Influence

21 2 0
                                    

Suga

Tidak seperti hujan turun, Kilat bersahutan guntur bergemuruh, Cinta datang dengan sunyinya.

Membahas soal cinta memang tidak ada habisnya, siklus manusia yang tidak bisa kita hindari, dimana ada manusia disitu ada cinta.

Setidaknya cicero pernah menulis, "dimana ada masyarakat disitu ada Hukum".

Lebih dari Hukum, Cinta bersemayam di setiap manusia, Individu, yang tidak memerlukan pihak lain untuk membuatnya ada.

Kadang, kita sering menyebutnya dengan Self Kamuve, atau bisa diasosiasikan juga dengan Gagal Move on, yang mana kedua nya tidak memerlukan pihak kedua untuk membuat cinta ada.

Pemikiranku memang sedikit terinfluence setelah Aku mulai membaca buku-buku yang sering kubaca setelah beberapa bulan dekat dengan Rania.

Aku gak nyangka aku bisa jadi penyuka buku, dulu Aku di singapore kerjaan nya ngegame, nongkrong sama kawan-kawan, sekedar nyobain cafe-cafe mahal disana, deketin godain cewek-cewek yang umur nya rata-rata di atasku.

Gak jarang kami brutal kalau ada geng yang sok soan atau kadang Cuma karena senggolan pas lagi ngeclub. Sejahiliah itu kehidupan SMP ku.

Dilahirkan dari orang tua yang serba ada, tanpa perlu usaha apa-apa apa yang Aku mau bisa Aku dapat. uang, cewek, kesenangan Setidaknya itu sebelum Aku kenal Rania. Dia mengajarkanku tanpa perlu menjadi guru.

Mungkin bahasa yang lebih pas adalah mengifluence, ketimbang mengguruiku.

Kami sering bertemu di club Sastra, di sana kami sering bertukar buku untuk di baca. Dan kadang ada kumpul untuk saling menceritakan isi buku yang kami baca.

Hari ini giliranku, menceritakan isi buku yang Aku baca, saat itu yang Aku baca buku ringan kata mereka. Padahal Aku ngabisin baca buku itu lebih dari 2 bulan.

"oke kawan-kawan perkenalkan namaku Suga"

"udah tau" teriak dona sambil cengengesan, entah kenapa dona juga jadi ikut club sastra ini, dan kata orang-orang club sastra selalu sepi peminat. tapi tahun ini jadi rame, dan rata-rata cewek, pas kumpul bisa 30an orang, katanya bisa merekrut 10 orang saja sudah bagus.

"buku ini novel, yang berjudul love in gangnam, nyeritain tentang Pria SMA yang tinggal di daerah gangnam korea, nama pria nya, kim han sol, jadi si han sol ini punya disorder, yaitu gak suka keramian karena dia akan mengalami gangguna cemas, Agorafobia namanya, jadi dia Cuma berteman dengan sedikit orang dan selalu menghindari keramaian, seperti upacara, kantin, dll........" 

selama ini Aku belum pernah berbicara didepan umum, bukan nya takut, tapi memang belum pernah dapet kesempatan seperti ini.

Aku ngejelasin panjang lebar, semua mata tertuju padaku, kecuali satu, mata rania, mata nya kosong, lebih ke arah ngantuk.

Sesekali dia pejemin mata, dan karena dia di pinggir jadi dia nyender di tembok.
Gak habis pikir Aku sama anak ini, yang lain pada memerhatikanku, lah dia,,, apa jangan-jangan dia lesbian ya, kayaknya gak ada tertarik-tertarik nya dia denganku, bukannya sombong, tapi cewek normal harusnya suka dengan penampilanku.

sesi kali itu selesai, Aku duduk di sebelah rania yang masih mejemin matanya. Aku perhatiin dia agak lama, bibir dia yang natural, dan kelopak mata nya ternyata lebih besar dari saat dia membuka mata.

Ketika yang lain mulai mau nyeritain buku nya, aku sengaja mengagetkan Rania
"wey,, bangun!!!" dia terkaget sampe kepala nya kejedot tembok yang membuatku ngakak sejadi-jadinya, seisi ruanganpun ikut tertawa.

"iiihh apaan si Suga, aku Cuma tidur sebentar loh.."

"sebentar apaan, udah sejam kamu tidur"

"eh apa iya, heheheh" dia nutup muka nya karena malu di liatin sama anak-anak yang lain.

SUGA, RANIA (shy shy Lover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang