§ Nelangsa §
Kita Shinsuke telah jatuh.
Ia telah jatuh atas pesona seorang adam bernama Miya Atsumu. Tentu terlarang dan berdosa bagi seorang rubah sepertinya, namun ia tak bisa menepis.
Di hari setelah hujan, di balik pohon pinus yang menjulang. Netra coklatnya menangkap sosok adam bersurai pirang yang tengah berjalan bersama seorang gadis.
Kekehan keluar dari bibirnya, malang nasib sang gadis. Dia bertaruh, tak lama lagi pasti gadis tersebut akan berganti dengan gadis lain. Tentu saja seorang Miya Atsumu dapat dengan mudah mendapatkan keinginannya dan dapat membuang apa saja yang tak dia inginkan lagi.
Kita sendiri sadar akan hal itu, namun dia tak peduli lagi pula sudah terlambat untuk berhenti dan dosa yang dia tanggung masih akan terus bertambah sekali pun ia mengakhiri perasaannya.
Kini Kita terbutakan.
—
Nelangsa hinggap pada netra sewarna kayu milik Atsumu. Pikirannya berkecamuk dan sumber pelampiasannya adalah seks dan alkohol, maka dari itu dia singgah pada sebuah klub malam langganannya.
Musik berdentum kencang dan asap rokok tercium, dia tak peduli. Kakinya terus melangkah hingga tubuh tak sengaja menabrak orang lain.
"Ah, maaf," ucap Atsumu.
Lampu gemerlap menyorot tubuh adiwarna milik seorang adam di depannya. Sesaat Atsumu tertawan parasnya sebelum kembali sadar ketika si jelita berucap.
"Tidak apa-apa," ucap Kita sembari tersenyum tipis.
Atsumu bergeming sejenak, tak pernah ia berpikir jika paras seorang adam bisa menawan hatinya. Sepertinya dia mulai belok.
"Permisi, apa kau baik-baik saja?"
"Siapa namamu?"
Kita sedikit terkejut karena tiba-tiba Atsumu bertanya, namun dia segera menjawab, "Kita Shinsuke dan dengan siapa aku berbicara?"
Tentu saja itu hanya formalitas, Kita sudah tau banyak hal tentang adam di hadapannya.
"Kau bisa memanggilku Atsumu," jawab Atsumu dan Kita mengangguk.
"Mau ku traktir?"
"Boleh saja jika itu tak merepotkan."
Kini dua insan berbeda dimensi itu berjalan ke arah bar dan Atsumu memesan dua gelas alkohol untuknya dan Kita.
Kita yang sudah sejak lama terjatuh atas pesona Atsumu dan kini Atsumu yang tertawan oleh paras Kita. Keduanya terbutakan, rasa ingin memiliki satu sama lain pun kian meletup-letup.
—
"Angh, Atsumu-sama...biarkan aku menghapus nelangsamu. Kita berdua akan menjadi satu selamanya."
Atsumu terpikat dengan Kita dan berniat memiliki tubuh serta hatinya, untuk dirinya seorang. Jika sang iblis telah mengambil alih, segala kesadaran tak akan bisa menandingi hasrat.
Kita menjemput ajalnya.
Atsumu sudah melabuhkan diri.
Segera Kita mengambil alih pergumulan dan merubah diri nya kembali ke wujud asli. Atsumu sempat terkejut, namun kemudian dia kembali terpana. Memuja tubuh elok Kita dengan tanda merah.
Ekor putih Kita berayun senang sesaat sebelum dia mencapai puncak. Tak lama kemudian mereka singgah pada nirwana, melepas semua lenggana dan nelangsa.
"Maafkan aku."
Kita menikam tubuh Atsumu dengan ekornya, cairan kental merembes dan ekor putih miliknya kotor dengan cairan tersebut kemudian tubuhnya terjatuh di atas dada bidang Atsumu, Atsumu tersenyum disaat terakhir nya.
"Aku memaafkan mu, setidaknya kita akan bersama di nirwana," kecupan singkat didaratkan pada pucuk kepala Kita dan keduanya kini terhubung.
Kita yang menerima kutukannya dan Atsumu yang membiarkan Kita menghapus nelangsa miliknya.
Π
Intermezzo
nelangsa/ne·lang·sa/ sedih; sengsara
.
lenggana/leng·ga·na/ segan; enggan; tidak sudi
.
adiwarna/adi·war·na/ a indah sekali; bagus
.
nirwana/nir·wa·na/ n 1 Hin keadaan dan ketenteraman sempurna bagi setiap wujud eksistensi karena berakhirnya kelahiran kembali ke dunia; 2 tempat kebebasan (kesempurnaan); surgaApa kalian enjoy? Semoga iya.
-Apollo
KAMU SEDANG MEMBACA
Scripturam - Haikyuu
FanfictionScripturam (n.) Future active participle of scrībō ("I write") «» Selamat datang! Laman ini mengandung pairing Haikyuu character male x male, jadi bila mana ada dari kalian yang memiliki homophobic atau sejenisnya maka tidak diperkenankan untuk memb...