Hari yang sangat:/

24 8 0
                                    

2016 Adalah tahun yang sangat bahagia bagi ibuku karena menikah dengan Pria yang dulu menjadi pacarnya di masa SMA, tapi bagiku ini adalah tahun yang akan menjadi sangat suram.

"Saya terima nikahnya Rahayu Dinasari dengan sprengkat alat sholat dan Emas 25 gram di bayar tunai!" ucapan janji suci yang di ucapkan Om Brian yang akan menjadi Ayah tiriku dengan tegas dan lantang.

"SAH!!" semua tamu undangan mengucapkan dengan lantang.

Om Brian mempunyai anak perempuan yang usianya lebih muda dari ku, dia Afita Kiara. Sosok anak yang cantik tapi menurutku dia akan menjadi anak yang carmuk.

Ayahku meninggal karena kecelakaan di saat mengendaarai mobil dengan kondisi mengantuk, Ayahku bernama Adiyansyah Saputra.

Di saat mama dan Suaminya di pelaminan menyalami tamu undangan, aku lebih memilih ke kolam untuk bermain air supaya stresku hilang.

"Rin, kamu kenapa?" Tanya nenekku padaku.

"Nenek, aku kangen Ayah, aku gak mau ayah tiri aku gak mau. Hiks hiks hiks, aku gak suka" Aku langsung memeluk nenek dengan kuat dan aku mencurahkan rasa hatiku pada nenek.

"Sabar ya sayang, Nenek tau kamu kangen sama ayah Adi, kalo kamu kangen harusnya kamu seneng jangan sedih, Ayah adi sedih juga kalo liat kamu sedih, yaudah sana kamu ke depan temenin mama kamu" Nenek menyuruhku kedepan.

"Nggak mau, maunya di sini sama Nenek, Nek aku mau ikut Nenek Sri aja di Cilacap, aku gak mau di jakarta, aku mau di sana yang deket sama Ayah" Tangisku makin menjadi jadi dan memeluk Nenek semakin erat.

"Nggak sayang kamu di jakarta aja sama Nenek ya di sini, cuma kamu yang Nenek sayang" Ucap Nenek ku.

"Yaudah yuk, ke kamar kamu aja istirahat Nenek nemenin kamu deh di kamar"

Aku dan Nenek memutuskan pergi ke kamarku untuk menemaniku di kamar.

"Dah kamu di sini dulu ya Nenek ambil air dulu"

"Iya Nek"

Tiba Tiba…

"Udah gede nangis, dasar cengeng" Afita masuk kamarku langsung mengejekku.

"Kamu kok gitu"

"Kamu tuh jelek, gak pantes kamarnya di sini, ini bakal jadi kamar aku pokoknya, aku yang harus tidur di sini!"Teruak Afita dan langsung menjambak rambutku dengan keras.

"Heh, kamu anak siapa sih nakal banget, Rahayu! anak tiri kamu itu gimana sih" Teriak Nenekku panik.

Mama masuk dan suah melihat kepalaku di penuhi lecet karena di jambak dan di cakar oleh Afita.

"Ya Allah mas, mas! Afita kamu baik baik aja kan sayang" Mamaku langsung memeluk Afita lan tidak menghiraukan aku yang sedang menangis menahan rasa sakit.

"Kamu itu gimana sih Rahayu, Ririn yang di sakitin anak setan yang di peluk, kamu itu ibu yang gak perhatian ternyata"kata Nenekku yang sedang memelukku erat.

"Afita. kamu nakal ya, papa nggak ngajarin kamu kaya gitu sama orang" Bentak Papa Brian dengan keras.

Afita langsung menangis dan memeluk mamaku dangan Erat.

"Haaaaaa, Mama, Papa jahat Hiks hiks"
"Udah udah sayang ada mama kok, mas kamu tuh giamana sih ini itu anak kamu!" Mama berteriak.

"Kamu itu gimana? anak kamu yang di sakitin anak aku yang di tenangin, Rin, kepala kamu masih sakit?" Tanya Papa Brian padaku.

"Hiks hiks hiks Aku gak mau tingal di rumah hiks hiks, aku mau tinggal sama Nenek aja hiks hiks" Tangisku kembali pecah.

"Gak, nanti kamu ngrepotin, udah deh Rin jangan ogoan kamu tuh udah gede jadi jangan ogoan!" mamaku membentak.

"Udah! mending Ririn ikut Ibu aja, mending Ibu yang rawat Ririn, Ibu gak yakin kamu adil sama Ririn" Nenek langsung memasukan bajuku kedalam koperku dan membawaku pulang ke rumahnya.

"Udah pah, ayok kita pulang kita aja yang rawat Ririn, aku gak yakin Rahayu becus ngerawat Ririn" Nenekku menarik tangan Kakek dan menyuruhnya langsung pulang.

2  Tahun Kemudian…

2018

Aku sekarang duduk di bangku SMP kelas delapan aku tenang saat masa masa ini karena aku sudah tidak sesekolah dengan Afita lagi, namun haluan itu seakan menjadi Hanya Halu dan benar benar HALU!

Afita ternyata di daftarkan di sekolah yang sama denganku aku sebenarnya tidak suka dengan kehadirannya di sekolah ini.

"Ririn apa kabar, Papa titip adik kamu ya, dia pengen satu sekolah katanya sama kamu, jadi Papa harap kamu bisa menjaga adik kamu di sini ya" Papa Brian langsung masuk ke kantor unruk mendaftarkan Afita.

Aku tidak menjawab Sapaan dan omongan yang Papa Brian karena aku sedikit tidak suka padanya. lalu, Aku tidak sudi memanggilnya dengan sebutan AYAH. Karena panggian Ayah hanya pantas untuk ayah kandungku.

"Gimana kabar kamu, kamu baik baik aja kan?" Tanya mamaku yang tiba tiba datang dengan menggandeng Afita.

"Aku baik ko mah" Ucapku dengan muka datar.

"Oh, kamu ingat ya, jangan sekali kali kamu nyakitin Afita inget itu" Ancam mamaku padaku.

"Sayang yuk, pulang besok kamu udah boleh sekolah di sini" Papa Brian kemabli dan membawa seragm dan buku buku untuk Afita besok.

"Ririn kami pulang ya, Emuah, jaga diri kamu baik baik, ini buat bensin kamu, kami pulang dulu" Papa Brian menecup keningku dan memberiku uang 500.000 untuk bensin.

Mereka akhirnya pulang dan perlahan hilang di pengeliahatanku.

"Lah uang bensin banyak bat, mayan lah buat masang togel" Uacpku asal.

◉ ◉ ◉

Hai gengs, terimakasih telah membaca yaa jangan lupa meberikan Voment yaaa dadah

Assalamualaikum~ 

UnSpecial:)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang