bab tiga

1 0 0
                                    

  Aku kesusahan dan tidak tahu pola berfikir memahami pelajaran aku hanya bisa menghafal dan membaca lalu mengisinya.Aku iri dengan sinetron yang selalu ditonton ibuku bisa sukses dan membanggakan sedangkan aku gak bisa berfikir dewasa. Kembali ke cerita kelas 2 madrasah aku dan Risma serta Dwi dan Us menjadi lebih dekat kadang mereka bermain ke rumah Risma dan mampir sebentar ke rumahku,bermain dan bercakap denganku walau sebentar setelahnya aku membantu ibu mendeplok(menumbuk) beras kencur dan kunir untuk kunir asam kadang ikut2 menyaring suruh dan pahitan walau seringnya tumpah ke tangan. Setelahnya aku,Risma,Dwi dan Us kerumah pak Sofyan guruku untuk menanyakan pekerjaan yang belum paham jadi sekalian berbincang-bincang dengan beliau,lalu bersepeda ke kampung pak Amin guru kami yang lain.
  Waktu naik kelas 3 gurunya pak K.H Thohirin kata orang beliau orangnya galak emang si suaranya besar kadang kalau muncul dari belakang bikin kaget orang tapi lumayan mengasikkan orangnya ,saat itu ada dua teman baru namanya safira dan isnainatun tapi lebih sering dipanggil nisa ternyata aku satu tk dengannya ibuku yang selalu bercerita aku punya teman namanya isna dan intan walau aku lebih suka nisa daripada intan yang judes itu. Safira orangnya sangat frontal tapi mengasikkan aku duduk sebangku dengan Dwi dan Us. Naik kelas 5 aku seringnya jadi cadangan dalam lomba tapi aku terlalu takut dan grogi serta gak percaya diri jadi yang selalu lomba Tika dan Badi.Aku iri sih sama teman-teman yang bisa cekatan,cepat dan memahami semuanya,entah kenapa cuma aku yang gak bisa bahkan aku gak tahu ada masalah apa dengan otakku dengan tubuhku yang selalu lemas,malas,gak bisa gerak cepat dan selalu klemar-klemer.
   Naik kelas 5 diadakan lomba anak2 di kampung karangsari aku ,mbak Linda dan anak2 kecil meli,intan,nia,okta menari bersama sedangkan tika dengan mbak iis,mbak laela,mbak wit dan mbak melvi. Aku iri dengan mereka yang mudah mendapatkan teman dan banyak manfaat bagi sesamanya ,aku iri dengan motivasi dan semangat mereka.Kenapa aku gak punya???? Bahkan ibuku sekarang belum bisa lepas pen sejak aku jatuhkan tahun 2016 saat mau membuat ktp di jalan anyar. Tapi kenapa hatiku gak bergerak untuk dapat banyak uang,untuk betah bekerja padahal ibuku,kakekku sering berhutang untuk kebutuhan kadang bahkan aku dikasih 10rb seringnya, ibuku selalu bilang "jane lumayan nduk setahun 10.800 iso go nyopot pen" tapi aku selalu menjawab aku gak bisa cepat,cekatan kerjanya,lek sisri yang mencarikan juga nesu tapi aku bisa apa aku gak bisa cepat,cekatan kerjanya,aku gak pernah betah kerja , aku ingin kerja sendiri seperti yang lain yang sudah dapat omset dari paytren,rico huang yang 100 juta/bulan atau dewa yang 100 juta pertama dengan afiliasi kenapa aku gak bisa??? .Padahal mbak puji sudah meminjamkan sepeda ontel padaku untuk bekerja ke bulu di toko sembako dan pom bensin itu,mbak erna sebagai gantinya orangnya yang cekatan ,lek sisri bilang "gen senenge dolan" mbak asti menjawab "senenge neng omah rak seneng duit" sebenarnya aku pengen uang tapi aku gak pengen kerja yang banyak kerjaannya,bingung kan aku juga bingung

berubah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang