Note: Bacanya di iringi musik ya!
"Kamu kembali Gema". Seharusnya Nial membenci Gema karena bermain api dengan perempuan lain, seharusnya Nial mengusir Gema karena telah bermain dengan perasaannya. Tetapi, lihatlah Nial tidak melakukannya. Sebab Nial terlalu mencintai Gema, sehingga selalu membutuhkan kehadiran Gema.
"Maafkan aku Nial, aku menyesalinya". Gema tau ia sudah keterlaluan dengan Nial. Berselingkuh dibelakangnya. Ia ingin melepaskan Nial tetapi bagi Gema, Nial adalah nafasnya, Nial sudah menjadi pulangnya seorang Gema. Tempat ternyaman setelah menghadapi hiruk piruknya dunia. Tetapi Gema juga mencintai Dara. Wanita simpanannya yang membantunya keluar dai hidupnya yang gelap. Gema tau ia brengsek, mencintai dua perempuan sekaligus. Tetap saja Gema tidak bisa melepaskan keduanya.
"Ingin sekali aku menamparmu Gem. Tapi aku tidak bisa, membencimu saja terasa sangat sulit." Nial sudah tidak tau apa yang harus dilakukannya. Nial tidak bisa berfikir jernih. Tetapi ia tidak boleh gegabah. Ia ingin mendengar alasan Gema membohonginya selama setahun ini.
"Ceritakan semuanya Gem, agar aku tau bagaimana harus bertindak". Nial harus siap semua konsekuensinya. Melepaskan atau bertahan dengan luka.
"Aku bertemu Dara ketika kamu study exchange ke Singapura setahun yang lalu. Hidupku hancur pada saat itu. Perusahaanku mengalami krisis keuangan sedangkan ibuku harus menjalankan operasi." Ada jeda sesaat. Mungkin ini jalan terbaik agar tidak ada yang tersakiti lagi
"Kenapa kamu tidak memberitahuku Gem?"
"Aku tidak ingin mengganggu kamu Nil. Aku tau seberapa sulitnya kamu disana. Aku tidak ingin menambah bebanmu". Gema berbicara jujur.
"Saat itu Dara datang membantuku. Ia menjadi investor diperusahaanku dan aku dengan dia menjadi dekat. Awalnya perasaanku dengannya hanya sebatas partner kerja tapi perasaan itu berubah. Disisi lain logikaku menolak semuanya karena aku mempunyai kamu tapi hatiku tidak bisa berbohong bahwa aku sudah mencintainya." Gema menunduk. Ini semua salahnya. Dia sudah melukai dua orang yang ia cintai
"Maafkan aku Nil, Aku memang bajingan tapi tolong jangan pergi dari hidupku, kamu boleh menghukum aku dengan apapun tapi tidak dengan lari dari jangkauanku." Gema tidak siap kehilangan Nial. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana harinya tanpa Nial dan tidak akan pernah bisa.
Nial membisu, fikirannya kosong. Semua terjadi begitu saja. Kenapa semesta senang sekali bercanda dengannya. Nial menarik nafas dalam-dalam. Inilah yang harus ia lakukan.
"Jika kamu mencintaiku tidak akan ada dia diantara kita. Jadi Gem kamu harus memikirkan kembali siapa yang benar benar kamu cintai. Dan untuk sekarang jangan temui aku. Sampai kamu yakin dengan perasaanmu." Keputusan Nial sudah final. Jika memang ini yang terbaik maka ia harus melakukannya. Nial berlalu dari hadapan Gema, alih-alih mengejarnya. Gema justru terdiam. Benar kata Nial, ia harus tau kemana hatinya berlabuh. Cukup ia menyakiti keduanya. Ia harus segera membuat keputusan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seminggu telah berlalu, sejak saat itu Gema tidak menghubunginya. Benar, Gema menepati janjinya. Sebersit rasa kecewa menelisik jiwa Nial. Bagaimana bila ini semua sudah berakhir? Akankah ia sanggup hidup tanpa Gema. Nial tarik nafasnya perlahan-lahan. Ia pasti bisa menghadapinya apapun yang terjadi. Ia pasti bisa.
"Dertt dertt" Getaran tersebut berasal dari handphone Nial. Terlihat satu panggilan dari sahabat baiknya Bella.
"Halo Bell".
"Halo Nil"
"Ada apa? "
"Gue ketemu Gema di Lucky cat Coffee. Tapi dia ngga sendiri. Ada perempuan disebelahnya."
Nial terdiam sesaat, Nial sadar ia telah kalah. Sesak menelusuk hatinya. Jika benar ini jawaban Gema, maka dia yang harus pergi dari hidup Gema.
"Nil, halo. Lo masih disanakan. Nil, maaf gue ngga bermaksud-".
"It's ok Bel, ngga usah merasa bersalah justru gue harusnya yang berterima kasih ke lo karena sudah kasih tau gue".
"Kalau lo mau cerita, jangan sungkan berbagi sama gue."
" I am okay Bel, sekali lagi makasih ya." Sambungan terputus, Nial sudah tidak sanggup lagi. Hatinya hancur redam. Setetes air mata jatuh dipipinya. Semua kenangan selama 3 tahun kini tinggal cerita.
"Selamat tinggal Gema, Semoga selalu Bahagia"
Disisi lain tepatnya di lucky cat coffee. Gema dan Dara sedang berpelukan.
"D-Dara ini masih ditempat umum". Gema berusaha melepaskan pelukan Dara
"Sebentar Gema, sebentar saja. Sebagai pelukan perpisahan dari gue". Gema membiarkan Dara memeluknya. Dara menangis, ia tahu sejak awal ia hanya peran pengganti disaat tokoh utamanya tidak ada. Dara melepas pelukannya.
"Maafin gue dar, gue seharusnya ngga bermain dengan perasaan lo." Gema menyesali semuanya. Seharusnya ia tidak memulainya. Mau bagaimanapun nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa diubah dari masa lalu.
"Gue tau sejak awal lo ngga bener-bener cinta sama gue. Tatapan lo saat menatap Nial berbeda dengan tatapan lo ke gue. Gue lihat semuanya, tapi gue selalu menutup mata dengan apa yang terjadi dihadapan gue. Dan fakta kalau lo sangat mencintai Nial." Dara menggemgam tangan Gema dan mengelusnya lembut
"Gema, gue melepas lo. Kejar dia Gema, gue mendukung lo."
"Makasih Dar, semoga lo dapet laki-laki yang lebih baik dari gue." Senyum tulus terukir dibibir Gema. Nial, aku kembali. Aku sudah benar-benar menemukan pelabuhan terakhirku. Tunggu aku Nial.
"DRTTT DRRTT" Getaran ponsel terdengar, tertera nama Bella disana.
"Gem, Hikss-hikss Nial, Gem." Perasaan Gema tidak enak
"Ada apa Bell!! Jangan seperti ini. SEBENARNYA ADA APA DENGAN NIAL, BELL!".
"Nial ditemukan overdosis Gem". Ponsel Gema jatuh. ia salah dengarkan. Nialnya tidak mungkin melakukan itu. Nialnya tidak mungkin pergi. Dunia Gema hancur, dunianya direbut kembali oleh semesta. Kenapa semesta begitu jahat dengannya. Inikah ganjaran baginya.
Nial Rahayu, 16 September 2020
Gema terduduk lemas disamping gundukan tanah tersebut. Gema hilang kendali, ia menangis tersedu-sedu. Pusat dunianya telah pergi, pergi takkan kembali.
"Nial, apa ini hukuman bagiku?? Apapun itu hukumannya aku akan terima tapi jika ini yang kamu maksud, aku tidak bisa menerimanya Nial, bagaimana aku hidup setelah ini. Aku terima jika kamu pergi dimanapun asal kamu masih dilangit yang sama denganku. Sekarang, bagaimana aku harus menemuimu. Bagaimana aku harus melihat senyummu lagi. Ini sakit Nial, sangat sakit".
"Maafkan aku Gema"
END
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
hello, apa kabar hari ini? udah lama ngga update hehehe. kisah ini terinspirasi dari seorang perempuan yang ceritanya aku dengar di radio. siapapun kamu, tetap semangat ya! masih banyak kok, laki-laki yang baik.
jangan lupa like, vote dan komen, love!