First

4.1K 79 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ahhhhnn..."

Desahan seksi itu berasal dari sebuah ruangan dengan pencahayaan minim. Jika mengintip ke dalam, nampak seorang pria sedang menenggelamkan kepalanya pada selangkangan seorang wanita. Dapat dipastikan mereka tengah melakukan oral seks, lebih tepatnya sang pria.

Tangan sang kekasih sibuk meremasi surai kuning keemasan yang sedang memberikan nikmat tiada Tara pada bagian selatan tubuhnya. Bibir setengah bengkak itu terkadang melontarkan desahan seksi, atau sesekali tergigit oleh gigi-gigi putih yang berjejer rapi.

"Shhhhhh..."

Kembali desisan nikmat terdengar kala lidah sang kekasih mengobrak-abrik liang senggamanya. Terkadang gigi nakal itu juga menggigit kecil benda sebesar kacang yang ada di sana. Membuat sang kekasih terpekik dan mengeraskan desahannya.

Pinggulnya bergerak-gerak gelisah, remasannya pada surai sang kekasih menguat. Ada gelombang besar yang ingin menghantamnya. Sang pria makin bersemangat mengerjai bagian yang becek tersebut. Entah itu lendir pra orgasme sang kekasih atau salivanya sendiri.

"Auhhh...Na-Naruto-kunhh..."

"A-aku–"

"AAAAKHHHHH"

Jus lendir itu segera dilahapnya dengan rakus sembari membersihkan permukaan vagina sang kekasih. Kepalanya menjauh sedikit dan melihat bagian tersebut dengan perasaan puas. Vagina bersih dan agak kemerahan itu terlihat mengkilap karena jus dan Saliva yang membasahinya.

"Kita mulai, sayang."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut ia beranjak menaiki tubuh sang kekasih. Pria yang dipanggil Naruto itu memainkan sebentar kedua payudara kekasihnya. Mengulum kedua putingnya, lalu memindahkan wajahnya pada wajah sang kekasih. Ciuman panas nan memabukkan pun tak dapat dihindarkan.

Kepala penis dengan ukuran lumayan besar tersebut telah siap memasuki rumah hangatnya. Dengan sekali hentakan, alat vital yang terlihat perkasa itu menerobos liang hangat dengan lendir yang mempermudah jalan masuknya.

Sang wanita terpekik, kemudian mendesah-desah kenikmatan. Masih dengan keadaan berciuman Naruto memompa pinggulnya, menghentak-hentak dengan liar di sana hingga ciuman keduanya terputus demi meraup oksigen.

"Ugh....ahhhhh"

"Ah! Kau masih sempit saja sayaaaang"

"Ahhh... Lebih dalam, Naruto-kun...lebih cepathhh"

"As you wish, Honey."

Gerakan pinggul itu semakin cepat dan semakin menghentak. Desahan seksi semakin kentara terdengar. Bahkan suara kecipak basah perpaduan dua kelamin berbeda memenuhi seisi kamar.

"Oughhh... Shhhhhh......"

Plak! Plak! Plak!

"Hinatahhhh"

Keduanya semakin terengah. Gerakan tak terkendali dari pinggul sang pria membuat sang wanita terengah sekaligus meliar. Tangannya meremas apa saja yang bisa dijangkaunya.

Plakplakplakplakplakplak

"AAHHHHHHH"

SPROT SPROT SPROT

Keduanya sampai secara bersamaan. Tubuh keduanya bergetar sesaat hingga setelahnya sang pria roboh dan menindih sang wanita. Napas ngos-ngosan mereka terdengar bersahut-sahutan.

"Ronde kedua?" Tanya Naruto saat nafasnya sudah teratur.

Sang wanita terkikik.

"Ku rasa rahimku masih mampu menampung cairan Naruto-kun."

In Love With My Son's GFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang