dan Daeshi dan disambut hangat oleh guru cantik yang sangat ramah.

"Annyeong Mama~ kenalkan saya Wendy, sebagai guru dan pemegang tanggung jawab kelas ini." kata Wendy dengan ramah.

Ara tersenyum menanggapi itu. "Annyeong ssaem, ini ada anak saya kembar yang laki-laki nama-nya Na Daegang dan yang perempuan nama-nya Na Daeshi."

Wendy langsung menekuk lutut-nya untuk menyamai tinggi si kembar. "Annyeong anak-anak~"

"Annyeong Wendy ssaem!" seru Daeshi dengan semangat.

Wendy tersenyum tipis lalu ia melirik Daegang yang diam saja dibelakang Daeshi.

"Ah Daegang memang anak yang pendiam ssaem, nggak banyak bicara juga kalo sama orang baru." jelas Ara kepada Wendy.

Wendy kembali berdiri untuk menatap Ara. "Benarkah?" tanya wanita itu tampak terkejut.

Ara mengangguk pelan lalu ia menghampiri Daegang, "Abang, buna tinggal ya." kata Ara ke Daegang lalu pria itu menggenggam erat tangan Ara.

"Abang jaga adek disini, buna bakal jemput lagi nanti~" timpal wanita itu.

Daegang menggeleng kuat lalu mata-nya tampak berkaca-kaca. "Buna~ abang ndak mau ditinggal buna~" rengek-nya.

"Buna mau lihat toko buna, nanti siang buna jemput lagi kok," kata Ara sambil menenangkan anak pria-nya itu.

Jika dibujuk seperti ini, Daegang tidak bisa menolak lagi walau ia sebenar-nya tidak ingin jauh dari sang buna. Tapi diri-nya tidak bisa egois bukan? baiklah Daegang harus bisa!

"Nanti jangan telat ya buna?" lirih Daegang.

Wanita itu mengulas senyum tipis lalu ia mengecup kedua pipi Daegang. "Iya, buna tinggal ya?"

Daegang dan Daeshi mengangguk kompak lalu Ara pun berpamitan dengan Wendy, ia juga meminta sang guru cantik itu untuk menjaga kedua anak-nya.

Ara melangkahkan kaki-nya disepanjang koridor ini dan wanita itu tidak sengaja berpapasan dengan sang kepala sekolah.

"Oh kepala sekolah Renjun!" seru Ara reflek sambil membungkukan badan-nya.

Pria itu menunduk sedikit sambil tersenyum. "Jangan terlalu formal Ra, aku juga bukan orang yang gila hormat hanya karena jabatanku tinggi disini."

After Surrender | Nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang