PERLAHAN

13 3 0
                                    

Seminggu sudah Rania dan Ibunya memasok kue untuk dijual di toko pak Sunaryo. Mereka mempekerjakan satu orang tetangga, bu imah namanya. Bu imah juga seorang janda yang sekarang sudah berusia 55 tahun, untuk mencukupi kehidupan keluarga nya bu imah mengandalkan berjualan nasi uduk pada pagi hari di depan rumahnya. Dan biasa bekerja serabutan sebagai pembantu dan lain sebagainya. 

Bu Imah memiliki 4 orang anak, 2 orang diantaranya sudah memiliki keluarga dan ikut bersama suaminya. mereka hanya pulang pada saat lebaran dan tahun baru. 

Selama bekerja dengan Rania dan ibunya, Bu Imah sering bercerita  tentang suami dari anak nya. cerita-cerita biasa yang selalu ada dalam setiap obrolan ibu-ibu di negara ini sepertinya. 

"kalau nyari mantu yo buu.. ini di inget-inget bener ini sampean. Untuk anak wedok nya juga ini. Cari mantu yang punya sopan santun.. aku iki seng uwes ngerasakne sakitt tenan bu.." cerita Bu Imah dengan penghayatan yang sangat kuat diiringi dengan tangannya yang menepuk nepuk dada untuk menggambarkan betapa sakitnya dia.

"lah emang ngopo to bu? Kok koyone sengsara tenan?" jawab rania dengan polosnya

"yaampun dek,, bayangin ae to, anak pulang Cuma sekali setaun, lak pulang seng lanang iki, ora tau sopan santun, tau cium tangan ae ora, boro-boro arep ngurangi beban keluarga ngono lo dek. "

"tenan opo yuk, lah kok iso koe terimo dadi mantu kepiye ceritane?" jawab ibu ku dengan antusiasnya

"biasa bu, kecelakaan. Aku yo nyesel anakku dulu tak bebas-bebas ke pacaran kambek anak lanang. Gur jebule dapet seng koyo ngene yuk yuk,,"

Rania yang lebih banyak mendengar obrolan itu ketimbang menimpal cerita dari dua ibu-ibu ini justru berfikir jauh kemana-mana. 

Satu diantara pikirannya tentang Suga yang merupakan orang kaya, dan dia baru tau dari kejadian beberapa hari yang lalu, bahwa Suga memiliki watak yang sedikit angkuh. Dia jadi semakin khawatir nantinya kalau dia dan Suga benar-benar pacaran Suga akan menjadi seperti suami dari anaknya Bu Imah.

Tentu hal itu belum pasti, tapi Cukup membuat rasa suka Rania terhadap Suga luntur sedikit demi sedikit. Dan hal ini membuat nya menjadi lebih mudah untuk tidak memikirkan Suga setiap hari.
...................................... 

Suga

hari libur selalu menjadi hari yang sangat berharga untukku, karena hanya pada hari libur, aku tidak dibebani untuk masuk kekantor untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh kepala bagian di kantor papah.

Biasanya aku selalu kekantor sepulang sekolah, dan tentu terkadang aku pergi membolos dan kabur dari supir yang menjemputku.

Walaupun durasinya sebentar hanya 2-3 jam. Tapi aku tetap tidak suka. Mereka terus berkata melakukan itu semua untuk mempersiapkanku untuk menjadi pemimpin perusahaan papah suatu hari nanti atau apalah.

malah justru itu membuatku semakin jengkel. Karena aku tidak bisa menentukan hidupku suatu hari nanti ingin menjadi apa , ingin melakukan apa.

Hari itu papah memanggilku kekantor ketika hari libur. Dia memintaku secara langsung melalui telephone. Sebuah hal yang tidak biasa dilakukan oleh papah.

Aku berangkat bersama supirku yang biasa, perjalananku kesana memakan waktu 1 jam. Karena kantor pusat papah ada diluar kota, lebih tepatnya didaerah pedalaman kebun. Sepanjang jalan yang aku lihat hanya deretan pepohonan.

Sesampai nya aku di kantor, aku diarahkan ke restoran di kantor, aku sendiri baru tau kalau didalam perusahaan perkebunan yang luas ini ada restoran di dalamnya.

"silahkan kak, sudah ditunggu bapak"

Papah sudah menunggu di restoran tersebut, dan ternyata tidak ada orang lain selain papah didalam.

SUGA, RANIA (shy shy Lover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang