Bagian Tiga : Senin, dan Jam Kosong

11 0 0
                                    

Happy Ready! Semoga suka sama ceritanya, vote comment nya dong:(

^^^^^

"PERSIAPAN! 10 MENIT LAGI UPACARA! DASI, TOPI, IKAT PINGGANG PERIKSA!" teriakan Syakila menggema di kelas 8B. Menjadi Ketua Kelas membuatnya harus ekstra sabar menghadapi kelas yang bandelnya naudzubillah.

"Sya! Gue ga bawa topi!"

"Ambil di perlengkapan kelas!

"Sya! Gue ga bawa dasi!"

"Minggu kemarin ga pake sekarang ga pakek lagi? Jangan lupa! Kalo lebih dari 3x minjem perlengkapan kelas denda 5 ribu perak! Cek sana di perlengkapan kelas, ada ga?!"

"Sya! Gue ga pakek ikat pinggang!"

"Lahh napa?kekecilan celana lo? Mesti pakek! Liat di perlengkapan kelas sana!"

"Sya!"

"Pada ga bawa apa lagi!"

"Gue ga bawa jantung gue!"

"BODO AMATTTT! MALAH BECANDA LO!"

Di kelas 8B ada yang namanya perlengkapan kelas. Di sana ada dasi, topi, ikat pinggang, dan alat alat tulis lainnya. Ini adalah usulan campuran dari Syasya dan si kembar Keynan dan Keyhan saat pertemuan Pengurus Inti Kelas. Usulan ini di anggap membantu agar tidak ada dari anggota kelas yang terkena sanksi. Tetapi apabila ada yang menggunakan perlengkapan kelas lebih dari 3x akan dikenakan denda 5k, begitu seterusnya, ini dilakukan agar tidak ada siswa siswi yang terlalu mengandalkan perlengkapan kelas.

"Sya! Nanti pembina upacara nya siapa?"

"Pak Jul katanya,"

"Allah! Itu guru kalau ngasih amanat bisa nyampe setengah jam ga kelar kelar! Heran gue betah amat ngomong lama lama!"

"Yaudah si sanstuy jadi orang, diri bentaran doang kok ngeluh,"

"Syasya ketua kelas yang cantik, baik hati dan tidak sombong, lo enak di barisan paduan suara, ga panas. Lha kita yang di barisan peserta? Terpapar sinar UV lohh,"

"Terserah mu we lahhh!"

"Seluruh siswa siswi Spentugul (SMP N 1 Unggulan) di harap segera bersiap di halaman upacara,"

Suara speaker tersebut membuat siswa siswi buru buru lari menuju halaman upacara, tak terkecuali Syasya yang saat ini tengah berlari menuju barisan regu paduan suara. Telat sedikit saja bisa kena hukum berdiri di depan seluruh peserta upacara. Ditambah lagi teriknya sinar matahari yang menyengat kulit.

Ia tersenyum tipis menatap barisan kelasnya. Semua tertib dan tidak ada yang masuk barisan siswa melanggar peraturan. Terkadang ia lelah dengan tugas tugas nya menjadi Ketua Kelas. Tetapi di sisi lain ia bangga bisa dipercaya jabatan itu.

^^^^^

"Tanpa pengohormatan balik kanan bubar jalan!"

Intruksi dari pemimpin upacara membubarkan barisan murid Spentugul. Ada yang langsung masuk ke kelas, kantin, kamar mandi, bangku depan kelas, dan sebagainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lima Belas TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang