PROLOG

66 21 24
                                    

“Sudah berapa kali ibu ngomong sama kamu, Langit? Jangan berantem.Kamu kira ibu gak capek apa? Ngadepin sikap kamu ini? ”tanya Ibu Dea yang tengah menceramahi seorang siswa yang tengah duduk di depan meja Bu Dea dengan santainya.

“udah yang keberapa yah, bu. Saya lupa. Mungkin 50 kali. Eh enggak kekurangan. 100 kali kayaknya”jawab siswa itu seolah berpikir keras.

“kalau ibu capek yah gak usah diurusin lah. Ribet amat sih, bu. Sikap saya emang gini, bu. ”lanjutnya lagi.

Kalau bukan karena ayahnya yang merupakan pendonor dana terbesar di sekolah ini, sudah dipastikan siswa yang bernama lengkap Bintang Davendra ini dikeluarkan dari sekolah dari dulu.

“cukup, Langit. Sekarang kamu hormat di tiang bendera sampai jam istirahat kedua. ”kata Bu Dea yang tak tahu harus memberi hukuman apa yang dapat membuat Langit bertobat dan tidak membuat ulah lagi. Dirinya seolah kehilangan akal sebagai guru BK.

“Dari tadi kek, bu. Jadi saya kan gak perlu dengar ceramahnya ibu. Bikin gendang telinga saya sakit aja. ”

“keluar sekarang, Langit”

“iya, bu. Ini juga mau keluar. Males juga saya disini, bu”

Bu Dea hanya menarik napas panjang, berusaha bersikap sabar kepada siswa yang bandelnya susah overdosis.

Langit keluar dari guru BK dengan santainya seperti tak terjadi apa apa. Bahkan dia tidak merasa bersalah sedikit pun mengingat lawannya yang sekarang sudah dilarikan ke UGD akibat perkelahian nya di kantin tadi. Mata Langit menyapu seluruh penjuru sekolah, mencari empat teman kampretnya yang entah sedang berada dimana sekarang.

Hingga matanya bertubrukan dengan seorang gadis yang juga sedang melihat dirinya. Gadis itu berdiri diapit oleh kepala sekolah yang mana merupakan ayah gadis itu sendiri juga siswa laki laki, yang juga merupakan kaka kandung dari gadis itu. Namun dengan cepat, gadis itu mengalihkan pandangannya dari Langit.

Langit pun berjalan melalui ketiga orang itu tanpa menganggap mereka ada. Namun dari kejauhan dia dapat mendengar suara yang berasal dari kepala sekolah mereka.

“Sagara, Bintang jangan pernah bergaul dengan orang yang gak berperilaku buruk. Nanti hidup kalian bisa rusak.mengerti? ”

“mengerti, Pa”jawab mereka patuh.
Dari tempatnya Langit tersenyum sinis, seolah kata kata itu dilontarkan untuknya. Langit tak peduli. Dia terus berjalan menuju tiang bendera untuk menjalankan hukumannya walaupun dengan berat hati.

                                 ***

Hay hay..ketemu lagi sama Lya di novel Like A Star.

Ini novel kedua saya. Walaupun yang satu masih dilanjutin. Hehehe😁😁

Gimana kesan pertama kamu saat membaca prolog ini?


Vote dan komen dong supaya Lya semangat .

Salam manis❤
Ander_Lya15
Pacarnya Johnny Orlando.


Langit dan Bintang (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang