Empat tahun lalu

130 19 15
                                    

Ini sudah ke empat kalinya Senja bolak-balik depan kelas Fajar, anak kelas sebelah yang membuat Senja jatuh hati. Senja sudah memperhatikan cowok tampan itu sejak awal masuk sekolah, cowok itu menyita perhatiannya. Lantaran cowok tampan itu pernah membantunya yang tidak dia kenali itu menyeberang menuju sekolah. Waktu itu lalu lintas depan sekolah sedang ramai-ramainnya, dan Senja kebingungan di seberang Jalan. Fajar muncul di sebelah Senja dan mulai mengangkat tangan.

"Ayo nyebrang" Kata Fajar mengajak Senja.

Senja mengekor di belakang Fajar.

Kendaraan berhenti saat Fajar dan Senja melintas.

Gara-gara hal sederhana itu sosok Fajar menjadi spesial di mata Senja, meskipun Fajar tidak mengingatnya. Berkali-kali Senja mencoba menyapa Fajar meski sering diacuhkan, dan Fajar tidak mengenalinya. Senja berpikir positif, mungkin saja karena saat itu Fajar tidak terlalu memperhatikan siapa yang dia tolong saat menyeberang.

Sedangkan Senja sudah tiga tahun mengagumi sosok Fajar, melihat wajah Fajar membuat membuat hari Senja cukup berarti. Hari ini Senja bolak-balik di depan kelas Fajar.

Yang pertama, Senja ijin ke toilet, yang kedua saat guru tidak masuk mengajar, yang ketiga saat jam istirahat, yang ke empat ijin ke toilet lagi.

Demi bisa melihat wajah Fajar yang teduh itu, Senja mondar-mandir tidak jelas. Kebetulan Fajar duduknya paling depan dekat pintu masuk kelas. Senja tidak pandai menyembunyikan rasa sukanya kepada Fajar. Meskipun begitu Senja hanya berani mencuri-curi pandang saja.

Hingga akhirnya Fajar muncul dari belakang mengagetkan Senja yang sedang celingak-celinguk di depan kelas mencari-cari sosok Fajar.

"Cari siapa?" Tanya Fajar sambil ikut-ikutan celingak-celinguk ke dalam kelasnya.

Senja kaget gelagapan hingga berbicara tanpa kendali,"Namaku Senja dari kelas sebelah, aku nyariin Fajar" Suara Senja melengking tidak terkendali seperti kucing yang ekornya terjepit.

"Nyari aku? Ada apa?" Tanya Fajar bingung.

"Aku suka kamu" Jawab Senja cepat tanpa berpikir, yang langsung segera disesalinya

"Mampuslah aku!" Pikir senja.

Dia mengutuk diri, kaget dengan omongannya sendiri, Senja malu sekali.

Mendengar pengakuan itu Fajar hanya tersenyum, sialnya senyumnya indah sekali membuat Senja terpesona sesaat.

Sadar baru saja melakukan hal bodoh, Senja langsung berlari pergi seperti maling yang ketahuan.

"Senjaa!"

Suara Fajar berteriak di belakang Senja.

Suara itu menghentikan lari Senja.

"Hah? Ada apa ini? Jangan-jangan? Fajar menyambut perasaanku? Masa sih?" Pikiran itu sejenak terlintas di benak Senja.

Senja menoleh malu-malu.

Sejenak, Senja berdebar karena mengharapkan sesuatu.

"Ya?" Kata Senja saat menoleh.

"Resleting rokmu terbuka" Kata Fajar kalem.

Sial! Senja merutuk. Kesal dengan dirinya sendiri yang sempat punya harapan muluk sedetik tadi.

Senja kembali berlari, berlari menjauh asal tidak melihat dan terlihat Fajar lagi.

Begitu sampai di tempat sepi, Senja mengecek resleting roknya yang benar rusak entah sejak kapan dia tidak sadar. Jangan-jangan Senja bolak-balik kelas tadi dalam keadaan resleting menganga begini? Oh memalukan! Senja memukul jidatnya karena kebodohannya.

Sejak hari itu Senja menghindari Fajar sejadi-jadinya. Senja menghindarinya sampai mereka lulus SMA dan benar-benar tidak pernah bertemu lagi.

***

Cerita ini lebih dulu daripada cerita Fajar yang sebelah ya.. kebetulan namanya sama wkwkwk. Tapi beda orang ya bedaaa.

Cerpen ini sudah terbit dalam bentuk antologi di Elex media komputindo bareng cerpen remaja beberapa penulis lainnya. Part ini sebagai spoiler aja.. nanti dibeli yaaa..

Buku antologinya sudah terbit!! bisa langsung ke toko buku/ Gramedia terdekat di kotamu yaaa...

Buku antologinya sudah terbit!! bisa langsung ke toko buku/ Gramedia terdekat di kotamu yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kenangan Senja (Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang