Benci Jadi Cinta || 9

44 14 5
                                    

Hollaa, Apa kabar kalian yang baca cerita ini??

Semoga baik-baik ajaa yaa..

Semoga kalian suka sama part kali ini:)

HappyReadinggg❤️

********

Alin menepuk pelan bahu perempuan itu membuat sang empu mendongak,

"Hai." Sapa Alin kikuk.

"Ada apa?" Tanya perempuan itu dengan suara seraknya.

"Eum itu, Lo ngapain duduk disini?" Tanya Alin gugup.

Perempuan itu menggeleng, "Emang ada yang ngelarang?" Tanya balik perempuan itu.

"Ngga juga sih, Cuman kan yaa gitu deh." Sahutnya.

"Lo lagi ada masalah?" Tanya Alin hati-hati.

Perempuan itu tersenyum singkat, "Ngga kok."

Alin mengangguk, "Sini, Lo berdiri dulu. Kita duduk di atas aja. Gue tau lo lagi ada masalah." Ajak Alin sambil mengulurkan tangannya.

Perempuan itu menerima uluran tangan Alin lalu berdiri dan duduk di tempat duduk yang disediakan di tempat tersebut diikuti oleh Alin.

"Jadi, Lo lagi ada masalah apa?" Tanya Alin setelah mereka berdua sudah duduk.

Perempuan itu menoleh, "Apa gue bisa percaya sama lo?"

"Of course yes."

"Sebelumnya, Gue pengen tau nama lo siapa?" Tanya perempuan itu.

Alin mengulurkan tangannya yang disambut baik oleh perempuan itu, "Alina Cassandra Wijaya, Lo bisa panggil gue Alin atau apapun yang lo mau."

"Gue mau panggil lo Lina gapapa?"

"Gapapa lah, Santai aja! Yang penting jangan melenceng aja. Lo sendiri?"

"Kenalin, Gue Anindhita Syaqilla. Lo bisa panggil gue Dhita atau Anin."

"Nama yang bagus." Puji Alin.

"Makasih,"

"Oke, Jadi lo bisa mulai cerita sekarang? Gue bakalan jadi pendengar yang baik, mungkin?"

"Oke," Perempuan itu menceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Dimana, Keluarganya yang sangat membenci dirinya dengan alasan yang dia sendiri tidak tau.

Setiap dia bertanya apa salahnya, Kedua orang tuanya malah membentaknya dan memukulinya habis-habisan.

Ayahnya bahkan ibunya selalu bersikap kasar kepadanya, Tidak pernah menganggap dia ada. Dan selalu menyuruhnya layaknya pembantu. Tidak perduli dia dalam keadaan sakit sekalipun.

Perempuan itu mulai terisak kembali, "Dan lo tau? Semua yang gue lakuin buat mereka seakan-akan gaada harganya. Padahal, gue ga minta apa-apa. Gue hiks cuma minta hiks di hargai dan di anggap ada di antara mereka."

Benci Jadi Cinta (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang