1

13 2 0
                                    

Embun terasa di sejuknya pagi hari. Mentari bersinar terang memberikkan sekilas cahaya menyinari seluruh bumi yang mengijinkan setiap makhluk hidup melakukan tugas dan kewajiban masing-masing.

Tampak seorang gadis berdiri disebuah taman seorang diri,ia menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya angin,ya di karenakan saat itu di kota tempat tinggal nya sekarang ya itu kota "Ebisu" akan memasuki musim dingin jadi ia berfikir untuk menikmati saat saat terakhir ia bisa melihat bunga bermekaran di taman kota Ebisu tahun ini.

"Indah." Satu kata yang diutarakannya saat melihat pandangan di taman tersebut. Namanya Mira, seorang gadis keturunan nasrani yang memiliki pergaulan yang berbeda dari teman-temannya.

Termenung. Hal yang paling sering dia lakukan saat sendiri. Dia tampak seperti seorang gadis misterius yang memakai jubah hitam dengan syal merah.

"Hey," sapa seseorang yang tiba-tiba membuyarkan lamun nya. Mira yang merasa mendengar sebuah panggilan segera mencari siempunya suara. Meski sekalipun dia belum mengenali.

"Hey." Pria itu kembali menyapa sembari melambaikan tangannya.

Mira melihat ke sebelah kanannya dengan terkejut, karena tanpa di sadari muka mereka sudah terlalu dekat dan menatap satu sama lain sontak saja itu membuat wajah mereka pun merah, sang pria meminta maaf karna membuat Mira terkejut.

"Maaf," ucapnya mengutuki kesalahannya pada gadis itu. Lalu pria tersebut bertanya, "Mengapa kamu duduk sendiri di cuaca yg dingin ini?"

"Aku sedang menikmati bunga yang mekar terakhir di kota pada tahun ini," jawab Mira menanggapi.

"Kamu sangat menyukai bunga ya?" tanya pria tersebut.

"Bunga disini meningat kan ku, pada kota tempat tinggal ku dulu kota yang indah di penuhi bunga dan musim semi yang hangat," jelas Mira pada pria itu.

"Ouh jadi begitu apakah aku boleh duduk di sebelah mu?" tanya pria tersebut.

"Iya tentu saja," jawab Mira dengan tersenyum.

" Terima kasih," ujar pria itu sebelum duduk di samping Mira.

Suasananya canggung. Tak ada kata yang terselip diantara keduanya. Keduanya sibuk dengan keterdiaaman masing-masing. Mira menatap pria yang duduk di sampingnya. Pria itu duduk diam dan sepertinya sedikit tegang mungkin.

"Hey kau tak perlu begitu pada ku aku tidak akan menggigit mu," ujar Mira sambil tertawa pada pria tersebut. Berusaha mencairkan suasana yang teramat canggung.

"Ah iya baik lah," jawab pria tersebut tersenyum hangat pada Mira.

"Kenalin, aku Tama. Nama kamu siapa?" ujar pria tersebut mengajak perkenalan.

"Mira," jawab Mira singkat. Pria bernama Tama itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda paham.

"Kamu ngapain ke sini? seorang diri dengan wajah sedang telihat kecewa.  Apakah kamu habis di putusin pacar mu?" tanya Mira antusias.

"Oh, bukan begitu," ucap pria tersebut lalu terdiam.

"hey, knp diam? apakah kata-kataku menyinggung mu? aku minta maaf kalau begitu," ujar Mira tak enak hati.

"Eh tidak kok" jawab prria tersebut.

_"Aku harus cerita apa? yasudah akan ku beri tau saja kepada nya mungkin dia bisa membantu,"_ batin si Pria tersebut.

"Aku ke taman ini karena ingin melihat bunga kociha namun sayang seperti nya bunga itu tidak ada di taman ini," ujar pria tersebut.

"Kociha? bunga apa itu?" tanya Mira tak paham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rasa diantara Perbedaan-Garis PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang