§ Hesperides §
Sang dewa perang terdiam ketika melihat perangai lembut serta suara halus nimfa di hadapannya.
Hatinya lebur.
Untuk pertama kalinya Daichi Sawamura merasa telah bertemu dengan tempatnya berlabuh.
—
Netra sewarna kakao terfokus pada tanaman di hadapannya, tangan menyentuh pelan ujung mahkota bunga lalu senyum terpancar lembut.
Sugawara Koushi memang apik memberi rasa hangat pada hati siapa pun yang melihatnya tersenyum. Ia memang bukan dewi, namun parasnya tak usah diragukan, bahkan mungkin terlalu rupawan bagi seorang nimfa sepertinya.
Telinga menangkap suara dari arah belakang, segera ia berbalik untuk memastikan. Di sana -tak jauh dari tempat ia duduk- seorang pria dengan pakaian perang yang tak lengkap berjalan menghampiri.
Sugawara terpana. Astaga, sosok adam di hadapannya merupakan definisi dari kata jantan.
"Selamat siang, apa aku mengganggu waktumu?"
Si cantik tersenyum kemudian menggeleng pelan.
"Syukurlah, siapa namamu?"
Sugawara tahu betul jika dewa berpakaian perang ini tengah menggodanya, namun ia tak peduli dan memilih menjawab, "Sugawara Koushi dan anda?"
Daichi tertegun, ternyata namanya tidak setenar itu hingga ada nimfa yang tidak mengetahui siapa dirinya. Sekelebat niat menjahili si cantik lewat di otak.
"Mereka biasa memanggilku Daichi," jawab si dewa perang setengah berbohong -karena biasanya dia dikenal dengan panggilan Ares atau Sawamura, jarang ada yang memanggilnya Daichi bahkan hampir tidak ada.
Sugawara tersenyum lembut sembari mengangguk kecil, "senang bertemu dengan anda."
Daichi terpana, perangai nimfa di hadapannya begitu lembut bak sutra. Gemas rasa Daichi ingin memilikinya.
"Omong-omong, apa yang sedang anda lakukan disini? Berburu?" tanya Sugawara saat melihat panah tersampir di punggung Daichi.
"Bisa dibilang begitu," jawab Daichi yang dibalas anggukan oleh Sugawara.
Hening, namun tak canggung. Daichi sibuk memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh Sugawara, anggap dirinya sudah gila dan terobsesi dengan makhluk yang kastanya lebih rendah darinya. Ia sudah tak peduli.
"Apa kau punya waktu?"
—
Sugawara menyesali pilihannya disaat terakhir dan sekarang ia terjebak di nirwana bersama seorang dewa. Andai ia tidak menyetujui ajakannya, pasti saat ini dia tengah berlarian di padang rumput bersama teman nimfa nya yang lain.
Tapi ia tak bisa menepis rasa nikmat serta afeksi yang diberikan oleh pria yang tengah mendominasi dirinya ini, bahkan ia baru mengetahui jikalau pria ini adalah Ares sang dewa perang ketika melihat lambang burung Hering di punggungnya.
Erangan demi erangan terdengar ketika tubuh ringkih terhentak berirama. Sugawara seakan sudah gila, dadanya berdesir kala mata tajam bak burung Nasar itu menatapnya.
Mereka berdua gila akan satu sama lain dan akan terus mendamba.
Ketika nirwana telah digapai, napas terengah saling bersautan. Daichi mengecup bibir ranum sang submisif kemudian membelai pipinya lembut.
"Maafkan aku, tapi sungguh aku tak bisa mengalihkan pandangan ketika melihat mu."
Pipi tersipu dan itu malah membuat Sugawara terlihat lebih manis di mata Daichi.
"Apakah kau mau menjadi dewi ku wahai Aphrodite?"
Π
IntermezzoNimfa atau Nimfe (bahasa Yunani: Νύμφες) adalah salah satu jenis makhluk legendaris yang berwujud wanita dan diasosiasikan dengan lokasi atau tempat tertentu.
.
Hesperides (bahasa Yunani: Ἑσπερίδες) adalah para nimfa yang suka bernyanyi dan menghuni sebuah taman yang indah di sudut barat dunia, letaknya di dekat pegunungan Atlas.
.
Ares (Yunani kuno: Ἄρης [árɛːs], Yunani modern: Άρης [ˈaris]) adalah dewa perang dalam mitologi Yunani.
.
Aphrodite (bahasa Yunani: Ἀφροδίτη) adalah dewi cinta, kecantikan, seksualitas, kenikmatan, dan prokreasi dalam mitologi Yunani.Burung Hering dan burung Nasar itu sama.
-Apollo
KAMU SEDANG MEMBACA
Scripturam - Haikyuu
FanfictionScripturam (n.) Future active participle of scrībō ("I write") «» Selamat datang! Laman ini mengandung pairing Haikyuu character male x male, jadi bila mana ada dari kalian yang memiliki homophobic atau sejenisnya maka tidak diperkenankan untuk memb...