Pikiran Liar

6 3 1
                                    

Napas tersengal-sengal dengan rahang terkatup rapat. Pria itu semakin mengeratkan kepalan yang berdarah karena meninju cermin yang menempel didinding ruang tamu rumah Mayla. Mayla yang berdiri gemetar ketakutan didepannya, dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk.

"Saya gak mau tau, besok sore uang itu harus sudah ada beserta bunganya. Jika tidak, kamu dan kedua adikmu akan saya jual," ucap geram laki-laki berbadan besar itu. Tanpa sedikitpun merasa kesakitan karena tangannya mengeluarkan darah segar akibat tinju salah sasaran tadi.

Pak Andre namanya. Laki-laki tukang kawin terkaya diwilayahnya.  Dua tahun lalu ibu Mayla meminjam uang padanya untuk biaya operasi suaminya sesaat setelah kecelakaan. Seratus juta rupiah besarnya. Saat itu Rahmi --ibu Mayla kebingungan harus mencari uang kemana lagi untuk biaya operasi suaminya. Walaupun pada akhirnya sang suami meninggal dua hari setelah operasinya dinyatakan berhasil. Sisa hutangnya masih sekitar delapan puluh juta lagi ditambah bunganya. Seratus dua puluh juta rupiah totalnya. Itulah lintah darat, gak mau tahu apapun masalahnya yang terpenting uangnya tetap kembali.

Kini, Mayla bingung kemana lagi ia harus melunaskan semua hutangnya. Sedangkan ibunya sendiripun tidak bisa membantunya mencari uang tambahan. Penyakit gagal ginjal yang diderita Rahmi, membuatnya harus menjalani cuci darah dua kali dalam seminggu. Mayla, seorang gadis tegar dan ceria yang mampu menutupi semua masalahnya dengan senyum dan tawanya.

" Kita cari kemana uang sebanyak itu May?" tanya Rahmi saat melihat Mayla membersihkan pecahan kaca bekas tinjuan pak Andre tadi.
"Ibu gak mau kamu dan adik-adikmu dijual," lanjut Rahmi sambil terisak.

"Tenang Bu, May akan kerja yang rajin biar dapat uang banyak. Ibu gak usah mikirin tentang uang. Biar May aja," Mayla berlalu kearah dapur sambil menahan tangisnya. Ia tak ingin air matanya tumpah didepan ibunya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Siang ini, Mayla datang kerumah Mami lebih cepat dari biasanya. Berharap menemukan jalan keluar untuk masalahnya. Mami, satu-satunya orang yang Mayla harapkan bisa membantu meminjamkan uang untuknya. Ibarat kata gali lubang-tutup lubang. Biarlah, yang terpenting hidupnya dan adik-adiknya selamat dari rencana jahat Pak Andre.

Mayla menemukan Mami sedang duduk santai ditaman belakang rumahnya.

"Hai La, kenapa wajahmu terlihat lelah sekali. Apa semalam Romi habis-habisan menghajar mu?" ledek Mami.

"Ah Mami, laki-laki itu banyak mau nya, ribet. Mayla gak suka," jawab Mayla.

"Bukannya kamu suka melakukannya dengan berbagai macam gaya yang terbilang agak ribet? Kamu ingat Pak Tomi?. Juragan sayuran yang menjadi tamu mu lima hari lalu?. Semalam dia datang mencari mu lagi. Dia bilang suka bermain mu, dengan cara mengikatnya. Mami bilang saja, Mayla sedang ada tamu yang mau membayarnya lebih mahal. Akhirnya dia main sama Sinta semalam," ucap Mami.

Mami tak tahu saja, semalaman Mayla bersama Romi hanya diajak ngobrol tanpa harus melakukan dosa itu. Tiba-tiba Mayla teringat akan perjanjian kontrak yang Romi tawarkan. Kenapa tak diambil saja. Romi menawarkan bayaran sepuluh kali lipat sekali main jika ia mau melayaninya.

"Mami punya nomor Romi?" tanya Mayla sambil tersenyum. Ia berharap ini lah jalan keluar yang sesungguhnya.

"Ada, sebentar," Mami membuka dompetnya kemudian menyodorkan selembar kartu nama milik Romi. "Dia minta mami simpan ini, katanya suruh kasih ke kamu kalau kamu menanyakan hal ini," lanjut Mami.

Dengan segera Mayla mencoba menghubungi nomor yang tertera dikartu nama itu.

[Bisa kita bertemu kembali tuan, Mayla.] sebuah pesan tanpa basa-basi terkirim.

[Datanglah ke Apartemen sore ini, kita tanda tangan kontrak] pesan Mayla sebelumnya langsung terbalas dengan cepat.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Mayla menekan bel apartemen Romi berkali-kali. Namun tak ada jawaban. Sepuluh menit ia menunggu didepan pintu. Mayla tak akan pulang dengan tangan kosong. Ia tak ingin berlarut terlalu lama dalam bayang-bayang hutang Pak Andre. Ia tak mau membayangkan bagaimana nasib dia dan adik-adiknya jika benar-benar sampai dijual oleh Pak Andre.

Tak lama, Romi membuka pintunya. Pemandangan indah yang Mayla lihat. Bertelanjang dada dan celana pendek  putih.
'Bukan waktu yang tepat' pikir Mayla. Pikiran liar Mayla meronta-ronta. Ia takut setelah masuk akan diterkam oleh mahluk ini.

"Masuklah, maaf saya baru bangun," ucap Romi sambil mengusap mukanya.
Mayla masuk menuju lemari kaca tempat jejeran buku yang tersusun rapi. Hobi membacanya sedari kecil masih sering ia lakukan.

"Saya mandi dulu ya, setelah ini kita kencan," ucap Romi sambil melingkarkan handuk pada lehernya.

Setengah jam berlalu, Romi baru kembali dari kamar mandinya.

"Saya tahu kamu pasti akan datang lagi. Ini kontrak kerjamu dengan saya," ucapnya sambil menyodorkan selembar kertas.

"Maaf tuan sebelumnya, saya ingin mengajukan satu syarat," ujar Mayla memelas.

"Katakan!"

"Bolehkan saya meminta bayarannya dibayar dimuka?"

"Berapa uang yang kamu butuhkan? Sepuluh juta, dua puluh juta?"

"Se..seratus juta," ucap Mayla ragu. Air matanya memulai menggenang. Mayla takut jika Romi  menolak permintaannya.

"Hah? Permainan macam apa ini?" mata Romi membulat sempurna. Kaget saat Mayla menyebutkan nominal yang ia minta. Laki-laki itu terdiam sejenak.
"Baiklah, permintaan mu saya kabulkan. Dengan satu syarat lagi. Kamu harus tinggal disini bersama saya," Romi memberikan pulpen kepada Mayla untuk segera menandatangani perjanjian itu. "Saya tidak menerima penolakan!" lanjutnya.

🌻🌻🌻🌻🌻

Semoga bisa next secepatnya ya. Minta dukungannya ya teman-teman 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Si Kupu-kupu MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang