" Aku akan tetap menanti, meskipun kau tak peduli "
- Aldara Kinara Alexandra
🦋🦋🦋
Play the music above now!!
- Ku akan menanti ( Nikita Willy)🦋🦋🦋
Seorang gadis sedang berdiri di balkon kamarnya, menikmati langit malam pada hari ini. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai begitu saja.
Gadis itu terdiam memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang membelai lembut wajahnya dan sesekali menerbangkan rambutnya mengikuti arah angin.
Tetesan kristal bening itu jatuh lagi dan lagi di setiap malam di sudut mata indahnya, dengan cepat pun ia usap kasar pipinya dan mendongakan wajahnya menatap langit pada malam itu.
Latar hitam berhias titik - titik berkilau, hanya itu yang ia lihat.
Ia sangat merindukan kedua sosok orang tuanya, rasanya baru kemarin ia masih bersama mereka tetapi nyatanya kedua orang tuanya sudah tenang di alam sana.
Yang saat ini ia punya hanya seorang kakak dan tunangannya.
Ia sudah bertunang dengan salah satu most wanted di SMA Cakrawala.
Pandangannya sekarang beralih pada kalung dengan liontin huruf A, huruf itu melambangkan sosok orang yang sangat ia cintai.
Senyum sendu terlihat dibibirnya, terlintas dipikirannya bahwa takdir ternyata begitu menyedihkan.
Takdir tak pernah bertanya bagaimana perasaannya, apakah senang atau justru sebaliknya.
Takdir tak pernah peduli apakah seseorang menerima atau menolaknya, dia akan tetap terjadi.
Satu hal yang ia tahu, bahwa ternyata takdir itu egois.
Pikirannya kembali teringat kepada kejadian tadi siang, sehingga rasa sesak kembali datang menghampiri hatinya.
Flashback on
" Cepetan dong Dar, ntar jemputan gue udah keburu dateng duluan nih " rengek seorang gadis bername tag Kinara Putri Pramitha.
" Bentarr ish, ini juga udah mau selesai kok sabar dulu " Jawab Dara dengan tangan sibuk menulis tulisan yang ada di depannya.
" Ehh Dar, itu tunangan lo lagi jalan kearah sini tuhh, kayaknya mau nyamperin lo deh hahaha " Heboh Kinar sembari mengguncang - guncang bahu sahabatnya itu.
" Hah seriusan? Mana - mana? " Reflek Dara pun menengok ke arah pintu masuk kelasnya.
Dan hap, matanya bertemu dengan mata lelaki yang dicintainya walaupun hanya mencintai sepihak.
Kinar yang mengerti keadaan pun hanya melempar senyum jahil untuk Dara.
" Gue duluan aja ya Ra " pamit Kinar lalu dengan cepat berlari meninggalkan dua orang itu di dalam kesunyian.
Dara pun menggendong tasnya dan bersiap - siap untuk pulang bersama dengan lelaki itu.
" mau pulang sekarang? Tumben kamu jemput aku sampai kelas biasanya juga nunggu di halte " ucap Dara lalu berdiri di hadapan tunangannya, Alfin Graviel Antares.
" gausah ge - er deh lo!! Gue kesini bukan buat jemput lo. Gue mau jalan sama pacar baru gue, jadi lo balik sendiri. Dan satu lagi, jangan pernah berharap lebih sama hubungan kita gue nerima semua ini cuma karena terpaksa. " hanya itu yang Alfin ucapkan sebelum ia pergi berlalu begitu saja tanpa peduli perasaan Dara saat ini.
Dara pun masih mematung mendengar penuturan tunangannya itu.
Setelah tersadar dari lamunannya ia pun berucap dalam hatinya " gue gak akan pernah berhenti berharap "
Dara tersenyum kecut meninggalkan SMA Cakrawala untuk mencari angkutan umum, namun kesialan lagi yang ia dapatkan.
Jam sudah menunjukan pukul 17.00 WIB yang berarti angkutan umum yang seharusnya membawanya pulang telah lewat dan mau tak maupun dia harus berjalan kaki sampai ke rumahnya.
Jarak rumah dan sekolahnya memang tak terlalu jauh namun saat ini langit sore berwarna abu – abu pekat yang mungkin sebentar lagi akan turun hujan.
" gue harus buru - buru balik daripada nanti kehujanan " gumannya sambil berlari meninggalkan halte dekat SMA Cakrawala.
Namun lagi - lagi takdir tak berpihak kepadanya, baru beberapa meter ia berlari ia terhenti tubuhnya lemas, dadanya kembali sesak.
Bukan hal menyenangkan yang ia dapatkan, ia melihat Alvin yang notebenenya adalah tunangannya tengah memakaikan jaket dan juga mantel untuk gadis yang berada di boncengannya karena memang sekarang rintik – rintik hujan mulai membasahi tanah yang kering ini.
Alvin melihatnya, bahkan ia melihat Dara yang meneteskan air mata membasahi pipinya.
Namun Alvin tidak peduli ia justru langsung menjalankan motornya bersama dengan seorang gadis yang memeluk pinggangnya dengan erat seakan tidak ingin kehilangan.
Dara masih diam mematung menatap tunangannya itu sampai lelaki itu hilang dari pandangannya.
Badannya pun sudah basah tetapi ia tidak peduli akan hal itu. Hujan seolah mengerti perasaan dara saat ini.
Langit menumpahkan tangisnya dan membiarkan air mata Dara terhapus oleh setiap tetes air hujan.
Saat Dara sudah tersadar oleh lamunannya ia langsung berlari menuju kerumahnya dengan perasaan yang tentunya
Kecewa dan sakit.
Sambil berlari ia berteriak dengan kencangnya sambil meneteskan air matanya yang semenjak tadi terus mengalir, " KAPAN SIH LO BISA HARGAI GUE? KAPAN LO BISA ANGGEP GUE ADA? APA GAK ADA SEDIKIT PUN RUANG DI HATI LO BUAT GUE? APA TUHAN GAK SAYANG SAMA GUE KENAPA ORANG YANG GUE SAYANG SELALU PERGI NINGGALIN GUE, BAHKAN PAPA SAMA MAMA PUN TUHAN AMBIL."
Dara pun akhirnya berhenti dan terduduk di trotor menatap kosong jalan di depannya " gue sayang lo Vin, gue pengen benci, pengen ngejauh kayak yang lo mau, tapi maaf gue gak bisa gue terlalu sayang sama lo gue gak bisa ngejauh dari lo " lirih Dara sangat pelan, mungkin hanya pohon dan hujan yang mendengar isakannya saat itu.
Tok tok tok.
" yaampun dek kok lo basah kek gini sih? masuk dulu terus keringin badan lo tuh " ucap sang kakak, Elvano Alexander, orang satu - satunya yang saat ini Dara punya.
" bang, buatin gue teh hangat ya " pinta Dara sambil mengambil handuk kecil yang diberikan oleh kakaknya.
" iya dek, loh terus si Alvin kemana? Lu balik bareng dia kan? terus kenapa lo bisa basah kuyup kayak gini? " tanya Vano.
" emmm anu bang, tadi Alvin bawa motor jadi kujanan deh " jawab Dara dengan berbohong karena tidak mungkin ia bilang yang sebenarnya kepada sang kakak mengenai hubungannya dengan Alvin.
" serius dek? Lu balik bareng Alvin kan? terus Alvinnya kenapa gak mampir dulu dia kan pasti juga basah? " tanya Vano sambil menyodorkan teh hangat kepada adik semata wayangnya.
" emm iya tadi gue beneran balik bareng Alvin, dia katanya mau cepet - cepet sampe di rumah. Bang dara kekamar dulu ya mau istirahat capek " jawab Dara.
" yaudah kalau gitu lu istirahat dulu aja, kalau ada apa - apa panggil gw ya " jawab Vano sambil mengusap rambut Dara penuh kasih sayang
Flashback off
" apa mecintainya semenyakitkan ini? "
Kembali ia usap kasar pipinya sebelum ia memasuki kamarnya dan tertidur menanti hari esok yang mungkin akan berubah manis atau bahkan lebih menyakitkan dari hari ini.
🦋🦋🦋
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!!
Instagram : @andarafarah1259
Love you readers!!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldara
Teen FictionDia hanya Aldara Kinara Alexandra, sosok gadis cantik dengan rambut panjang berwarna coklat. Gadis yang menyembunyikan segala masalah dalam hidupnya dengan permainan ekspresi wajah, gadis yang yang kuat walaupun hatinya sudah terkikis akan luka meny...