Benci Jadi Cinta || 15

43 7 1
                                    

Iya, sekarang up lagi hihihi.
Gatau kenapa lagi pengen aja up terus, semoga yang baca suka aja deh.
Lgsung ajaa:)


"Gue cuma pengen bahagia kaya
mereka, apa gue salah?" -Anindhita Syaqilla.



HappyReadingg💙

******

Melamun, itulah yang Dhita lakukan sekarang. Dia merenungi nasibnya yang menurutnya mengenaskan. Dia lelah, dia ingin menyerah. Tapi, saat dia ingin menyerah, ucapan semangat yang dilontarkan mendiang ibunya membuat dia mengurungkan niatnya.

"Mami, Dhita capek! Dhita gak kuat, Mi. Dhita pengen ikut Mami, Disini gaada yang sayang sama Dhita." lirihnya sambil menatap langit.

"Yang bisa ngertiin Dhita cuma Mami, yang bisa dengerin cerita Dhita juga cuma Mami. Tapi sekarang? Mami udah ninggalin Dhita, Orang yang biasa Dhita jadiin tempat curhat udah gaada."

"Mi, Dhita pengen ikut Mami. Tapi kenapa? kenapa disaat Dhita pengen nyerah, Dhita ngerasa Mami ngelarang Dhita buat ngelakuin itu. Mami ga kasian ngeliat Dhita tersiksa disini? Mami tega? Hiks," Dhita mulai menangis kembali, sepertinya menangis akan menjadi kegiatan wajib Dhita setiap harinya.

"Dhita gak kuat, Dhita mau mati aja, Mi. Dhita capek.."

"Jawab Dhita, Mi. kenapa..."

"Karena Mami lo tau, cara yang mau lo lakuin itu salah." ujar seorang laki-laki dihadapannya.

Dhita yang sedang menangis terkejut, secepat kilat dia mengeluarkan pisau lipat yang selalu dia bawa dan menodongkannya ke wajah orang tersebut.

"Santai, bro." ucap seseorang itu.

"Lo siapa?!" tanyanya sinis.

"Gue.. lo ga perlu tau siapa gue," jawabnya ketus.

Dhita terdiam, kalimat itu...sepertinya dia pernah mengucapkannya. " Lo... orang yang sama, kan?"

Laki-laki itu terkekeh sinis, "Ingatan lo lumayan juga, ya."

"Jawab gue!" bentaknya.

"Iya, gue orang yang sama! puas lo!?" bentaknya balik.

Dhita menghela nafas, menyimpan kembali pisau lipat di saku celananya. Wajahnya seketika berubah sendu, "Ada apa?" tanyanya pelan.

"Gaada, gue cuma kebetulan lewat sini, gue kaget pas ngeliat elo. Gue kira lo kunti." candanya.

"Bohong," ucap Dhita.

Laki-laki itu terkekeh, lagi. "Tau aja lo kalo gue lagi bohong," kekehnya.

Dhita yang tadinya menatap ke depan menoleh, "Mau apa lo?"

"Kita sama,"

"Hah?"

*****

Benci Jadi Cinta (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang