Bagian Dua : Menginap

7 1 0
                                    

Happy Reading! Tandai typo dan jan lupa vote!<3

^^^^^

"Ma, Kak Artha belum pulang sekolah?"

"Belum, pulang telat katanya. Mau main bentar,"

"Kalau Karin?"

"Karin tadi tidur di kamar. Tolong bangunin ya. Udah ashar," ucap Arnita yang masih berkutat di dapur.

"Yaudah, aku bangunin adek dulu ya Ma. Nanti setelah itu aku bantuin Mama masak," jawab Syakila sambil melangkah menuju kamar sang adik.

"Iya sayang,"

^^^^^

"Dek, bangun yuk, udah ashar," ujar Syakila sambil menggoyang goyangkan tubuh adiknya.

"5 menit kak 5 menit," jawab Karin masih memejamkan matanya.

"Temen kakak mau dateng loh bentar lagi. Kamu katanya pengin ketemu Kak Septia sama Kak Nadia," ucap Syakila membuat Karin membuka matanya dan langsung duduk seketika.

"Kak Septia sama Kak Nadia mau kesini? Kakak ga boong kan? Mereka nginep?" tanya Karin semangat. Syakila mengangguk, "Makanya sana siap siap, bentar lagi mereka ke sini. Masak mereka dateng kamu masih acak acakan gini?"

"Yeayyy! Yaudah aku mandi, terus sholat. Sana! Kakak ngapain masih di sini? Hush hushh," ucap Karin sambil mengibaskan ngibaskan tangannya mengusir.

"Dasar adek gatau diri!"

"Dasar kakak galak!"

"Siapa yang galak?!"

"Kakak!"

"Dihhh kakak mah aslinya baik. Ga kaya kamu mancing emosi mulu!"

"Ihhh kok aku? Kakak lah!"

"Lahhh kok jadi kakak?!"

"Syakila! Karin! Jangan mulai!" teriak Arnita menghentikan perdebatan mereka.

"Tuhh kakak si," ucap Karin memelankan suaranya.

"Lah kok kakak lagi yang disalahin?"

"Terus siapa lagi? Masak aku?"

"Lohh, iya dong, kan kamu yang salah,"

"Syakila! Karin!"

"HADIR MAMA!"

^^^^^

"Karin mana Sya?" tanya Septia saat tiba di rumah Syakila.

"Lo kesini mau nemuin gue atau Karin?" ucap Syakila sewot.

"Gue kan udah lama ga ketemu Karin. Kalo sama lo kan ketemu tiap hari," jawab Septia menyengir lebar. Syakila memutar bola matanya malas.

"Misi ada orang," sahut Nadia membuat Septia dan Syakila saling berpandangan kemudian tersenyum penuh arti.

"Sep," panggil Syakila lirih.

Lima Belas TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang